Jumat, 03 Februari 2017

SAFIINAH BAB RUKUN IMAN

Kajian Safinnah Bab Rukun Iman
Senin, 30 Januari 2017
_________________________________________

( فصل) أركان الإيمن ستة:أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبالْيَوْمِ الْآخِرِ وَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ من اللّهِ تعالى

Baca'an Latin :
Arkaanul imaani Sittatun : An Tu'mina Billaahi , Wa Malaaikatihi , Wa Kutubihi, Wa Rusulihi , Wa bilyaumil Aakhiri , Wa bilqodari Khoyrihi Wasyarrihi Minalaahi Ta'aalaa.

Terjemah :
Rukun Iman ada 6 yaitu : Engkau beriman kepada Allah, para MalaikatNya , kitab-kitabnya , para RosulNya , hari akhir , serta taqdir baik dan taqdir buruk yang berasal dari Allah Ta'ala

Ringkasan :
Fasal Dua / Aqidah

Rukun iman ada enam, yaitu:
1. Beriman kepada Alloh Subhaanahu wa Ta'aalaa.
2. Beriman kepada para Malaikat
3. Beriman dengan segala kitab-kitab suci.
4. Beriman dengan para Rosul-rosul.
5. Beriman dengan hari kiamat.
6. Beriman dengan ketentuan baik dan buruknya dari Alloh Subhaanahu wa Ta'aala.

Penjelasan Rukun Iman
Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu : Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Keenam rukun ini telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur`an dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Allah Azza wa Jalla berfirman :

۞ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِوَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi.” (QS. Al-Baqarah: 177)
Adapun, iman kepada takdir maka disebutkan dalam firman-Nya:

إنا كل شيء خلقناه بقدر

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir.” (QS. Al-Qamar: 49)
Sementara dari As-Sunnah adalah hadits Umar bin Al-Khaththab yang masyhur tentang kisah datangnya Jibril alaihissalam untuk bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang iman. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda :

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim no. 9)
Part 3

Berikut penjelasan ringkas mengenai keenam rukun iman ini:
1.    Iman kepada Allah.
Tidaklah seseorang dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 perkara:
a.    Mengimani adanya Allah Ta’ala.
b.    Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
c.    Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
d.    Mengimani semua nama dan sifat Allah yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam tetapkan untuk Allah, serta menjauhi ta’thil, tahrif, takyif, dan tamtsil.
Part 4

2.    Iman kepada para malaikat Allah.
Maksudnya kita wajib membenarkan bahwa para malaikat itu ada wujudnya dimana Allah Ta’ala menciptakan mereka dari cahaya. Mereka adalah makhluk dan hamba Allah yang selalu patuh dan beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

ومن عنده لا يستكبرون عن عبادته ولايستحسرون يسبحون الليل والنهار لايفترون

“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya`: 19-20)
Kita wajib mengimani secara rinci setiap malaikat yang kita ketahui namanya seperti Jibril, Mikail, dan Israfil. Adapun yang kita tidak ketahui namanya maka kita mengimani mereka secara global. Di antara bentuk beriman kepada mereka adalah mengimani setiap tugas dan amalan mereka yang tersebut dalam Al-Qur`an dan hadits yang shahih, seperti mengantar wahyu, menurunkan hujan, mencabut nyawa, dan seterusnya.
Part 5

3.    Iman kepada kitab-kitab Allah.
Yaitu kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya, dan kalamullah bukanlah makhluk karena kalam merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk.
Kita juga wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya disebutkan dalam Al-Qur`an seperti taurat, injil, zabur, suhuf Ibrahim, dan suhuf Musa. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita mengimani secara global bahwa Allah Ta’ala mempunyai kitab lain selain daripada yang diterangkan kepada kita. Secara khusus tentang Al-Qur`an, kita wajib mengimani bahwa dia merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.
Part 6

4.    Iman kepada para nabi dan rasul Allah.
Yaitu mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Karenanya siapa saja yang mendustakan kenabian salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah mendustakan seluruh nabi lainnya. Karenanya Allah Ta’ala mengkafirkan Yahudi dan Nashrani tatkala tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan Allah mendustakan keimanan mereka kepada Musa dan Isa alaihimassalam, karena mereka tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Juga wajib mengimani secara terperinci setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita wajib mengimaninya secara global. Allah Ta’ala berfirman:

ولقد أرسلنا رسلاً من قبلك منهم من قصصنا عليك ومنهم من لم نقصص عليك

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78)
Part 7

5.    Iman kepada hari akhir.
Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Allah Ta’ala berfirman:

كما بدأنا أول خلق نعيده وعدا علينا إنا كنا فاعلين
“Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan melakukannya.” (QS. Al-Anbiya`: 104)
Ini makna hari akhir secara khusus, walaupun sebenarnya beriman kepada akhir itu mencakup 3 perkara, dimana siapa saja yang mengingkari salah satunya maka hakikatnya dia tidak beriman kepada hari akhir. Ketiga perkara itu adalah:
a.    Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh -yaitu alam di antara dunia dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang lulus dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat darinya.
b.    Mengimani tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10. Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan seterusnya hingga terbitnya matahari dari sebelah barat.
c.    Mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di padang mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan (penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), dan terakhir surga.
Part 8

6.    Beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Maksudnya kita wajib mengimani bahwa semua yang Allah takdirkan, apakah kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna hingga mengimani 4 perkara:
a.    Mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua kejadian yang tidak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya.
Allah Ta’ala berfirman:

لتعلموا أن الله على كل شيء قدير وأن الله قد أحاط بكل شيء علما

“Agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)
b.    Mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah menuliskan takdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 4797)
c.    Mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya, sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada kehendak dan izin dari-Nya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan kamu tidak dapat menghendaki (mengerjakan sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29)
d.    Mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman:

الله خالق كل شيء

“Allah menciptakan segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)

Kumpulan Pertanyaan Kajian Safinnah Bab Rukun Iman :
Senin, 30 Januari 2017

💎 WAG A : - ( Kosong )

💎 WAG B : Kang Mei
Pertanyaan
1. Ta'thil, tahrif, takyif, dan tamtsil.
Itu apa ???

Jawaban
📌. Tahrif (تخريف )
Tahrif secara bahasa ialah merubah
Adapun menurut istilah ialah merubah nash dari segi lafazh atau maknanya.
📌. Ta’thil (تعطيل )Ta’thil menurut arti bahasa ialah mengosongkan. Adapun menurut istilah ialah mengingkari apa yang wajib ditetapkan untuk Allah dari asma’ dan shifat-Nya atau mengingkari sebagiannya saja,
📌. Takyiif (تكيف )Takyiif adalah menjabarkan cara atau bentuk shifat Allah, seperti perkataaan seseorang; “Seperti apa bentuk tangan Allah?”, atau “Bagaimana cara Allah turun ke langit dunia?”, caranya adalah begini dan begitu.
📌. Tamtsil (تمثيل ) dan Tasybih (تشبيه)Tamtsiladalah menetapkan sesuatu serupa dengan sesuatu yang lainnya.Tasybihadalah menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

💎 WAB C : Kang Asro
Pertanyaan
1. Semua Sifat2 yg ada pada Asmaul Husna itu masuk ke Sifat Rububiyah Apa masuk Ke Sifat Uluhiyah ?

