Rabu, 25 Maret 2020

CINTA DAN SYUKUR

CINTA DAN SYUKUR
Oleh : Teteh Ummu
Mencintai diri sendiri artinya bersyukur dengan ciptaan Tuhan pada diri sendiri. Melihat diri sendiri sebagai anugerah luar biasa dari Sang Pencipta.

Bisa saja seseorang memiliki hambatan fisik, tapi mencintai diri sendiri artinya menerima kondisi itu apa adanya dan memilih bersyukur. 

Kurang mendengar misalnya, artinya kurang, bukan tidak sama sekali. Itu saja sudah jadi alasan bersyukur. Alat pendengaran adalah salah satu organ yang menyusun tubuh diantara banyak organ lain. 

Lemah di satu organ tidak berarti semua organ lemah, bahkan banyak yang masih kuat dan berfungsi sempurna. Jadi, banyak alasan untuk bersyukur. 

Bersyukur sama saja memerintahkan pikiran untuk menemukan alasan bersyukur, memfokuskan pikiran pada hal-hal yang disyukuri, sehingga kelemahan nampak kecil, dibandingkan kelebihan yang kemudian nampak banyak. 

Mencintai diri sendiri adalah awal menarik hal-hal yang disyukuri kemudian, berupa kebutuhan terpenuhi dengan mudah, bahkan sekedar keinginan di lintasan pikiran. 

Saya pernah bertemu dengan wanita muda yang (maaf) berkulit gelap, gigi maju ke depan, serta bicara agak lambat. 

Saya melihat (penampakan fisik) dia tidak menarik. Tapi saya melihat dia juga selalu ceria, banyak senyum, ramah, tulus dengan orang dan optimis seperti tak punya masalah. Ada hawa energi positif dekat dengannya.

Hingga beberapa lama kemudian dia mengundang saya untuk menghadiri pernikahannya. Allahu Akbar! 

Di sisi lain, saya melihat wanita putih, gigi tertata rapi dan rata, serta bicara lugas, yang secara fisik termasuk cantik, tapi meratapi berat badan yang dianggap kelebihan atau malah 1 jerawat yang nampak diantara wajahnya. 

Setiap bertemu selalu bertanya, "aku terlihat gendut gak sih?" atau "Duuh mukaku kusam!" atau ada saja hal lain yang dia keluhkan. Apa saja selalu dilihat dari sudut pandang negatif. Termasuk ketika menilai orang lain, semakin lama kenal semakin tidak nyaman. 

Sampai sekian tahun tak juga kunjung menikah padahal dia sangat ingin. 

Belajar banyak dari sini, jodoh tidak berhubungan dengan penampilan fisik, tapi selain dari taqdir Allah juga bergantung seberapa menerima seseorang dengan dirinya sendiri. 

Seberapa mencintai dan bersyukur dia dengan dirinya sendiri. 

Saat nyaman dan mudah mencintai diri sendiri, seseorang mudah pula mendapatkan cinta dari semesta, termasuk dari lawan jenis secara halal. Seperti magnet kebaikan yang akan menarik yang baik juga dalam hidupnya. 

Mungkin ada yang merasa tidak bisa berbuat apa-apa karena ketiadaan uang. Merasa tak berharga dan menyesali diri sendiri. 

Cobalah berfikir ulang "apa hal baik yang bisa saya lakukan meskipun tidak punya uang?" 

Jadi pikiran fokus pada hal baik, mencari banyak alasan untuk melakukan kebaikan, terfikir untuk mengaji, menambah amalan sunnah, mendoakan orang meninggal, atau sekedar bantu bersih-bersih di rumah. Selalu melihat peluang amal di depan mata.

Kita jadi merasa berharga, bahkan merasa beruntung. Terutama saat mendoakan orang meninggal, tafakkur mereka hidup di alam sana tapi tak bisa menambah amal. Sedangkan kita masih diberikan kesempatan hidup sampai hari ini. Masih ada kesempatan menyegerakan taubat dan melakukan amal kebaikan.

Jadi benar-benar bersyukur. Bahkan fisik masih sehat, keluarga sehat, serta HP dan kuota masih on sehingga bisa berkomunikasi. 

Artinya ada banyak hal yang bisa disyukuri ketika tidak punya uang, tak sadar pikiran fokus pada hal-hal yang disyukuri meninggalkan pikiran "tidak punya uang."

Setelah pikiran meninggalkan "saya tidak punya uang" dan mengisi dengan program "saya merasa beruntung dan saya bersyukur" maka tak sadar pikiran menyambungkan dengan hal-hal yang disyukuri lainnya. 

Bersyukur, tak bisa lepas dari mencintai diri sendiri. Berawal dari menerima diri sendiri apa adanya, balik lagi ke bersyukur atas anugerah yang sudah Tuhan berikan. 

Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar