Selasa, 04 April 2017

Kajian Safiinah BAB Syarat-syarat Wudhu'

Kajian Safiinah An Najah 📙
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Senin, 03 April 2017
⏰ 20:00 WIB - 23:00 WIB

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
BAB : Syarat-Syarat Wudhu'

Lafadz Arob

(فَصْلٌ) شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌ : اْلإِسْلَامُ ، وَ التَّمْيِيْزُ ، وَالنَّقَاءُ  عَنِ الْحَيْضِ وَ النِّفَاسِ ، وَ عَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى البَشَرَةِ ، وَ أَنْ لَّا يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ ، وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَتِهِ وَاَنْ لَايَعْتَقِد َ فَرْضًا مِنْ فُرُوْضِهِ سُنَّةً ، وَالْمَاءُ الطَّهُوْرُ ، وَ دُخُوْلُ الْوَقْتِ ، وَ الْمُوَالَاةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِ.
ِ
Lafadz Latin

Syuruuthul wudhuui 'asyarotun : Al-Islamu , wat tamyiizu , wan naqoou 'anil haidhi wan nifaasi wa an maa yamna'u wushuulal maai Ilal basyaroti , wa an laa yakuuna 'alal 'udhwi maa yughoyyirul maa-ath thohuro, wal'ilmu bifardhiyyatihi , wa an laa ya'taqida fardhon min furuudhihi sunnatan , wal maau ath-thohuuru , wadukhuulul waqti , wal muwaalatu lidaaimil hadatsi.

Terjemah :

Syarat–Syarat Wudhu` ada sepuluh,  yaitu :

1. Islam
2. Tamyiz (cukup umur dan berakal)
3. Suci dari Haidh dan Nifas
4. Bersihnya anggota badan dari hal yang mencegah sampainya air ke anggota badan
5. Tidak ada sesuatu melekat pada anggota wudhu yang bisa merubah air
6. Mengetahui kewajiban wudhu
7. Tidak meyakini fardhu-fardhu wudhu sebagai sunnah
8. Menggunakan air yang suci dan menyucikan
9. Masuk waktu (sholat)
10. Muwalah

Syarat sah wudhu di atas apabila tidak terpenuhi maka wudhu tidak dihukumi sah. Berikut penjelasan tentang syarat-syarat tersebut:

1. Islam

Wudhu hanya bisa sah apabila dikerjakan oleh seorang muslim, karena itu orang kafir tidak sah mengerjakan wudhu sebab wudhu merupakan ibadah badaniah (ibadah yang dikerjakan oleh anggota badan yang nampak) yang disyaratkan bagi yang mengerjakannya harus beragama islam dan juga membutuhkan niat, karena itu orang kafir tidak sah mengerjakan wudhu. 

2. Tamyiz

Orang yang mengerjakan wudhu disyaratkan harus sudah tamyiz agar wudhu yang dikerjakannya dihukumi sah, karena itu wudhu yang dikerjakan oleh anak kecil yang belum tamyiz tidak sah. Sebab wudhu membutuhkan niat yang berfungsi untuk membedakan antara pekerjaan yang bersifat ibadah dengan yang lainnya.

3. Suci dari haidh dan nifas

Wanita yang sedang dalam keadaan haidh dan nifas tidak sah apabila mengerjakan wudhu, begitu juga tidak sah mandi besar yang dikerjakan dengan niat menghilangkan hadat, bahkan hal tersebut harom dilakukan oleh wanita yang sedang haidh dan nifas. Sebab wudhu adalah ibadah, sedangkan orang yang sedang mengeluarkan darah haidh atau nifas bukanlah termasuk orang yang diperintahkan untuk mengerjakan ibadah tersebut.

4. Bersihnya anggota badan dari perkara yang dapat mencegah sampainya air keanggota tubuh.

Anggota badan orang yang wudhu disyaratkan harus bersih dari perkara yang akan menghalang-halangi sampainya air pada kulit bagian luar, seperti adanya benda padat yang menempel pada anggota badan yang wajib dibasuh dalam wudhu, Adapun kotoran yang ada dibawah kuku apabila kotoran tersebut berasal dari benda lain maka harus dibersihkan, namun apabila berasal dari keringat tubuh yang mengendap maka tidak wajib dihilangkan. 

5. Tidak   terdapat sesuatu pada anggota wudlu’ yang bisa merubah air

Maksudnya adalah pada anggota tubuh orang yang wudhu tidak terdapat sesuatu yang akan membuat air yang digunakan wudhu menjadiberubah yang mana perubahan tersebut sampai merubah kemutlakan air, seperti ada minyak za’faron pada anggota badan dan saat menempel pada air yang digunakan wudhu minyak tersebut merubah air menjadi seperti minyak, namun apabila perubahannya hanya sedikit air tersebut masih bisa digunakan bersuci.

6. Mengetahui kewajiban wudhu

Orang yang wudhu harus mengerti bahwa wudhu yang dikerjakan hukumnya adalah wajib. Jadi apabila ia ragu-ragu mengenai kewajibannya atau ia meyakini bahwa wudhu sebelum sholat bagi orang yang hadats hukumnya sunat, maka wudhunya tidak sah.

7. Tidak meyakini fardhu-fardhu wudhu sebagai suatu kesunatan

Artinya wudhu seseorang dihukumi sah apabila :

a) Mengetahui dengan pasti mana yang wajib dan mana yang sunat

b) Meyakini bahwa semua yang ia kerjakan adalah wajib

c) Meyakini bahwa sebagian yang ia kerjakan adalah wajib dan sebagian yang lainnya adalah sunat, tanpa tahu persis mana yang wajib dan mana yang sunat, semisal ia ditanya mana yang wajib dan mana yang sunat ia menjawab; “saya tidak tahu”.

Dalam ketiga keadaan tersebut wudhu yang dikerjakan seseorang dihukumi sah. Yang dihukumi tidak sah adalah apabila seseorang meyakini bahwa salah satu fardhu-fardhu tersebut hukumnya sunat. 

8. Menggunakan air yang suci dan mensucikan

Air yang digunakan untuk wudhu haruslah air yang suci dan mensucikan, jadi apabila yang digunakan adalah air yang suci tapi tidak bisa menyucikan seperti air musta’mal dan air yang terkena najis mka wuhunya tidak sah.

Delapan syarat diatas adalah syarat yang diberlakukan secara umum, sedangkan bagi orang yang terus menerus berhadats, seperti wanita yang sedang mengeluarkan darah istihadhoh dan orang yang tidak bisa berhenti mengeluarkan air kencing, maka terdapat 2 syarat tambahan, yaitu :

9. Masuknya waktu (sholat)

Jadi apabila wudhunya dilakukan sebelum masuknya waktu maka wudhunya tidak sah dan harus diulangi lagi saat waktu sholat telah masuk.

10. Muwalah (terus menerus dalam mengerjakan fardhu-fardhu wudhu).

Maksud dari muwalah adalah membasuh/mengusap anggota badan sebelum keringnya anggota badan sebelumnya. 

Lebih jelasnya, urutan dari perkara-perkara yang harus dikerjakan orang yang selalu berhadats adalah :

a) Membersihkan najisnya
b) Menempelkan kapas pada tempat keluarnya darah kecuali saat puasa.
c) Jika kapas tersebut tidak mencukupi, karena darah yang keluar banyak semisal, maka ditambah dengan perban
d) Setelah waktu sholat masuk, bergegas melakukan wudhu dan sholat.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📚 Referensi

📕 Safinah An Najah
📙 Ghoyatul Muna, Hal : 176 - 179
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Pertanyaan Kajian Kitab Safiinah An Najah📚 WAG Santri Indonesja G

1⃣ Kotoran hewan niku membatalkan wudhu mboten njeh kang?
Bahasa Indonesianya
(Apakah kotoran hewan bisa membatalkan  wudhu?)

Jawab:
Untuk menghukumi batal tidaknya wudlu’ dengan sebab terkena kotoran hewan, maka dijelaskan terlebih dahulu tentang najis tidaknya kotoran hewan tersebut sebagai berikut :
a. Hewan yang boleh dimakan dagingnya, seperti unta, sapi, kerbau, atau yang lain maka kotoran hewan tersebut tidak najis, hal tersebut berdasar pada dalil :
Dari Anas bin Malik : Sesungguhnya ada serombongan orang dari ukal (Urainah) yang datang ke Madinah, maka mereka terkena penyakit perut (mulas)
Lalu Rasulullah SAW memerintahkan untuk mencari unta yang memiliki susu , kemudian beliau memerintah mereka agar memeras (susu unta tersebut) serta meminum susu serta kencing unta tersebut (HR. Bukhari Muslim)
Imam Asy Syaukany berkata : dan sungguh hadits ini adalah dalil bahwa kencing binatang ynag dimakan dagingnya adalah suci, dan ini adalah pendapat dari Al Utroh, An Nakh’iyi, Al Auzaiy, Az Zuhry, Imam Malik, Ahmad, Muhammad, Zafar, dan sekelompok salaf serta disepakati oleh para pengikut Imam Syafi’iy diantaranya adalah Ibnu Kuzaimah, Ibnul Mundzir, Ibnu Hibbah, Al Ishthohry dan Ar Ruyany, adapun tentang unta maka sudah ada nashnya sedang yang lain yang dagingnya boleh dimakan maka diqiyaskan dengan unta. (lihat Nailul Author 1/59-60)
b. Hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya, seperti babi dan juga kototran manusia, maka ini adalah najis, hal ini berdasar pada dalil berikut :
Dari Anas dia berkata : kami tertimpa (makan) daging kel;edai yaitu pada hari khibar, maka penyeru Rasulullah menyerukan bahwa Allah dan RasulNya telah melarang kalian (makan) daging keledai, maka keledai itu sesungguhnya najis. (HR. Bukhori Muslim)
Dari keterangan hadits di atas dapatlah kita jawab pertanyaan tersebut, bahwa bila terkena kotoran hewan yang boleh dimakan dagingnya maka tidak membatalkan wudlu’, cukup dengan membersihkannya, tetapi bila terkena kotoran manusia atau hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya maka batallah wudlu’nya. (lihat Nailul Author 1/59-60,76-77)
Maroji’ :
Nailul Author 1/59-60,76-77, Nailul Author 1/59-60. 

Kotoran hewan yg umum kan najis , jadi dapat mmbatalkan wudu ( ini menurut saya lo)

Alasannya bisa d jelaskan kang???

Alasannya... Anu.. Tidak bisa d umgkapkan dg kata2 terlalu sulit u/ mengungkapkannya..  Mungkin yang lain ..ehh.. Anu saya serahkan kepada mbahku saja mbak..

Aku lambaikan tangan nak... mungkin kamu bisa menjawab nak?

anu.. Aku ibid mbah saja...

2⃣ Mengambil wudhu sbelum masuk sholat,dan harus mngulang wudhu dan sholat stelah masuk waktunya,..klo wudhunya blum batal saat sholat asyar,dlanjut sholat magrib??apa harus mngulang?

Jawab :
Nk akuu ..
yo harus di ulang kang ...

Lha tpi lo blum batal gus

Mungkin, mnurut saya Ndak perlu juga gapapa pak..
Tapi kalo hati gak yakin/ragu.. Alangkah baik.nya mengulang wudlu..

Kalo saya,, lebih baik d ulang,, untuk lebih memantapkan wudhu kita,,,
Jen pahala,ne yo akeh, tapi ojo boros,,

Silahkan ambil wudu lagi kalo ragu.

<WAG SANINDO J>

💞☆💞☆💞☆💞☆💞☆💞☆💞

Pertanyaan:

1⃣ Pada poin yg ketuju dimana fardhu2 wudhu tidak di anggap sbagai sunahnya wudhu mnjadi salah satu syarat sahnya wudhu...
Jika hal itu terbalik bagaimana?? Dalam artian jika sunah2 nya wudhu di anggap perlu di lakukan dn di anggap wajib di lakukan seperti berkumur2 . Hal itu apa menjadi salah satu hal yg bsa mnjadi penyebab salah satu tdak sahnya wudhu??

Terimakasih bimbinganya....

Jawaban:
💞 Kita ketahui yg menjadi rukun wudu sprti yg ada di dlm QS Al Maidah ayat 6 yg artinya "wahai org2 yg beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku (sudah Baginda Rasul di lebih an melewati daripada siku sedikit), dan sepuluh kepadamu, dan basuh kedua kaki untuk sampai kedua mata kaki.
Maksud dri no 7 itu, selain drpd yg itu adalah sunah.

mohon dikoreksi

💞 Knapa sunah kita tetap lakukan, karena yang sunah2 itu bersumber dari Baginda Rasul Saw dan apabila kita melaksanakan sunah beliau, maka kita telah menjadi umatnya yg slalu menjalankan sunah2nya dan bukti kecintaan kita kepada Baginda Rasul Saw.

💞 Iya niat itu sunah, tapi di haruskan..
Al Qur'an tdk memberi penjelasan2 sprti di hadits.
Maka dari itu fungsi al hadits memperjelas hal hal yg blm di jelaskan di dlm Al Qur'an dan hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al Qur'an

2⃣ maaf.. untuk no.9 tolong d'jlas'kan lbih detail'x..
krna setahu saya dlam sehari adl wktu shalat smua dlam perputaran waktu'x..

Jawaban:
💞 Oh yang itu, nah itu lari nya ke dalam perasaan was2.
Sperti contoh, kita sedang Buang air kecil, maka kita siram lah (maaf) kemaluan kita dan sdh yakin tidak akan keluar lagi walaupun setetes air kencing.
Nah itu, kita anggap saja air pada saat kita menyiram ke (maaf) kemaluan kita.
Sdh itu saja, nanti kalo ada was2 trus, susah urusannya.

Semoga Allah ta'ala memaafkan

👉 berarti ini kembali'x ke dalam hal2 yg membatalkan wudhu geh..??

💞 Nggeh..
Tapi sperti yg saya bilang td, ketika kita pd saat buang air kecil dan sdh di siram.. Trus wudu, nah ada perasaan sprti ada yg keluar lagi..  Kalau merasa bgtu, sdh anggap saja itu air pada saat kita menyiram ke kemaluan kita.

👉 klo seandai'x merangkap 2 shalat dlam 1 wudhu boleh gk kang..??
- contoh : saya wudhu untuk shalat ashar.. pas waktu magrib saya tidak wudhu tpi lngsung shalat magrib.. dlam keadaan belum batal..
nah.. apakah sah shalat saya sah.. pdhal saya tidak wudhu untuk shalat magrib..

💞 Merangkap 2 sholat dzuhur sama ashar lah misalnya dalam 1 kali wudu ya?  Jawabnya boleh, dengan syarat td wudu nya tidak boleh batal
- Kalau sampean merasa wudu itu masih sempurna dan blm merasa batal, ya udah laksanakan sholat.
Tapi kalo pada saat itu ada makan2 ya ntah itu, roti, kacang, dsb, nah diharuskan baginya berkumur2 saja.

💞☆💞☆💞☆💞☆💞☆💞☆💞

    
👥 Season tanya jawab WAG H
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dari penjelasan diatas, syarat wudhu point ketiga yaitu wanita yang haid/nifas (hadast besar) tidak sah berwudhu bahkan haram melakukannya.
💁 Tolong lampirkan dalilnya secara impilist!!

🎤 Jawab
Berwudhu atau Mandi

🔸 Sebagian ulama dari kalangan mazhab Syafi`i dan al-Hanabilah berpendapat bahwa wanita haidh haram untuk berwudhu dan mandi. Maksud wudhu dan mandi yang diharamkan disini adalah wanita yang sedang haidh lalu mandi dan berwudhu dengan niat untuk bersuci dari hadats besarnya itu seolah-olah darah haidhnya sudah selesai, padahal belum selesai. Adapun mandi dan aktivitas bersuci lainnya tidak ada larangan bagi wanita haidh bila dengan tujuan selain larangan diatas.

🔹 Bila wudhunya untuk menghilangkan hadats atau untuk ibadah maka haram karena akan menimbulkan TANAAQUD (fungsi wudhu bertentangan dengan keadaannya yang sedang hadats) dan menimbulkan TALAA'UB (mempermainkan ibadah sebab dia tahu wudhunya tidak bisa menghilang hadast berupa haid/nifas).

🔹 Bila wudhunya untuk menghilangkan hadats atau untuk ibadah setelah berhentinya darah maka sunnah karena fungsinya TAQLIIL ALHADATS (meringankan dan mengecilkan hadats) dan NASYAATH LI ALGHUSLI(Untuk merangsang segera mandi).

🔹 Bila wudhunya tidak untuk menghilangkan hadats/ibadah melainkan wudhu yang tujuannya untuk 'AADAH/kebiasaan seperti Tabarrud (menyejukkan dirinya) dan nazhoofah (kebersihan) maka sunnah karena fungsi rof'i alhadats (menghilangkan hadats) atau taqliil alhadats (meringankan/mengecilkan hadats tidak terjadi dalam wudhu semacam ini dan tidak menimbulkan tanaaqud (fungsi wudhu bertentangan dengan keadaannya yang sedang hadast).

📚 Referensi
📕 Bidayatul Mujtahid ( I/54-57)
📕 Hasyiah al Bajuri (I/117)

🐬 Wa Allohu A'lam 🐬
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📚 Rangkuman Tanya Jawab Kajoan Safinah Sanindo [K]

1⃣ Keterangan kalau berwudhu belom masuk waktu sholat wudhu nya gak sah ?  Mohon lebih diperjelas lg
👇👇👇
Jika org yg daimul hadast (yg slalu berhadats) sperti beser ato istihadho, maka harus wudhu stelah masuk wkt nya sholat

Itu merupakan syarat tambahan bagi wanita yg mengeluarkan darah istihadhoh atau yg tidak bisa bergenti mengeluarkan air kencing. 👉Wudhu org yg daimul hadast tu harus dilakukan stelah masuk wkt sholat n dia harus sgera melakukan sholat fardhu

Jadi bagi wanita yg dlm keadaan istihadhoh itu apabila akan melaksanakan sholat. Maka wudhu.nya ketika sudah masuk waktu sholat. Karena harus membersihkan darah.nya terlebih dahulu..

2⃣ maaf, mau tanya yg nmr 10. itu kalok puasa istikadhoh, tak boleh pakai kapas?
👇👇👇
Masih terdapat khilaf

3⃣ Wudhu tapi minum.hukumnya giimana??
👇👇👇
Hukumnya makruh.
Ya sperti itu karna ada himbauan untuk mencegah makan dan minum setelah berwudhu kalau sudah terlanjur makan or minum yg ada rasanya di anjurkan berkumur supaya sisa sisa makanan yg menyelinap di gigi hilang dan hilang rasa minuman td

4⃣ Gmna hukumnya klo rukun wudhunya gk tertib/berurutan.?
👇👇👇
Tidak sah karena harus tertib. 👉 Diantara fardhu" wudhu adalah tertib
Jadi gak sah bila rukun" wudhu dilakukan scara tdk tertib/ urut

5⃣ Gmna klo misal wudhunya udh slese, berurutan, setelah itu menambah gerakan, misal mengulang basuh/cuci tangan, kaki,dll?
👇👇👇
Bentar apakah masih menyakini bahwa gerakan td masih dalam wudhu?  Kalo iya wudhunya gak sah tetapi....  Jika meyakini pargerakan tambahan tsb. Sudah diluar melakukan wudhu maka wudhunya sah sah saja

6⃣ Rukun wudhu & fardhu & syarat apaa pengertiannya ?
👇👇👇
Rukun wudhu perkara yg harus dilakukan didalam wudhu seperti niat sampe membasuh kaki
Fardhu wudhu melakukan perkara yg diwajibkan didalam wudhu contoh niat masih muka masih tangan sampe siku mengusap sebagian kepala membasuh kaki

Syarat wudhu perkara yg harus dilakukan sebelum melakukan wudhu

7⃣ wudhunya orang yg terluka gimana yg dg keadaan bisa melakasanakan shalat tapi ndak memungkinkan untuk wudhu ataupun tayamum,? qodo'?.
👇👇👇
▶Dilihat2 dulu kadar lukanya..
Sekiranya sama halnya orang buntung

🔺 Terluka tak bisa kena air, bukan berarti tak bisa kena debu.
Tayamum itu bukan berarti kita mengoleskan debunya.
Yg penting ketika akan shalat harus berwudhu.
Tak bisa wudhu ya tayamum

👉 tetap nnti sholatnya qodho^ ...sholatnya ktika sakit hanya lihurmatil waqti
👇👇👇
Cara wudhu org yg trluka.
1.      Bersihkan luka dari najis

2.      Berwudhu’ dengan membasuh semua anggota wudhu’ yang tidak terluka

3.      Bertayamum seperti tayamum biasa untuk menyucikan anggota wudhu’ yang terluka

4.      Tayamum dilakukan sesudah atau sebelum membasuh anggota wudhu’ yang padanya ada luka, karena wajib memelihara tertib wudhu’.

5.      Dalam keadaan suci pakai perban (bila harus pakai perban).

Bila berhadas lagi setelah memakai perban :

1.  Berwudhu’ dengan membasuh semua anggota wudhu’ yang tidak terluka

2.   Menyapu air di atas perban untuk menyucikan angota wudhu’ yang tidak terluka di bawah perban

3.   Bertayamum seperti biasa untuk menyucikan anggota wudhu’ yang teluka

4.   Tayamum dilakukan sesudah atau sebelum membasuh anggota wudhu’ yang padanya ada luka, karena wajib memelihara tertib wudhu’.

Bila ketentuan di atas telah dilakukan dan luka bukan pada angota tayamum tidak wajib qadha shalat yang dilakukan dengan wudhu’ tersebut.

Bila luka berada pada anggota tayamum, wajib qadha salat yang dilakukan dengan wudhu’ tersebut.

Bila luka dipakai dalam keadaan berhadas wajib qadha salat yang dilakuan dengan wudhu’ tersebut.

📚 Muhammad bin Qaashim,  Fath al-Qariib al-Mujib fii Syarh Alfadh at-Taqriib, (Bairut: Daar Ibn Al-Hazam, 2005), hal. 51.

“Dan si shahib jabair (al-Jabair adalah jama’ dari jabirah dengan fatah jim, yaitu kayu atau bambu yang dibentangkan dan diikat diatas luka supaya menyatu kembali) wajib menyapu air di atas perban bila tidak mungki dicabut kerena bisa menimbulkan kemudharatan seperti telah dijelaskan dan dia wajib betayamum seperti tayamumum biasa (menyapu muka dan dua tangan) lalu ia salat dan tidak wajib mengulangi salat tersebut bila perban itu dipakai dalam keadaan suci dari hadas dan lukanya bukan pada anggota tayamum. Bila lukanya pada anggota tayamum atau dipakai perban dalam keadaan berhadas wajib diulangi salat tersebut. Ini merupakan pernyataan Immam An-Nawawi dalam Raudhah.”

Abubakar bin Muhammad, Kifayah al-Akhyar Fii Hall Ghayah al-Ikhtishar, (Damsyiq: Daar al-Khair, 1994), hal. 62:
“Wajib atas orang yang memakai perban melakukan hal berikut:
Membasuh anggota wudhu’ yang tidak terluka berdasarkan mazhab, wajib membasuh seluruh bagian sehat yang mungkin dibasuh sehingga dibawah ujung-ujung perban dengan cara meletakkan kain yang dibasahi dan memerasnya agar dibawah ujung-ujung itu terbasuh dengan tetesan air, menyapu air di atas perban berdasarkan pendapat masyhur, sebagaimana disebutkanoleh as-Syeikh untuk menyucikan anggota sehat dibawah perban dan wajib membasuh seluruh bagian jabirah menurut pendapat shahih dan wajib bartayamum berdasarkan pendapat masyhur.”

8⃣ Ketika wudhu trus sisi ( buang kotoran dari hidung) itu gimana? Padahal wudhunya belom selesai
👇👇👇
Tdk apa apa..
Ttp lanjut wudhu nya.

Wallahu'alam

📚 Rangkuman Tanya Jawab Kajian Safiinah Sanindo [E]

1⃣ Klo wudhu ny dgn niat penyegaran atau suatu kebiasaan ketika sebelum tdur
Apakah masih di hukumi harom?
Apakah wanita yg sedang haid/nifas tidak boleh Wudlu?? Sedangkan itu merupakan rutinitas nya sebelum tidur ?? Atau sekedar ingin menyegarkan diri??
👇👇👇
Boleh... Karena jistru dianjurkan untuk wudhu sebelum tidur

🔺Boleh aja saat haid wudhu. Walaupun niatnya gk sah tpi tep boleh. Aplgi bisa mnjga wudhu setiap saat.

Wudhu ketika suci dri haid atau pas haid seprtinya gk mslh. Apalgi untuk menyegarkan.
👇👇👇
Imam Nawawi menjelaskan

أما أصحابنا فإنهم متفقون على أنه لا يستحب الوضوء للحائض والنفساء لأن الوضوء لا يؤثر في حدثهما فإن كانت الحائض قد انقطعت حيضتها صارت كالجنب

“Para ulama mazhab kami (Syafi’iyah) sepakat bahwa tidak dianjurkan bagi wanita haid atau nifas untuk berwudhu (sebelum tidur) karena wudhunya tidak berdampak pada statusnya, karena ketika darah haidnya sudah berhenti (sedangkan dia belum mandi suci), hukumnya seperti orang junub.

📚 (Syarh Shahih Muslim, 3/218)

🔺Dalam riwayat Bukhari disebutkan dari Ummu Salamah ia bertanya kepada Aisyah:

أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْقُدُ وَهُوَ جُنُبٌ قَالَتْ : نَعَمْ ، وَيَتَوَضَّأُ

“Apakah Nabi pernah tidur dalam keadaan junub?” Aisyah berkata: “Ya, dan beliau berwudhu terlebih dahulu.” (HR. Bukhari)

🔺 Ibnu Daqiq al-‘Ied berkata: Imam Asy-Syaf’i menjelaskan bahwa wudhu untuk meringankan hadats tidak berlaku untuk hadats haid.”

📚 (Fathul Bari, Ibnu Hajar al-Asqalani)

🔺 1. Wanita yg sedang haid itu diperbolehkan untuk berwudhu, tapi  beda niat. Kalau wanita  yg tdk haid/nifas (suci) niat wudhunya kan ada kata fardhu, ttapi jka wanita yg sedang haid/nifas maka niatnya sunnah..
Niatnya seperti ini :
Nawaitul wudhu a sunnatan lillahi ta'alaa.

2⃣ Setau saya kalo wudhu itu membasuh tiga kali sunnah, membasuh sekali wajib. Nah kalo membasuh cuma dua kali gimn, dan juga kalo kanan 2 kiri 3 , itu pripun ngeh ?
👇👇👇
🔺Setahu sya wudhu disunahkn 3x, yg dilakukn pertma itu wajib.. Kedua n ketiga itu sunah.

🔺Kalo menurutku kalo kiri 3 kanan 2 itu tdk apa. Tpi yg lehbih afdhol itu disamaakan (kiri 3 kanan 3)

🔺Kalo wudhu ny 2 kali setau aku hukumny makruh
Klo lebih dari 3 kali hukumny ga boleh
Karena isrof
Mubzir

🔺قال؛ هكذا الوضوء فمن زاد على هذا او نقص فقد اساء او ظلم

Dan ado pun.. ado hadist yg bilang. Rasul pernah wudhu sekali..  duo kali.. atau lebih.. dari 3x.. itu hanya sekedar pengajaran kepada ummat..
Klu ini boleh.. tapi makruh...
Inget.. klu lebih 3x.. itu makruh.. klu banyu itu selain banyu wakaf (pemberian).. kalu banyu yo dari wakaf.. haromm hukum Yoo.. karen wakaf punyo wong banyak
📚 Bayjury

3⃣ Sya pny 2 tmn... Yg stu wudhu.y hnya yg bagian wajib sja dn yg stu.y lengkp wudhu.y.. Lha teman sya ini berselisih pendapat.. "Klau hnya bgian wjib sja tdk sempurna wudhumu"... Tmen sya menjawab"yg ptg wajib sdh terpenuhi toh bgian yg lain hnya sunnah"..
👇👇👇
Wudhu yg hanya wajib saja d kerjakan
Dengan wudhu yg lengkap dengan sunnah2 nya
Diibaratkan dpt makanan
Sama2 dpt makanan tp yg hanya ngerjain wajib aja kayak makan nasi aja, toh msh kenyang jg kan?
Kl yg wudhu ny d lengkapi sunnah2 ibarat dpt makanan nasi dengan sayur, buah
Dapet nilai plus

Hukumnya sama2 sah
Tp yg hanya ngerjain wajib aja beda dpt ny dgn yg dengan sunnah2 ny
Dpt nilai plus dia

🔺 Wudhu temen yg pertama itu adalah wudlu yg mencukupi (Al Wudhuul Mujzi')

Dan kedua wudhu itu tetep sah

Wudhu temen kedua adalah wudhu yang sempurna (Al Wudhuul Kamil)
📚 kitab Mukhtasharul Fiqhil Islamy hal. 425

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WUDHU WANITA HAID

a. Bila wudhunya untuk menghilangkan hadats atau untuk ibadah maka haram karena akan menimbulkan TANAAQUD (fungsi wudhu bertentangan dengan keadaannya yang sedang hadats) dan menimbulkan TALAA'UB (mempermainkan ibadah sebab dia tahu wudhunya tidak bisa menghilangkan hadats berupa haidnya)

b. Bila wudhunya untuk menghilangkan hadats atau untuk ibadah setelah berhentinya darah maka sunnah karena fungsinya TAQLIIL ALHADATS (meringankan dan mengecilkan hadats) dan NASYAATH LI ALGHUSLI (Untuk merangsang segera mandi)

c. Bila wudhunya tidak untuk menghilangkan hadats/ibadah melainkan wudhu yang tujuannya untuk 'AADAH/kebiasaan seperti Tabarrud (menyejukkan dirinya) dan nazhoofah (kebersihan) maka sunnah karena fungsi rof'i alhadats (menghilangkan hadats) atau taqliil alhadats (meringankan/mengecilkan hadats tidak terjad dalam wudhu semacam inii dan tidak menimbulkan tanaaqud (fungsi wudhu bertentangan dengan keadaannya yang sedang hadats)

📚 Aljamal I/486

ﻭﻟﻠﺤﺎﺋﺾ ﺑﻌﺪ ﺍﻧﻘﻄﺎﻉ ﺣﻴﻀﻬﺎ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻟﻨﻮﻡ ﺃﻭ ﺃﻛﻞ ﺃﻭ ﺷﺮﺏ ﺃﻭ ﺟﻤﺎﻉ ﺃﻭ ﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﺗﻘﻠﻴﻼ ﻟﻠﺤﺪﺙ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻻ ﺗﺒﻄﻠﻪ ﻧﻮﺍﻗﺾ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻛﺎﻟﺒﻮﻝ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺒﻄﻠﻪ ﺟﻤﺎﻉ ﺁﺧﺮ ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻳﻠﻐﺰ ﻓﻴﻘﺎﻝ ﻟﻨﺎ ﻭﺿﻮﺀ ﻻ ﺗﺒﻄﻠﻪ ﺍﻷﺣﺪﺍﺙ

📚 AlMughni I/110 :

ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩﺓ ﻟﻠﺘﻨﻈﻴﻒ ﻛﺄﻏﺴﺎ ... ﻝ ﺍﻟﺤﺞ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺗﺄﺗﻲ ﺑﻬﺎ
ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺃﻱ ﺍﻟﺤﺎﺋﺾ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺪﺙ ﺑﻘﺼﺪ ﺍﻟﺘﻌﺒﺪ ﻣﻊ ﻋﻠﻤﻬﺎ ﺑﺎﻟﺤﺮﻣﺔ ﻟﺘﻼﻋﺒﻬﺎ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺍﻟﻨﻈﺎﻓﺔ ﻛﺄﻏﺴﺎﻝ ﺍﻟﺤﺞ ﻟﻢ ﻳﻤﺘﻨﻊ
ﻓِﻲ ‏( ﻋﺐ ‏) : ﻣِﺜْﻠُﻪُ ﺍﻟْﺤَﺎﺋِﺾُ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻧْﻘِﻄَﺎﻉِ ﺍﻟﺪَّﻡِ ﻟَﺎ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻌِﻠَّﺔَ ﺭَﺟَﺎﺀُ ﻧَﺸَﺎﻃِﻪِ ﻟِﻠْﻐُﺴْﻞِ
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻯ ﺫﻛﺮﻧﺎﻩ ﻣﻦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺗﺼﺢ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﺣﺎﺋﺾ ﻫﻮ ﻓﻲ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻟﺮﻓﻊ ﺣﺪﺙ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﻭﺿﻮﺀﺍ ﺃﻭ ﻏﺴﻼ ﻭﺍﻣﺎ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺍﻟﻤﺴﻨﻮﻧﺔ ﻟﻠﻨﻈﺎﻓﺔ ﻛﺎﻟﻐﺴﻞ ﻟﻼﺣﺮﺍﻡ ﻭﺍﻟﻮﻗﻮﻑ ﻭﺭﻣﻰ ﺍﻟﺠﻤﺮﺓ ﻓﻤﺴﻮﻧﺔ ﻟﻠﺤﺎﺋﺾ ﺑﻼ ﺧﻼﻑ

📚 Almajmuu’ II/349 :

1 - ﺗﺤﺮﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﺎﺋﺾ ﻭﺍﻟﻨﻔﺴﺎﺀ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺑﻨﻴﺔ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﺤﺪﺙ ﺃﻭ ﻧﻴﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻛﻐﺴﻞ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺍﻟﻤﺴﻨﻮﻧﺔ ﻟﻠﻨﻈﺎﻓﺔ ﻛﺎﻟﻐﺴﻞ ﻟﻺﺣﺮﺍﻡ ﻭﻏﺴﻞ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻣﻦ ﺍﻷﻏﺴﺎﻝ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻋﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﺗﻔﺘﻘﺮ ﺇﻟﻰ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻓﻼ ﺗﺤﺮﻡ ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻟﻌﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﺣﻴﻦ ﺣﺎﺿﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺞ : ‏( ﺍﻓﻌﻠﻲ ﻛﻤﺎ ﻳﻔﻌﻞ ﺍﻟﺤﺎﺝ ﻏﻴﺮ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﻮﻓﻲ ﺑﺎﻟﺒﻴﺖ ﺣﺘﻰ ﺗﻄﻬﺮﻱ ‏) ‏( ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺝ 2 / ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺤﺞ ﺑﺎﺏ 80 / 1567 ‏)

📚 Fiqh al-Ibaadaat li as-Syaafi’I I/200 :

ﻣﺜﻼً ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺇﺫﺍ ﻗﺼﺪ ﺑﻪ ﺍﻟﺘﻮﺻﻞ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﻛﺎﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﻄﻮﺍﻑ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ ﻣﻤﺎ ﻳﻔﺘﻘﺮ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ، ﻭﻳﻜﻮﻥ ﻋﺎﺩﺓ ﻟﻠﻨﻈﺎﻓﺔ ﻭﺍﻟﺘﺒﺮﺩ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ، ﻓﺈﺫﺍ ﻧﻮﻯ ﺍﺳﺘﺒﺎﺣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﺎﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﺃﻋﻀﺎﺀ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﺃﻭ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻐﺴﻞ، ﺻﺢ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ.

📚 Fiqh al-Islaam wa adillatuh I/146 :

1 - ﻳﻐﺘﺴﻞ ﺗﻨﻈﻔﺎً، ﺃﻭ ﻳﺘﻮﺿﺄ، ﻭﺍﻟﻐﺴﻞ ﺃﻓﻀﻞ؛ ﻷﻧﻪ ﺃﺗﻢ ﻧﻈﺎﻓﺔ، ﻭﻷﻧﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻏﺘﺴﻞ ﻹﺣﺮﺍﻣﻪ ‏( 1 ‏) ، ﻭﻫﻮ ﻟﻠﻨﻈﺎﻓﺔ ﻻ ﻟﻠﻄﻬﺎﺭﺓ، ﻭﻟﺬﺍ ﺗﻔﻌﻠﻪ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺤﺎﺋﺾ ﻭﺍﻟﻨﻔﺴﺎﺀ، ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻯ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎً ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ‏« ﺃﻥ ﺍﻟﻨﻔﺴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺤﺎﺋﺾ ﺗﻐﺘﺴﻞ ﻭﺗُﺤﺮﻡ، ﻭﺗﻘﻀﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﺳﻚ ﻛﻠﻬﺎ، ﻏﻴﺮ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﻮﻑ ﺑﺎﻟﺒﻴﺖ ‏» ‏( 2 ‏) ﻭﺃﻣﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺳﻤﺎﺀ ﺑﻨﺖ ﻋﻤﻴﺲ، ﻭﻫﻲ ﻧﻔﺴﺎﺀ ﺃﻥ ﺗﻐﺘﺴﻞ ‏( 3 ‏) .
__________
‏( 1 ‏) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻲ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻋﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ : ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻏﺘﺴﻞ ﻹﺣﺮﺍﻣﻪ ‏( ﻧﺼﺐ ﺍﻟﺮﺍﻳﺔ : 17/3 ‏) .
‏( 2 ‏) ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ‏( ﻧﻴﻞ ﺍﻷﻭﻃﺎﺭ : 303/4 ‏) .
(3) ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ .

📚 Fiqh al-Islaam wa adillatuh III/503 :

ﻭﻗﻴﺲ ﺑﺎﻟﺠﻨﺐ ﺍﻟﺤﺎﺋﺾ ﻭﺍﻟﻨﻔﺴﺎﺀ ﺇﺫﺍ ﺍﻧﻘﻄﻊ ﺩﻣﻬﻤﺎ ﻭﺑﺎﻷﻛﻞ ﻭﺍﻟﺸﺮﺏ ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺗﺨﻔﻴﻒ ﺍﻟﺤﺪﺙ ﻏﺎﻟﺒﺎ ﻭﺍﻟﺘﻨﻈﻴﻒ ﻭﻗﻴﻞ ﻟﻌﻠﻪ ﻳﻨﺸﻂ ﻟﻠﻐﺴﻞ.

🔺Sebagai tambahan aja

👉 Sebagian ulama dari kalangan mazhab Syafi`i dan al-Hanabilah berpendapat bahwa wanita haidh haram untuk berwudhu dan mandi.

👉 Maksud wudhu dan mandi yang diharamkan disini adalah wanita yang sedang haidh lalu mandi dan berwudhu dengan _niat untuk bersuci dari hadats besarnya itu_ seolah-olah darah haidhnya sudah selesai, padahal belum selesai.

👉 Adapun mandi dan aktivitas bersuci lainnya tidak ada larangan bagi wanita haidh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar