PAHLAWAN ZAMAN "NOW"
Oleh :
Muhammad Wafa Ridwanulloh
(Siswa XII MIA 3 MAN 2 Tasikmalaya)
SANINDO KELAS E
SANINDO EKS PRIANGAN
Tanggal 10 November merupakan momentum sejarah yang tidak mungkin terlupakan. 10 November 1945, kala itu terjadi sebuah pertempuran yang benar-benar membakar semangat juang rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pasukan tentara Indonesian dan pasukan Britania Raya. Pertempuran ini merupakan pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia. Ia merupakan sebuah simbol nasional atas keberhasilan perjuangan melawan kolonialisme. Perjuangan melawan kolonialisme tersebut tidak mampu dilakukan tanpa pengorbanan jiwa raga para pahlawan. Banyak di antara pahlawan kita yang ikut andil bahkan menjadi komando pasukan pertempuran Surabaya. Di antara nya KH Hasyim Asy’ari, Bung Tomo, KH Wahab Hasbulloh, KH Masykur dan masih banyak lagi. Jumlahnya mencapai 30.000 pasukan.
Maka dari itu, sesuai dengan PP No. 2/Um tahun 1946, Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai hari pahlawan. Karena menyadari arti penting perjuangan para pahlawan, sehingga muncul sebuah pola pemikiran bahwa bangsa yang besar aalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Penetapan hari pahlawan ini merupakan salah satu bentuk penghargaan setinggi-tingginya bagi para pahlawan.
Memaknai hari pahlawan, tentu kita berfikir dan beropini bahwa sekarang sudah bukan zamannya kolonialisme yang untuk melawannya mesti mengerahkan seluruh tenaga. Kita menyadari bahwa mutu peringatan hari pahlawan semakin hari kian menurun. Peringatan hanya dijadikan seremonial belaka tanpa ada timbal baik dari pribadi setiap orang terhadap nilai kepahlawanan. Memang sekarang bukan zamannya kita memerangi bangsa lain yang ingin merongrong kedaulatan negeri ini dengan menggunakan senjata bambu runcing. Tetapi musuh nyata yang mengganggu kestabilan negeri ini adalah perilaku bangsanya sendiri.
Tanpa disadari, musuh terbesar negara Indonesia adalah bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan menjamurnya Korupsi yang mulai masuk staduium IV, maraknya berita hoax, beredarnya fitnah dan kebencian yang saling menjatuhkan, nepotisme kian merajalela, akhlak pemuda sulit diperbaharui, kejahatan dan tingkat kriminaitas yang amat tinggi, dan masih banyak lagi musuh musuh negeri ini. Semuanya merupakan bentuk kolonialisme yang tak nampak.
Menghadapi situasi seperti ini, sekarang kita sangat berharap munculnya pahlawan-pahlawan baru yang mampu membangun negeri ini. Indonesia butuh pahlawan yang adil, bijaksana, jujur dan bertanggung jawab menentukan nasib bagsanya. Pahlawan-pahlawan itu, hari ini, adalah mereka yang mampu mewujudkan Indonesia yang adil, Indonesia yang damai, Indonesia yang anti korupsi, Indonesia yang demokratis dan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi.
Pahawan zaman ‘now’ adalah mereka yang mampu membawa perubahan bermanfaat bagi negeri. Di samping kita melihat sisi negatif dari keterpurukan bangsa ini setelah merdeka 72 tahun yang lalu, kini kita juga telah menyadari bahwa akan muncul banyak pahlawan generasi muda yang mampu mewujudkan harapan bangsa. Sehingga terciptalah Indonesia yang merdeka lahir dan batin.
Karakteristik pahlawan zaman ‘now’ adalah setiap orang yang berani membela kebenaran, bersikap adil, jujur dan memiliki manfaat bagi orang lain. Bisa kita uraikan kriteria pahlawan zaman ‘now’ sebagai berikut:
Setiap individu yang berani mengatakan “ya” pada kebenaran sekalipun semua orang berkata “tidak”. Ia juga berani mengatakan “tidak” pada kebatilan sekali pun semua orang mengatakan “ya". Artinya orang semacam inilah yang siap di barisan paling depan membela kebenaran. Yaitu orang orang yang mengatakan haram pada narkoba dan mewajibkan taat lalu lintas, misalnya. Nah pahlawan-pahlawan inilah yang kemudian menjadi pelopor kebenaran. Berusaha beramal untuk mengedepankan kebenaran dan mengubur dalam-dalam kebatilan.
Setiap individu yang dengan sukrela membagi ilmu dan wawasannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjauhkan bangsa ini dari kebodohan dan ketertinggalan. Merekalah guru-guru kita, kyai-kyai kita dan ulama-ulama kita. Guru, pahlawan tanpa gelar tanda jasa, pahlawan pencerahan yang menghidupkan cahaya kecerdasan bangsa.
Maka dari itu, guru adalah pahlwan zaman ‘now’ yang perannya tidak kalah besar dengan pahlawan zaman dahulu. Guru adalah Bung Tomonya bangsa Indonesia masa kini. Kalau dulu Bung Tomo dan pasukannya menyerang penjajah dengan senjata bambu runcing, kini guru dan murid-muridnya menyerang kebodohan dengan ilmu. Generasi muda yang adil dan anti KKN merupakan buah pembelajaran karakter yang diberikan guru. Guru yang patut dianugrahi gelar pahlawan zaman ‘now’ adalah guru yang memiliki kelurusan niat mengajar siswanya, semata-maa untuk menggapai keridhaan Allah SWT dan mewujudkan tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Setiap individu yang memiliki kejujuran dan keadilan, adalah salah satu pahlawan zaman ‘now’ yang patut kita acungi jempol. Mereka-mereka ini adalah orang yang tidak mau merugikan negara dengan tipu dayanya. Pahlawan jenis ini bisa kita temui di lingkungan keeluarga, sekolah, atau masyarakat. Karena orang jujur adalah emas di antara tumpukan pasir, maka orang jujur akan sulit kita temui. Contoh kecil saja, sikap menyontek merupkan kejujuran yang tertunda. Atau seorang anak yang sering mengelabui orang tuanya perihal uang saku sudah sering kita jumpai.
Itulah segelintir ciri orang-orang yang patut diberi gelar pahlawan walaupun tanpa tanda jasa. Orang-orang seperti inilah yang sedang dibutuhkan negara Indoneisa. Orang-orang sepertti inilah yag mampu memajukan indoneia baik di sektor keuangan, sosial, pendidikan, kultur, kelautan, etis dan masih banyak lagi.
Peran generasi mudalah yang sangat diperlukan sebagai tumpuan harapan bangsa ini. Kalau bukan kita mau siapa lagi? Pahlawan zaman ‘now’ atau pahlawan masa kini bukan lagi memerangi musuh yang nyata dari bangsa lain, tetapi lebih berat lagi tantangannya yakni memerangi musuh yang samar dari bangsa kita sendiri, bukan orang lain.
Semoga pemuda pemudi masa kini mampu meneruskan estafet perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Semoga arwah para pahlawan mendapat ketenangan dan ketentraman di alam sana, sebagai balasan atas perjuangan dan pengorbanan mereka bagi bangsa ini. Aamiin.
( WG SANTRI INDONESIA )