Jawaban
📕 Tauhid Asma' wa Shifat (Mengesakan Allah 'Azza wa Jalla dengan nama-nama dan sifat-sifat Nya). Menetapkan nama dan sifat sesuai Al-Qur'an dan Sunnah, dan tidak boleh ta'thil, tahrif, tamtsil, takyif.)
Sebagian ulama membagi tauhid 👇

١. معرفة و الاثبات
2. توحيد في طلب و القصد

1. Pengenalan dan penetapan (Rububiyyah dan Asma' wa Shifat).

2. Tauhid dalam tujuan ibadah (Uluhiyah).

فتح المجيد ج ١٨

📚 Jadi dapat di simpulkan bahwa Asmaul Husna hanya masuk ke Sifat Rububiyah

💎 WAG D : - ( kosong )

💎 WAG E : Kang Aris
Pertanyaan
1. Afwan,  boleh bertanya ya... 🙏😊
Dalam Al Quran dan al Hadits sering disebutkan

يومن بالله واليوم الاخر (beriman kpd Allah dan hati akhir)

Apakah ini menunjukkan bahwa beriman kpd Allah dan Hari akhir itu merupakan rukun iman yg paling Agung..?

Atau semua rukun iman sama sama Agung..?

Jawaban
📗 Beriman kepada Allah SWT dan hari akhir merupakan pondasi diantara imam-imam yang lainnya, jika kedua iman ini kuat maka iman yang lain akan mengikuti dan tinggal menyempurnakannya, namun sebaliknya jika rapuh  iman tersebut maka keimanan yang lain pun musti dipertanyakan. Dalam perbuatan keseharian pun akan terkontrol dengan kedua keimana tersebut, seperti orang amalanya baik pasti ingat Allah dan akhirat, orang melakukan kejujuran pasti demikian, dsb. Maka kokohkanlah Iman kepada Allah dan Hari akhir dan sempurnakanlah dengan iman yang lainnya (Iman kepada Malaikat, Kitab suci, Rasul²Nya, serta iman kepada qadha dan qadar dari Allah 'Azza wa Jalla). Wallahu a'lam bishowab.

💎 WAG F : - ( Kosong )

💎 WAG G : - ( Kosong )

💎 WAG H : Kang Mashudi
Pertanyaan
1. Umur berapa seorang anak harus mengetahui rukun iman ? Misal umur 25 ia baru mengetahui, siapa yang berdosa? Bila anak yatim piatu? Maaf  dan matur suwun.

Jawaban
.
📗 (فصل)  يجب على ولي الصبي والصبية أن يأمرهما بالصلاة ويعلمهما احكامها بعد سبع سنين.

Fasal,.wajibnya orang tua terhadap anak laki"/perempuan untuk memerintah melakukan sholat,dan mngajarkan hukum" tentang sholat,setelah anak usia 7 tahun

📕 والمرادبالولي كل من ابويه وإن عليا ولو من قبل الام.  فيسقط الوجوب بفعل احدهما . وإنما خوطبت بالام وإن لم يكن لها ولاية،  لانه من الامر بالمعروف.  ولذلك وجب ذلك على الاجانب ايضا على ما ذكره الزركش.

,  intinya kewajiban mendidik anak bagi orang tua, dan keatas ( nenek, kakek dll) walau dari jihat ibu, kemudian gugur kewajiban jika sudah di laksanakan oleh salah seorang, kewajiban mendidik juga sama bagi orang lain,  seperti yg dijelaskan oleh imam zarkasyi.
Sulam taufiq.

📒 وقال السمعاني يجب على الاباء ثم على الوصي أو القيم تعليمه اي المميز..

Wajib bagi orang tua kemudian orang yg diwashiyatkan kemudian orang yg merawat untuk mendidik anak yg sudah tamyiz ( sekitar tujuh tahun)
nihayah Az zain

💎 WAG I : Kang Adi
Pertanyaan
1. Jibril itu penyampai wahyu​
Apa setelah sempurnanya wahyu yang diturunkan kpd Nabi terakhir.,  jibril itu pansiun jd penyampai wahyu?? Lalu kalau iya pansiun ia bertugas sebagai apa saat ini hingga hr kiamit kelak???

Jawaban
📙 Tugas malaikat jibril, selain menyampaikan wahyu kepada nabi Muhammad SAW.

1. Memberi kekuatan kepada orang beriman yang memiliki sifat wala' dan bara'
yakni orang orang yang mencintai orang beriman dan berlepas diri dari orang kafir, dan senantiasa membela Allah subhanahu wata'ala dan agamanya demikian pula Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam dan sunnahnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya." [Al-Mujadilah:22]

Ada beberapa versi penafsiran ulama tentang maksud dari firman Allah {وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ} :
1. Menguatkan mereka dengan Al-Qur'an dalam berhujjah.
2. Menguatkan mereka dengan cahaya keimanan, hidayah dan tanda-tanda kebesaran Allah.
3. Menguatkan mereka dengan bantuan Jibril.

Dalam sahih Bukhari dan Muslim, Hassan bin Tsabir Al-Anshary meminta persaksian dari Abu Hurairah dan berkata: Aku memintamu demi Allah, apakah kamu pernah mendengan Rasulullah mengatakan:

" يا حسان ، أجب عن رسول الله ، اللهم أيده بروح القدس ! "

"Ya Hassan .. belalah Rasul Allah, Ya Allah kuatkanlah ia dengan ruh al-quds (Jibril)?"
Abu Hurairah menjawab: Iya.

Dan dalam sahih Muslim, dari Aisyah; Rasulullah berkata kepada Hassan bin Tsabit:

" إن روح القدس لا يزال يؤيدك ما نافحت عن الله ورسوله "

"Sesungguhnya Ruh Qudus (Jibril) senantiasa menguatkanmu selama engkau membela Allah dan Rasul-Nya".

2. Menyampaikan kepada penduduk langit bahwa Allah mencintai atau membenci seorang hamba

Dalam sahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah; Rasulullah bersabda:

" إن الله إذا أحب عبدا دعا جبريل فقال إنى أحب فلانا فأحبه - قال - فيحبه جبريل ثم ينادى فى السماء فيقول إن الله يحب فلانا فأحبوه. فيحبه أهل السماء - قال - ثم يوضع له القبول فى الأرض. وإذا أبغض عبدا دعا جبريل فيقول إنى أبغض فلانا فأبغضه - قال - فيبغضه جبريل ثم ينادى فى أهل السماء إن الله يبغض فلانا فأبغضوه - قال - فيبغضونه 

ثم توضع له البغضاء فى الأرض " .

"Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian berseru di langit:

Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu penduduk langit turut mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi. Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya:

Sesungguhnya Aku membenci si Fulan maka bencilah ia. Lalu Jibril ikut membencinya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah membenci si Fulan maka bencilah ia. Lalu penduduk langit turut membencinya, kemudian diturunkan rasa benci kepadanya di bumi."

3. Malaikat jibril turun ke bumi untuk menghadiri setiap orang mukmin yang meninggal dalam keadaan suci dari hadats

Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir dari Maimunah binti sa'ad:

"Wahai Rasulullah, bolehkah seseorang tidur dalam keadaan junub? Nabi menjawab "Aku tidak suka jika ia (orang yang junub) tidur sebelum berwudlu', aku khawatir ia lantas mati (dalam keadaan berhadats), sehingga tidak dihadiri oleh Malaikat Jibril.”

Sebagian ada yang mendoifkan hadis ini dikarenakan pada sanadnya terdapat usman bin abdirrahman ath thoroify yang biasa meriwayatkan dari orang orang yang dhoif (lemah periwayatannya) dan majhul (tidak dikenal para ulama)  

4. Menjaga kota Madinah ketika peristiwa munculnya Dajjal

Diriwayatkan oleh Nu'aim bin Hammad dalam al-Fitan, dan al-Thabrani dari Ibnu Mas'ud, bahwa ketika Nabi saw. menyebutkan ciri-ciri Dajjal, beliau bersabda:

"Lalu Dajjal melewati Mekkah, ternyata di sana dia bertemu dengan makhluq yang sangat besar, maka dia bertanya: siapa kamu? makhluq tersebut menjawab 'aku adalah Mika'il, Allah mengutusku untuk menjaga tanah haram ini'. Kemudian Dajjal meneruskan perjalanannya ke Madinah, disana dia juga bertemu dengan Makhluq yang besar dan dia bertanya: siapa kamu? makhluq itu menjawab: 'aku adalah Jibril, aku diutus Allah untuk menjaga tanah haram ini'."

5. Turun pada malam lailatul qodar (setiap tahun) dan memberikan salam kepada kaum muslimin

Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan dua pendapat makna Ar Ruh ketika menafsirkan ayat ke 4 surat Al Qodr

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ar Ruh dengan izin Rabbnya untuk mengatur urusan"

1. Ar Ruh adalah malaikat jibril sehingga ini termasuk bab mengathofkan khos (jibril) dengan 'am (malaikat-malaikat)

2. Ar Ruh adalah sejumlah malaikat sebagaimana pada surat An Naba'

Ayat ini semakna dengan ayat ke 4 dalam surat Al Ma'arij

[ تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ [المعارج:4]

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun" (QS Al Ma'arij:4)

Dan pendapat pertama ini dikuatkan dengan ayat

[ نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ [الشعراء:193]

"dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril)" (QS Asy Syu'ara:193)

📚 Jadi dapat disimpulkan bahwa gak ada kata pensiun untuk malaikat sampai hari kiamat

💎 WAG J : Kang Nordiansyah
Pertanyaan
1. Apa hukumnya bg org muslim yg menolak hukum Allah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun bernegara.? Apakah hanya merusak keimanannya atau sampai menggugurkan keimanannya?

Jawaban

📓 Allah Subhanahu Wa Taala telah berfirman:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Maksudnya : "Dan barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. " (Surah al-Maidah (5) ayat 44)

Firman Allah Subhanahu Wa Taala :

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Maksudnya : "Dan barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim."(Surah al-Maidah (5) ayat 45)

Firman-Nya lagi :

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Maksudnya : "Dan barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik." (Surah al-Maidah (5) ayat 47)

📖 Ayat-ayat tersebut, meskipun diturunkan berkenaan kaum Yahudi dan Nasrani, namun tidak terhad ke atas mereka semata-mata kerana ungkapan ayat tersebut bersifat umum.

💎 WAG Akhwat : Mbak Maisaroh
Pertanyaan
1. ana mw tny part8 point b. tlong jelaskan lebih jelas lagi ttg takdir. ada yg bilang kalo takdir bisa dirubah dengan do'a. lalu bagaimana dengan takdir yg sudah tertulis sblm kita lahir ?

Jawaban
📘 Takdir d bagi menjadi 2 takdir mubram dan takdir muallaq,, nah dr pertanyaan di atas termasuk takdir muallaq yg artinya ketentuan Allah yg mungkin dpt diubah oleh manusia melalui usaha/ikhtiar (Jika Allah mengizinkannya sperti: kepandaian, kekayaan, kesehatan dll. Bukankah Allah swt telah berfirman dlm Qur'an Surah Ar-Ra'du ayat 11
Allah telah mengatakan bahwa Allah tdk akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah diri mreka sendiri.

📝 Ana punya 1 prinsip dengan singkatan "DUIT"
D: doa
U:usaha
I:ikhtiar
T:tawakkal
Kalau kita hanya berdoa,berikhtiar, bertawakkal saja tanpa ada usaha,, itu akan sia2,,
Begtu juga sbaliknya kalau kita berusaha tanpa berdoa dll,, maka usaha kita itu tdk akan memuaskan,,

MUHIMMAT
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Kesimpulan ini kami buat berdasarkan hasil diskusi dari semua anggota WAG SANTRI INDONESIA
Dan tidak semuanya bisa di jadikan rujukan hukum

💎 Kekurangan hanya milik kami,dan kesempurna'an hanyalah milik Alloh SWT
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

( WAG Santri Indonesia )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar