Diskusi Tanya Jawab WAG SANTRI INDONESIA
Selasa, 23-Mei-2017
(20:00-22:00)
120 Menit
Sa'il : Kang Hafid Hudayatulloh
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Diskripsi Masalah
Para ulama tidak hanya mewarisi risalah Nabi,.. tetapi juga mewarisi misi dakwah Nabi., mewarisi sifat dan akhlak Nabi., juga mewarisi keistiqamahan, keteguhan, kesabaran, semangat dan keberanian beliau dalam memperjuangkan dan membela agama ini tanpa pernah khawatir dan takut terhadap celaan para pencela.., Para ulama pun seharusnya ‘mewarisi’ penderitaan Rasulullah SAW.. yang banyak dihadapkan pada ragam tantangan, celaan, hujatan bahkan penganiayaan secara fisik dari para penentang dakwah Nabi..
Saya pernah mendengar tentang hikayah dialog imam syafi'i..
"Ulama seperti apa yg kami harus ikuti di akhir zaman wahai guru?"
Imam Syafi'i menjawab: "Ikutilah..ulama yg dibenci kaum kafir, kaum munafiq, dan kaum fasik..."
"Dan jauhilah ulama yg disenangi kaum kafir, kaum munafiq, dan kaum fasik..."
وسئل الإمام الشافعي رحمه الله تعالى: كيف تعرف أهل الحق في زمن الفتن؟! فقال: "اتبع سهام العدو فهي ترشدك إليهم".
nah yg dimaksud imam Syafi'i itu ulama yg bagaimana.? Karena menurut penilaian saya ulama dari kalangan ulama terutama indonesia,. mereka sangat disenangi oleh semua kalangan, baik kafir, munafiq, dan fasik.,. kecuali dari kalangan orang islam itu sendiri yg menuduh liberal, syiah dan lain lain.. tapi ada juga kalangan ulama yg terlalu keras...
Pertanyaannya:
1. Apa saja kriteria orang bisa di sebut ulama ?
Menurt saya.
Di indonesia g ada ulama'
Wes g usah capek2 cari ulama'di
Indonesia,Ulama' kok meresahkan.
Katanya ulama' rahmat lil alamin.
Cb mui apa udah menjadi rahmat???
Bagi satu golongan beliau beliau adalah ulama'.
Tapi bagi golongan lain,
Malah beliau dianggap meresahkan dan dianggap sesat, lebih lebih kafir.
Bingung kan klo bahas ulama' di indonesia
ouw... tpi bukan'x sdah dri dlu klo mengenai perbedaan pemahaman...
sjak nabi muhammad SAW wafat sdah bnyak terjadi perbedaan pendapat & pemahaman yg mengakibatkan perpecahan...
brartie smenjak beliau wafat sdah gk ada lgie ULAMA'...
definisi ulama,علماء jamaknya lafal عالم..
Artinya orang2 yg tau.
Tapi yg berlaku di masyarakat adalh org yg mengetahui prmsalhan
Ulama ada dua...
Ulama salaf dan kholaf..
Ada berbagai macam pendapat tentang itu mb, tapi yg lebih arjah..
Ulama salaf dari abad ke 1 hijriyah sampai 3 hijriyah..
Untuk 4 hijriyah sampai seterusnya itu ulama khalaf...
kriteria nya munkin harus seperti nabi SAW...
4 Sifat Nabi: Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh
Untuk kriterianya mnurut saya tdak
Ada. Krna ulma itu adalah sebutan tk bersyarat . sprti halnya kyai dan ustadz. ..
Kanjeng Nabi dan ulama2 salaf iku sederhana kehidupane, tapi bukan berarti mlarat.
Hidupnya hanya untuk memikirkan ummat .
bedo ambi kebanyakan wong2 sak iki, geleme sederhana lek pas wayah mlarat thok, tp iku jek mending... sing lebih parah lagi.. wes mlarat tp ora gelem sederhana.
Hidupnya dipikirkan ummat...
Nmr 1 kita kenali dulu ulama nya
Didunia ini ulama dibagi menjadi 2 bagian:
1. Ulama su’ (ulama yang jahat)
2. Ulama pewaris Nabi
Sifat Ulama Su’ (Ulama Yang Jahat)
Ulama su’ memiliki sifat cinta yang berlebihan terhadap kesenangan dunia. Ibnu Qudamah menjelaskan tentang mereka dengan mengucapkan: “Mereka adalah orang-orang yang bertujuan menggunakan ilmu agama untuk bersenang-senang dengan dunia dan mencapai kedudukan yang tinggi disisi pendukungnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Dari abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda: “Barang siapa yang mempelajari suatu ilmu yang semestinya untuk mencari wajah Allah, (kemudian) dia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkansebuah tujuan dunia, dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat nanti.” (HR. Abu dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Dalam riwayat lain Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa yang mempelajari ilmu agama untuk membanggakan diri terhadap para ulama atau mendebat orang-orang yang bodoh atau mengalihkan perhatian manusia kepadanya, maka dia di neraka.” (HR. Tirmidzi)
Sebagian Salaf menandaskan: “Manusia yang paling menyesal disaat meninggal dunia adalah orang alim yang menyia-nyiakan ilmunya.”
Sifat Ulama Pewaris Nabi.
Mereka mengetahui bahwa dunia itu hina dan akhirat itu mulia. Keduanya seperti dua madu (dibawah seorang suami). Oleh kerena itu mereka lebih mengutamakan akhirat. Hal ini mereka realisasikan dalam bentuk perbuatan yang tidak pernah menyelisihi ucapan mereka. Mereka cenderung mempelajari ilmu yang bermanfaat di akhirat dan menjauhkan diri dari ilmu yang sedikit manfaatnya.
berfikir keras.. di Indonesia ada Mbah Hasyim jombang, ada Mbah Abdul Karim lirboyo, ada Mbah maimun sarang, ada Mbah Ali Maksum cilacap, ada Mbah Gus Dur jombang, ada habib di setiap kota, ada Mbah Kholil bangkalan, ada banyak wali yg tidak di ketahui ke majduban nya seperti Mbah Fanani pertapa di dieng.. banyak Ulama' yg tidak ingin ketahui keistimewaan nya...
Kalau menurut saya ini adalah karomah Ulama' Indonesia yg mana dakwah mengislamkan tanah Jawa dan menyebarkan agama Islam tanpa adanya perpecahbelahan dan pertempuran..
Jadi untuk kriteria ulama yg patut di ikuti adalah ulama yg memiliki visi misi mengislamkan masyarakat dengan tanpa adanya kekerasan..
Ini sesuai tatacara waliyullah dalam berdakwah dan berhasil merekrut hampir 90% masyarakat tanah jawa
عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما أنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إن فضل العلم خير من فضل العبادة، وخير دينكم الورع
وخير دينكم الورع..
Sbaik2nya agamakalian adalah wira'i ..
Mungkin yg di mksud adalah pengamalannya..
Intinya hadits tsb menyebut bahwa "keutamaan ilmu lbih baik dri keutamaan ibadah.."
Karna orang ibadah tanpa ilmu keabsahamnya di ragukan .. Tapi orang nongkrong pake ilmu .. Pastilah ada manfaatnya
Percayalah percayalah 🤣🤣
2. Apakah pendapat imam Syafi'i bertentangan dengan Kriteria Ulama zaman sekarang ?
Ini di karenakan UANG.. karena uang aqidah hilang.. ulama yg suka uang banyak yg berjuang ulama yang tawadlu semakin terpojok dan hanya bisa berdoa
Ya itulah mas/mbak, jaman sekarang mah apa2 harus ada uang to.
Berbeda dengan pada jaman Nabi, para Nabi dl bersusah payah mensyiarkan Islam dengan penuh perjuangan, akan tetapi umatnya terdahulu ada yg mengikuti dan ada yg membangkang.
Pertanyaannya, mereka yang cukup itu adalah mereka yang selalu bersyukur kepada Allah dan mereka adalah org terkaya diantara org2 yg bergelimangan harta.
Jadi kita ketahui, ada 2 perbedaan kaya dan miskin.
1. Org yg kaya adalah dia yg selalu merasa cukup atas apa yg telah diberikan.
2. Org yg miskin ialah dia yg selalu merasa kurang, sdh dapat yg bagus, masih kurang, dapat uang berjuta2, masih saja kurang.
Mereka (org kafir) memang membenci para ulama2, tapi apabila para kafir itu memberontak, maka umat muslim akan melawan mereka, maka dari itu para kaum kafir berhenti dl sementara menjalankan aksinya, dan sedikit demi sedikit mereka juga menyusun rencana utk mnghancurkan kita umat Nabi Muhammad saw.
Karena makhluk yang nomor satu bagi Iblis ialah Rasulullah saw, karna beliau juru selamat bagi umatnya, maka nya sampai saat ini bnyak yg mmbenci keturunan2 nabi, ssungguhnya mereka adalah pengikut iblis laknatullah.
Jaman skrg sdh ada kok ulama yg di benci oleh kaum kafir, itulah salah satunya.
3. Seperti apakah ulama yang bisa disebut rohmatan lil'aalamiin, yang bisa kita ikuti, atau kita percayai?
Dalam sekian banyak hadits, umat Islama diwajibkan mengikuti golongan al-jama’ah. Kata al-jama'ah dalam hadits-hadits tersebut mengacu pada arti al-sawad al-a'zham (mayoritas umat Islam), dengan artian bahwa Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah aliran yang diikuti oleh mayoritas umat Islam. Pengertian ini, sesuai dengan dua hal.
Pertama; makna jama’ah secara kebahasaan, yaitu sekumpulan apa saja dan jumlahnya banyak (‘adadu kulli syay’in wa katsratuhu). (Lihat: Ibnu Manzhur, Lisan al-‘Arab, juz 8, hal. 53; dan al-Zabidi, Taj al-‘Arus min Jawahir al-Qamus, juz 1, hal. 5167.).
ﺿﻼﻟﺔ . ﻓﺈﺫﺍ ﺭﺃﻳﺘﻢ ﺍﺧﺘﻼﻓﺎ ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﺎﻟﺴﻮﺍﺩ ﺍﻷﻋﻈﻢ
Kedua; hadits-hadits shahih mewajibkan umat Islam mengikuti golongan mayoritas. Hadits-hadits tersebut antara lain:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه يَقُولُ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: إِنَّ أُمَّتِيْ لاَ تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ اِخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ اْلأَعْظَمِ. (حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ بِطُرُقِهِ).
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibn Majah (3950), Abd bin Humaid dalam al-Musnad (1220), al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069), al-Lalaka'i dalam Syarh Ushul I'tiqad Ahl al-Sunnah (153) dan Abu Nu'aim dalam Hilyat al-Auliya' (9/238). Al-Hafizh al-Suyuthi menilai hadits ini shahih dalam al-Jami' al-Shaghir (1/88). Demikian pula Syaikh Syu'aib al-Arna'uth juga menilai hadits tersebut kuat dan dapat dijadikan hujjah berdasarkan syawahid-nya dalam tahqiq Siyar A'lam al-Nubala' (12/196-197).
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ يَجْمَعُ اللهُ أُمَّتِيْ عَلىَ ضَلاَلَةٍ أَبَدًا، وَيَدُ اللهِ عَلىَ الْجَمَاعَةِ هَكَذَا، فَاتَّبِعُوا السَّوَادَ اْلأَعْظَمَ، فَإِنَّهُ مَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ. (حَدِيْثٌ حَسَنٌ).
“Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah tidak akan mengumpulkan umatku atas kesesatan selamanya. Pertolo-ngan Allah selalu atas golongan terbanyak. Ikutilah golongan terbesar, karena orang yang mengucilkan diri (dari golongan terbanyak), berarti mengucilkan dirinya ke neraka.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Hakim, al-Mustadrak (1/115); Abu Nu’aim, Hilyah al-Auliya’ (3/37); dan al-Thabarani, al-Mu’jam al-Kabir, (12/447). Hadits ini bernilai hasan. Lihat, al-Hafizh al-Haitsami, Majma’ al-Zawaid (5/218).
Coba kita baca bersama
سيكون في أمتي اختلاف وفرقة ، قوم يحسنون القيل ويسيئون الفعل
“Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan (akhlak yang buruk) “.
يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ
" Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran ". (Sunan Abu Daud : 4765).
Urutannya adalah ilmu -> amal -> akhlak
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Rangkuman Diskusi WAG F
Pertanyaannya:
1. Apa saja kriteria orang bisa di sebut ulama ?
🔹Kriteria ulama,
Ulama kan brasal dri kata 'alim yg artinya tau..terminologinya orang yg tau/paham agama islam,
Dapat di simpulkan bahwa ulama adlh mereka yg tau dan paham ilmu agama, mereka mempraktekkan ilmunya, dn mengajarkan kepda umat.. namun dgn ctatan bahwa ilmu mereka benar secara syariat dan ittiba' sunnah rasulullah serta menggunakan ijma dn qiyas...
🔹Diantara ciri-ciri ulama adalah:
▪Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan: “Mereka adalah orang-orang yang tidak menginginkan kedudukan, dan membenci segala bentuk pujian serta tidak menyombongkan diri atas seorang pun.” Al-Hasan mengatakan: “Orang faqih adalah orang yang zuhud terhadap dunia dan cinta kepada akhirat, bashirah (berilmu) tentang agamanya dan senantiasa dalam beribadah kepada Rabbnya.” Dalam riwayat lain: “Orang yang tidak hasad kepada seorang pun yang berada di atasnya dan tidak menghinakan orang yang ada di bawahnya dan tidak mengambil upah sedikitpun dalam menyampaikan ilmu Allah.” (Al-Khithabul Minbariyyah, 1/177)
“Mereka adalah orang yang tidak mengaku-aku berilmu, tidak bangga dengan ilmunya atas seorang pun, dan tidak serampangan menghukumi orang yang jahil sebagai orang yang menyelisihi As-Sunnah.”
▪Mereka berpendapat bahwa kebenaran dan hidayah ada dalam mengikuti apa-apa yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang diberikan ilmu memandang bahwa apa yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Rabbmu adalah kebenaran dan akan membimbing kepada jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji.” (Saba: 6)
▪Mereka adalah orang yang paling memahami segala bentuk permisalan yang dibuat Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an, bahkan apa yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Demikianlah permisalan-permisalan yang dibuat oleh Allah bagi manusia dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (Al-’Ankabut: 43)
▪Mereka adalah orang-orang yang memiliki keahlian melakukan istinbath(mengambil hukum) dan memahaminya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka menyerahkan kepada rasul dan ulil amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang mampu mengambil hukum (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri). Kalau tidak dengan karunia dan rahmat dari Allah kepada kalian, tentulah kalian mengikuti syaithan kecuali sedikit saja.” (An-Nisa: 83)
▪Mereka adalah orang-orang yang tunduk dan khusyu’ dalam merealisasikan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah
2. Apakah pendapat imam Syafi'i bertentangan dengan kriteria Ulama zaman sekarang ?
🔹Kalo dilihat dari kriteria imam syafii,
Sebenernya mayoritas ulama di indonesia kan bermadzhab syafii, banyak kok yg berpegang teguh dengan ajaran madzhabnya..
Memang benar jika saat ini bnyak ulama yg multipemahaman dalam agama, hal ini disebabkan oleh ulama yg mereka ikuti, biasanya dari luar negeri.. nah yg luar negeri inilah yg terkadang berbeda dgn madzhab di indonesia.
Namun, ulama syafiiyah masih tetap lestari di indonesia, sepeti ulama pondok2 salaf, dan banyak lagi lainnya..
3. Seperti apakah ulama yang bisa disebut rohmatan lil'aalamiin, yang bisa kita ikuti, atau kita percayai?
🔹 Ulama yang rohmatan lil 'alaamin mnurt saya ulama yg dpt membimbing dan mnyentuh hatimu...bnyk yg mngetahui tntang ilmu dan pinutur...tp tdk smua dpt menyentuh hati..Rosululloh itu itu seorg pemimpin tdk keras tp tegas tdk cuman memberi ilmu tp beliau telah melakukannya lbh dahulu dan beliau juga lemah lembut pd siapapun.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Hasil Rekap Diskusi WAG E
Pertanyaannya:
1. Apa saja kriteria orang bisa di sebut ulama ?
Jawab :
A. Kriteria orang di sebut ulama, menurut saya. Orang itu selalu berpegang kepada firman2 nya allah, dan hadist2 nya rasulullah, dan juga selalu mengajak umat untuk selalu berpegang teguh kepada firman allah dan hadist2 rasulullah saw
B. Menurut saya tidak bertentangan, karena memang sesungguhmya di dunia ini ada imam syafi'i,maliki,hambali,dan hanafi. Mungkin saja yang bertentangan itu karena beda madzhab saja, tp sesungguhnya di mata allah semua madzhab insya allah benar, asal kita yakin saja apa yg kita lakukan semata2 karena allah
C. Ulama yang berani membela yang benar, ulama yang berpegang teguh kepada firman allah dan hadist rasulullah, ulama yang berani berperang melawan kemunafikan, kekafiran yang ada di dunia ini, ulama yang berani berjihad semata mata karena allah, semata2 karena ridho allah swt
2. Apa pendapat imam Syafi'i bertentangan dengan kriteria Ulama zaman sekarang ?
Jawab :
Hakikat seorang ulama :
Seorang alim ulama itu pda hakikatnya meninggalkan persaingan dan perdebatan.
Imam Syafi'i RA berkata : aku mendengar Sufyan ( salah satu ulama ) sesungguhnya org alim tidak saling menyalahkan, berdebat yg salah, dan org alim ulama pda hakikatnya menyampaikan hal2 (hikmah Allah) yg benar dan apabila yg disampaikan diterima maka berkatalah alkhamdulillah dan jika ditolak juga mengatakan alkhamdulillah.
Dan menurut imam Abdullah Al Haddad : org2 yg jalan di ahli Haq tidak mau bertengkar, menang2an, dan lainnya, selalu menghindarkan perdebatan, dan apabila mengharuskan menjawab cukup dgn menyampaikan satu kalimat. Seorang ulama tdk akan mengatakan dirinya sbg ulama.
WaAllahu'alam bi showab..
Dr kitab manhajuz sawi karangan Al habib Husein bin smith RA.
3. Seperti apakah ulama yang bisa disebut rohmatan lil'aalamiin, yang bisa kita ikuti, atau kita percayai?
Jawab :
Tafsirnya, ibnu katsir:
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa orang yang alim ialah orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sekalipun dia tidak melihat-Nya, menyukai apa yang disukai-Nya, dan menjauhi apa yang dimurkai-Nya. Kemudian Al-Hasan membacakan firman-Nya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (Fathir: 28)
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa orang yang alim itu bukanlah orang yang banyak hafal hadis, melainkan orang yang banyak takutnya kepada Allah.
Ahmad ibnu Saleh Al-Masri telah meriwayatkan dari Ibnu Wahb, dari Malik yang mengatakan, "Sesungguhnya berilmu itu bukanlah karena banyak meriwayatkan hadis, melainkan ilmu itu adalah cahaya yang dijadikan oleh Allah di dalam kalbu." Selanjutnya Ahmad ibnu Saleh Al-Masri menjelaskan bahwa takut kepada Allah itu bukan dijumpai melalui banyak meriwayatkan hadis. Dan sesungguhnya ilmu yang diharuskan oleh Allah Swt. agar diikuti hanyalah ilmu mengenai Al-Qur'an, sunnah, dan apa yang disampaikan oleh para sahabat dan orang-orang yang sesudah mereka dari kalangan para imam kaum muslim. Hal seperti ini tidak dapat diraih melainkan dengan melalui periwayatan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan cahaya ialah pemahaman mengenai ilmu tersebut dan pengamalannya dalam realita kehidupan.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Hayyan At-Tamimi, dari seorang lelaki yang telah mengatakan bahwa ulama itu ada tiga macam, yaitu ulama yang mengetahui tentang Allah dan mengetahui tentang perintah Allah; ulama yang mengetahui tentang Allah, tetapi tidak mengetahui tentang perintah Allah; dan ulama yang mengetahui tentang perintah Allah, tetapi tidak mengetahui tentang Allah. Orang yang alim (ulama) yang mengetahui tentang Allah dan mengetahui tentang perintah Allah ialah orang yang takut kepada Allah Swt. dan mengetahui batasan-batasan serta fardu-fardu yang telah ditetapkan-Nya. Dan orang yang alim tentang Allah, tetapi tidak alim tentang perintah Allah ialah orang yang takut kepada Allah, tetapi tidak mengetahui batasan-batasan dan fardu-fardu yang ditetapkan-Nya. Dan orang alim tentang perintah Allah, tetapi tidak alim tentang Allah adalah orang yang mengetahui batasan-batasan dan fardu-fardu yang ditetapkan-Nya, tetapi tidak takut kepada Allah.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Hasil Diskusi WAG Sanindo C
HASIL DISKUSI
1. Apa saja kriteria orang bisa disebut Ulama?
Ada bnyak pendapat tentang ulama'
Ibnu 'asyur dan at thaba'i memahami kata ulama dalam arti mendalami ilmu agama, ath thaba'i menulis bahwa ulama adalah mengenal Allah dengan nama, sifat' dan perbuatannya, pengenalan yg bersifat sempurna sehingga hati mereka menjadi tenang, keraguan dan kegelisahan menjadi sirna, dengan kata lain ulama' adalah orang" yang mengetahui tentang Allah dan syari'at
Sayyid Qutub mengatakan ulama adalah mereka yang memperhatikan kitab yg menakjubkan (al qur'an)
Dalam al qur'an Surat Asyu'ara ayat 197 firman Allah SWT yang artinya ; Dan apakah tdk cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama bani Israil mengetahuinya ? " Mujahid berkata "yakni Abdullah bin salam, salaman dan lain lainnya yang memeluk islam"
Dengan kata lain Ulama di tunjukkan kpd siapa saja yang memiliki pengetahuan seputar kitab" suci terdahulu.
menirit dawuhipun kyai asrory, ulama adalah "humulladI idA ru'u dzukirolloh"
Mereka yg kita melihatnya saja, kita jd ingat kpd ALLOH, jd ingat kpd akhirat, jd ingat kpd dosa2 kita.
2. Apakah pendapat imam Syafi'i bertentangan dengan kriteria Ulama zaman sekarang ?
Harus diselidiki dulu bgmn latar belakang kondisi masyarakat ketika Imam Syafii mengeluarkan, pernyataan tersebut, mungkin di zaman Imam Syafii, org2 kafir berani terang2an menyatakan kebencian terhadap ulama.
Tapi di zaman skrg org kafir suka berpura2 manis di depan kita saja.
Kalau islam rahmatan lil alamin hasilnya membuat org yg beda agama sekalipun dapat welcome terhadap islam itu sendiri, dan para tokoh nya lebih di hormati, namun hal itu bisa di tuduh lembek oleh org islam sendiri karena tidak berani bersikap tegas dan keras terhadap kemungkaran. Kalau musim pemilu atau pilkada semua orang yg mau nyalon berlomba2 mendekati ulama utk mdpt legitimasi dari masyarakat. Itu jg perlu diperhatikan.
3. Seperti apakah ulama yang bisa disebut rohmatan lil'aalamiin, yang bisa kita ikuti, atau kita percayai.
Ulama yg sehari2 nya mengajak para umatnya ke syariat beribadah lagi. Seperti gerakan sholat jamaah. Sholawatan bersama. Sodaqohnyaa bersama. Ngaji bersama. Intiya Memperkokoh iman dalam hati msalah syariat yg terutama. Trus nnty hakikat dan marifatnya. Tanpa berbenturan kerasisan atau kontroversi.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
( WAG Santri Indonesia ) 🕋
Tidak ada komentar:
Posting Komentar