MATERI DISKUSI
Selasa, 06 Juni 2017
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya hukumnya jika Al Qur'an di bikin kompetisi., ? Seperti Hafidz2 yg ada di tipi2...?
Mohon pencerahannya terimakasih
Jawaban
Ada baiknya.
Bisa memotivasi temen" sebayanya. Dan orang tua anak" pada umumnya.
Semua itu tergantung niat, jika niatnya untuk memotifasi agar rajin menghapal al qur'an itu tak apa..
Insyaallah boleh" saja ,,, lomba tahfidz atau membaca al qur'an itu kan sma dg hal berlomba dalam hal kebaikan ,,, dan ALLAH SWT jga tlah bersabda : فالستبق الخيرات yang artinya berlomba"lah dalam hal kebaikan ,,, sedangkan utk hadiahnya ,, hadiah itu buat apresiasi kita kpda org trsebut krn sdah mau mnjaga KALAMULLAH ,,
Wong disitu lho juga ada syeikh ali jabir,, beliau juga tidak melarang ,,, maka kita yy gak usah mempermasalahkan ,,,
Agar syiar islam menjadi hidup. dengan cara apapun boleh...
tapi kalau niatnya hanya utk mencari hadiahnya ,,, itu yg kurang dibenarkan ,,, karena apa?
Karena imam syafi'i dulu prnah brkata " saya dulu mencari ilmu hanya agar mndapatkan makanan " krna pda waktu zaman imam syafi'i org" yg mau mnuntut ilmu dpesantren akan mndapatkan makanan ,,, tpi memang ilmu tdak dapat dhasilkan tnpa lillahi ta'ala,,
“Ketahuilah bahwa mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak merupakan bagian dari syi’ar agama Islam dan yang dipraktekkan umat ini. Praktek ini pun tersebar di setiap negeri. Pengaruhnya, hafalan quran bisa lebih mengokohkan iman. Setelah itu barulah kuasai akidah dari ayat-ayat Qur’an, lalu kuasai sebagian matan hadits.”
MOTIVASI UNTUK DAPAT ISTIQOMAH DENGAN AL QUR'AN
Sahabat yang dirahmati Allah,
Betapa nikmatnya manakala kita telah mampu istiqomah berinteraksi dengan Al Qu'ran. Nikmat membaca kalam - kalam NYA , nikmatnya merasakan seakan-akan kita berbicara dengan NYA, nikmat merasakan Al Qur'an mampu memberikan ruh dan petunjuk dalam tiap langkah kehidupan kita , nikmatnya Al Qur'an menjadi petunjuk pembeda antara yang haq dan yang batil, serta nikmat syafaat kelak bagi sesiapa yang ikhlas senantiasa membaca & bersahabat dengan AL Qur'an. (Insya Allah)
[
MENDAMBAKAN AL QUR'AN SEBAGAI KENIKMATAN SEPERTI KITA MENDAMBAKAN HARTA
“Tidak boleh iri kecuali dalam dua kenikmatan: seseorang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allah lalu ia membelanjakannya di jalan Allah sepanjang malam dan siang.” (Muttafaqun ‘alaih)
Melihat orang yang hartanya berlimpah tentu membuat kitapun mendambakannya. Hal itu lumrah dan fitrah sekaligus fitnah bagi manusia. Tetapi percayalah bahwa keimanan yang baik tidak saja menjadikan manusia memimpikan kepemilikan dunia tetapi juga memimpikan dan menginginkan akhirat. Dengan iman, ketika melihat orang lain yang memiliki kelebihan dalam urusan akhiratnya - misalnya sangat baik interaksinya dengan Al-Qur’an, hafalannya banyak, rajin beribadah, serta banyak kontribusinya dalam dakwah - maka kita pun sangat mendambakannya.
Itulah ghibthah, menginginkan kenikmatan orang lain tanpa membenci dan mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut.
Berikut ini beberapa perasaan yang harus menjadi pertanyaan dan perhatian kita:
1. Adakah perasaan iri (ghibthah) dalam diri kita ketika melihat saudara kita memiliki kemampuan berinteraksi dengan Al-Qur’an yang lebih baik? Ataukah hanya iri dan menginginkan sesuatu yang terkait dengan harta yang dimiliki saudara kita, tapi untuk Al-Qur’an hati kita adem ayem saja?
Jika demikian adanya, itulah bukti lemahnya syu’ur Qur’ani (perasaan ingin membangkitkan diri dengan Al-Qur’an). Para salafush shalih selalu berkompetisi dalam hal interaksi dengan Al-Qur’an dan hal ukhrawi. Telah menjadi tabiat manusia untuk berkompetisi, dan jika tidak diarahkan maka kompetisi tersebut akan cenderung ke hal-hal duniawi seperti harta, jabatan dan lawan jenis.
2. Rasulullah Saw menjanjikan bahwa setiap orang beriman yang bersahabat akrab dengan Al-Qur’an dijamin akan mendapat syafa’at dari Al-Qur’an: “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” (HR. Muslim).
Tanyakan pada diri kita masing-masing, sudahkan kita menjadi sahabat akrab Al-Qur’an? Benarkah di akhirat nanti kita berharap akan mendapat syafa’at dari Al-Qur’an? Alangkah sengsaranya kita bila di akhirat tanpa syafa’at, karena “ …Tidak ada yang dapat memberi syafa’at kecuali atas seizin Allah… ” (QS Al-Baqarah [2]:255)
3. Kualitas iman kita diukur dengan sejauh mana kualitas dan kuantitas interaksi kita dengan Al-Qur’an. Apakah kita masa bodoh dan tidak merasa sedih jika dalam sebulan tidak khatam Al-Qur’an? Adakah perasaan sedih jika kita tidak punya hafalan ayat-ayat Al-Qur’an? Sedihkah kita karena awam dengan kandungan dan makna Al-Qur’an? Jika belum, dikhawatirkan bahwa kitalah yang disebut Rasulullah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai mahjuran.
“ Berkatalah Rasul: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang diabaikan.’ “ (QS Al-Furqan [25]:30)
4. Pernahkah kita menghitung tentang berapa banyak informasi tentang hal-hal yang bersifat duniawi yang ada di kepala kita dibandingkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an? Jika tentang Al-Qur’an lebih banyak maka bersyukurlah, jika tidak maka bertaubatlah kepada Allah Swt dan segera upayakan untuk kembali kepada Al-Qur’an agar tidak dikecam Allah Swt:
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai.”
5. Sabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang belajar Al-Qur’an dan mengamalkannya akan diberikan kepada orang tuanya pada hari kiamat mahkota yang cahanya lebih indah daripada cahaya matahari. Kedua orang tua itu akan berkata, ‘Mengapa kami diberi ini?’ Maka dijawab, ‘Karena anakmu yang telah mempelajari Al-Qur’an’ “ (HR Abu Dawud, Ahmad dan Hakim)
Tidakkah hadits tersebut menggugah kita sebagai orang tua untuk memberi perhatian yang lebih pada anak dalam hal pendidikan Al-Qur’annya? Bagaimana mungkin seorang anak dapat mencintai Allah Swt kalau tidak dapat menikmati shalat dengan baik?
Bagaimana mungkin dapat shalat dengan baik kalau kemampuannya dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, khususnya hafalan, lemah dan terbatas? Jangan sampai kita hanya kecewa bila anak tak mampu berbahasa Inggris atau menggunakan komputer tetapi santai saja dengan keterbatasannya dengan Al-Qur’an.
Isi Al-Qur’an sesungguhnya menjelaskan bagaimana semua urusan dunia itu bisa mengantarkan manusia kepada suksesnya urusan akhirat. Kita, memang tidak ingin menjadi orang yang dekat dengan Al-Qur’an hanya secara huruf-hurufnya saja tetapi jauh dari dari ruh Al-Qur’an itu sendiri, Insya Allah
Pertanyaan :
tujuan dari pihak tv ingin memotifasi,, namun peserta niatnya hanya ingin mencari hadiah dan terjenal... Bagaimana hukum.nya ??
Jawaban
Ilmune mboten barokah ugi manfaat. Sami mawon mboten niat sahe
itu yg tidak boleh ,, karena tidak lillahi ta'ala ,,
Klo pihak TV itu tdak bleh dsalahkan ,, krena tujuan mereka itu sdah baik ,,,
Tpi spengetuhan sya para pserta hafidz itu sdah hafal dari rmah ,, insyaallah niatannya sudah baik tanpa mngikuti niatan trsebut ,,,
Njih mbaak ,,, bsa dtambahi klo ada yg kurang.
Pertanyaan :
▪Lomba tilawah pripun.?
▪Suara wanita aurat kalau tilawah pripun ingkang dipun lombakkan?
Jawaban
yang dikatakan jika suara wanita adalah aurot yaitu ketika berbicara dngn lawan jenis dengan nada yang dapat menimbulkan fitnah... jika salah mohon koreksi😁
mbtn aurot,. kan niku dlm rngka membaca ayat" suci alqur'an...
Tapi semua juga trgantung niat..
boleh, "suara wanita yg di lemah lembutkan dg maksut mengundang syahwat lelaki yg dosa".
Mengenai suara wanita, terdapat dua pendapat yang berbeda dikalangan ulama’, yaitu :
1. Kebanyakan para Ulama’ menyatakan bahwa suara wanita bukanlah aurat, sehingga boleh untuk mendengarnya. Ini adalah pendapat yang mu’tamad (kuat) dikalangan para ulama’.
2. Sebagian Ulama’ lainya menyatakan bahwa suara wanita adalah aurat, sehingga HARAM bagi laki-laki untuk mendengar suara wanita yang tidak mahrom baginya.
Namun demikian, pendapat mu’tamad yang menyatakan bahwa suara wanita BUKAN AURAT, disyaratkan ketika mendengarnya dalam keadaan aman dari fitnah yaitu tidak semakin menjerumuskannya untuk berbuat kemaksiatan. Dan disyaratkan pula tidak menjadikan laki-laki yang mendengarnya terpesona dan menikmatinya. Jika demikian, hukum mendengarnya adalah HARAM walaupun berupa bacaan Al-Qur’an. Begitu juga bagi wanita, jika ada kekhawatiran menimbulkan fitnah, maka haram memperdengarkan suaranya kepada laki-laki yang tidak ada hubungan mahrom dengannya.

Al-Majmu’ syarh Al-muhadzab
I’anah at-Tholibin.
المجموع – (ج 3 / ص 390)
وبالغ القاضي حسين فقال هل صوت المرأة عورة فيه وجهان (الاصح) انه ليس بعورة قال فان قلنا عورة فرفعت صوتها في الصلاة بطلت صلاتها والصحيح ما قدمناه عن الاكثرين قال البندنيجي ويكون جهرها اخفض من جهر الرجل قال القاضي أبو الطيب وحكم التكبير في الجهر والاسرار حكم القراءة
إعانة الطالبين – (ج 3 / ص 302)
(قوله: وليس من العورة الصوت) أي صوت المرأة، ومثله صوت الامرد فيحل سماعه ما لم تخش فتنة أو يلتذ به وإلا حرم (قوله: فلا يحرم سماعه) أي الصوت. وقوله إلا إن خشي منه فتنة أو التذ به: أي فإنه يحرم سماعه، أي ولو بنحو القرآن، ومن الصوت: الزغاريد. وفي البجيرمي: وصوتها ليس بعورة على الاصح، لكن يحرم الاصغاء إليه عند خوف الفتنة. وإذا قرع باب المرأة أحد فلا تجيبه بصوت رخيم، بل تغلظ صوتها، بأن تأخذ طرف كفها بفيها وتجيب. وفي العباب: ويندب إذا خافت داعيا أن تغل صوتها بوضع ظهر كفها على فيها.
Haram mendengarkan suara wanita kendati semacam bacaan alQurannya apabila terkuatirkan timbul fitnah lantaran hal itu atau ia merasakan kenikmatan syahwat disebabkannya. Namun jika TIDAK demikian adanya yang terjadi maka TIDAK apa-apa. Sedangkan ketentuan bagi AMROD dalam perkara tersebut sama seperti kaum wanita.
حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء الثالث صحـ 209.
والحاصل أنه يحرم رؤية شيء من بدنها وإن أبين كظفر وشعر عانة وإبط ودم حجم وفصد لا نحو بول كلبن والعبرة في المبان بوقت الإبانة فيحرم ما أبين من أجنبية وإن نكحها ولا يحرم ما أبين من زوجة وإن أبانها وشمل النظر ما لو كان من وراء زجاج أو مهلهل النسج أو في ماء صاف وخرج به رؤية الصورة في الماء أو في المرآة فلا يحرم ولو مع شهوة ويحرم سماع صوتها ولو نحو القرآن إن خاف منه فتنة أو التذ به وإلا فلا والأمرد فيما ذكر كالمرأة
ويحرم سماع صوتها ولو نحو القرآن إن خاف منه فتنة أو التذ به وإلا فلا والأمردفيما ذكر كالمرأة
Menurut pendapat ulama yang paling SHAHIH suara wanita tidak tergolong AURAT, namun bila dikhawatirkan terjadi fitnah atau menimbulkan rasa nikmat saat mendengarkannya maka mendengarkan suaranya menjadi HARAM.
وَصَوْتُهَا لَيْسَ بِعَوْرَةٍ عَلَى الْأَصَحِّ لَكِنْ يَحْرُمُ الْإِصْغَاءُ إلَيْهِ عِنْدَ خَوْفِ الْفِتْنَةِ
“Dan suara wanita menurut pendapat yang paling shahih (benar) tidak termasuk aurat tetapi haram mendengarkannya dengan seksama bila dikhawatirkan terjadi fitnah”. [ Hasyiyah alBujairomi X/70 ].
قوله وليس من العورة الصوت ) أي صوت المرأة ومثله صوت الأمرد فيحل سماعه ما لم تخش فتنة أو يلتذ به وإلا حرم ( قوله فلا يحرم سماعه ) أي الصوت
(Keterangan ‘Tidak masuk bagian aurat adalah suara wanita’) seperti halnya suara Amrod (pemuda tampan tanpa jenggot) maka halal mendengarkannya selagi :
1. Tidak menimbulkan fitnah
2.Tidak merasa nikmat dengan suara tersebut,
Namun bila mengakibatkan dua hal diatas hukum mendengarkan suara wanita adalah haram. (I’aanah at-Thoolibiin III/260).
Wallaahu A'lamu Bis Showaab.
Pertanyaan :
Hukum baca al qur.an d hp gmn ya ?? Klo dia gx berwudhu
Jawaban
Gak boleh. Kalau cuma bawa hp gpp. Tpi kalau baca tetep harus punya wudlu
Sebaiknya kalo membaca al qur'an itu dalam keadaan suci...
Tapi al qur'an kan kitab suci, sebaiknya berwudhu dahulu.. itu akan lebih baik(:
Memang betul. bahwa jika kita membaca al quran tanpa wudhu itu membuat kita tdak dpat keutamaannya quran. Kesimpulannya, boleh (tapi jangan pegang mushaf) .. lebih baik dan bahkan sangat dianjutkan berwudhu dahulu.
Pertanyaan :
Di hp saya tu kan ada applikasi al-qur'an kamil..., kalo saya mau baca apakah harus berwudlu dulu, di al-qur'an dikatakan 'la yamassuhu illal mutahharuun' maksudnya yang harus suci kalo yang di pegang al-qur'an, tapi kalo hp yg ada applikasi al-qur'annya apa harus sama demikian, terus bagaimana kalo terbawa ke wc... terima kasih sebelumnya..
Jawaban
Kalau memegang tulisan alquran yang ada pada layar Hp atau PC memang tidak masalah tanpa adanya wudhu karena tulisan alquran yang ada dalam HP/PC hanya merupakan pancaran yang dihasilkan dari sinar bukan tulisan.
وَيُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّهُ لَوْ نَقَشَ الْقُرْآنَ عَلَى خَشَبَةٍ وَخَتَمَ بِهَا الْأَوْرَاقَ بِقَصْدِ الْقِرَاءَةِ وَصَارَ يَقْرَأُ يَحْرُمُ مَسُّهَا ، وَلَيْسَ مِنْ الْكِتَابَةِ مَا يُقَصُّ بِالْمِقَصِّ عَلَى صُورَةِ حُرُوفِ الْقُرْآنِ مِنْ وَرَقٍ أَوْ قُمَاشٍ فَلَا يَحْرُمُ مَسُّهُ ا هـ قَوْلُ الْمَتْنِ
[ Tuhfah Almuhtaaj II/132 ].
Sanggahan :
ceritanya, saya lagi menjalani kodhil hajeh / buang air besar, dn hp saya, nada deringnya surat ya sin, tiba2 lg enak2 nongkrong ada bel, secra otomatis hp psti bunyi, dn gmna menurut pendapat klian semua ??
Jawaban sanggahan :
Menurut Sayyid Almaliki sebenarnya penggunaan nada dering memakai ayat quran tidak diperkenankan karena bisa menimbulakan unsur IHAANAH (penghinaan) pada quran, belum lagi bila yang memakai nada dering tersebut tidak tahu cara pemenggalan ayat yang benar saat mengangkat telp / menerima SMS (karena seperti nada dering ayat kursi, ngga mungkin to kita selesaikan satu ayat lengkap kemudian baru terima telp) atau dikhawatirkan juga terjadi hal seperti pertanyaan Kang Mch Imbron Jb di atas,.. "Bacaan yasin berkumandang di WC".
شرح الياقوت النفيس ص 82-83حكم حمل المصحف المسجل على الأشرطة ظهر حديثا فى الأسواق أشرطة تسجيل مسجل فيها القرأن الكريم بأكملة يكون المصحف من عشرين شريطا تقريبا فهل حكم هذا المصحف كحكم المصحف المكتوب؟ الذى أرى أن التسجيل على الشريط يحصل بأحرف منقوشة تثبت على الشريط وعلى هذا فيكون له حكم المصحف وقد قامت بعض الجمعيات فى مصر بتسجيل هذا المصحف بقراآت مجودة وأصوات جميلة على أسطوانات خاصة وعلى أشرطة كاسيت وتسمى مصحفا وأعتقد أن له حكم المصحف والأحوط للمسلم أن يحتاط فإن قيل إن التسجيل هذا إنما هو الصدى وقد سجل للسماع لا للقراءة؟ إنه فعلا صدى ولكنا لو نظرنا إلى القصد من الأذان حقيقة أليس هو الإعلام؟ وقد حصل به. ولبعض الفقهاء أقوال تعبروا عن أرائهم ومفاهيمهم وليس من الضرورى قبولها كقولهم لو نظر إنسان إلى صورة امرأة فى مرأة فيجوز له النظرإليها إنما ينظر إلى الصورة فى المرأة حتى ولو كانت عارية فمثل هذا الكلام نظر ومن الصعب على النفس تقلبه
Apa yang dimaksud :
والمراد بالمصحف كل ما كتب فيه شيئ من القرأن بقصد الدراسة
Sehingga Software Al Qur'an bukan termasuk mushaf ??
Coba fahami ibaroh ما كتب sesuatu (benda apapun) yang ditulis padanya tulisan al-quran. Seandainya ada orang yg mampu menulis al quran di air,itupun sama harus punya wudu memegangnya apabila di tulis dg niat dirosah. Jadi kita jangan mempermasalahkan alat media nya tapi tulisan al-quran nya
Sebenarnya apa yang dinamakan mushaf mbah brojol ? Pertanyaan itu dijawab oleh Imam Nawawi Banten :
ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ، ﺻـ32 ،
ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﺎﻟﻤﺼﺤﻒ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻛﺘﺐ ﻓﻴﻪ ﺷﻴﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﺑﻘﺼﺪ ﺍﻟﺪﺭﺍﺳﺔ ﻛﻠﻮﺡ ﺍﻭ ﻋﻤﻮﺩ ﺍﻭ ﺟﺪﺍﺭ ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺷﻴﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻟﻠﺪﺭﺍﺳﺔ ﺍﻫـ
Berarti kalau demikian teks qur`an yg ada di Hp, PC, dsb. Itu termasuk mushaf karena itu dipasang untuk dibaca bukan untuk pajangan ?
Saya menjawab : Tidak demikian, karena sebuah tulisan untuk bisa melahirkansebuah kategori haruslah melewati beberapa kriteria, sehingga secara definisi tulisan itu benar2 menjadi bagian dari kategori tersebut.
ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺒﺠﻴﺮﻣﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﺝ 10 ﺹ 479 :
ﻭَﻗَﻮْﻟُﻪُ" ﻛِﺘَﺎﺑَﺔً " ﻭَﺿَﺎﺑِﻂُ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘُﻮﺏِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻛُﻞُّ ﻣَﺎ ﺛَﺒَﺖَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﺨَﻂُّ ﻛَﺮَﻕٍّ ﻭَﺛَﻮْﺏٍ ﺳَﻮَﺍﺀٌ ﻛَﺘَﺐَ ﺑِﺤِﺒْﺮٍ ﺃَﻭْ ﻧَﺤْﻮِﻩِ ﻭَﻧَﻘَﺮَ ﺻُﻮَﺭَ ﺍﻟْﺄَﺣْﺮُﻑِ ﻓِﻲ ﺣَﺠَﺮٍ ﺃَﻭْ ﺧَﺸَﺐٍ ﺃَﻭْ ﺧَﻄَّﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ، ﻓَﻠَﻮْ ﺭَﺳَﻢَ ﺻُﻮﺭَﺗَﻬَﺎ ﻓِﻲ ﻫَﻮَﺍﺀٍ ﺃَﻭْ ﻣَﺎﺀٍ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻛِﺘَﺎﺑَﺔً ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺬْﻫَﺐِ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻟَﻪُ ﺍﻟﺰِّﻳَﺎﺩِﻱُّ .
kesimpulan akhir dari masalah ini adalah: aplikasi al-Qur'an untuk hp/komputer, bukan merupakan mushaf tetapi dihukumi sebagai mushaf (wajib suci ketika memegangnya).
Memang demikian keputusan yang lebih bijak dalam menyikapi permasalahan ini, karena bagaimanapun juga teks qur`aniy yang tertampil di layar itu tidak masuk dalam kategori "kitabah". Namun LBM juga tidak mau sembrono dan tetap memuliakan al-Qur`an dg cara membuat sebuah opsi bahwa ketika teks itu ditampilkan maka harus dihormati. Namun kenyataan ini bukan berarti lantas menamakan hp atau cd itu sebagai mushaf. Oleh karenanya para musyawirin menjadikan 'ibaroh Yaqut al-Nafis karya Habib Muhammad asy-Syathiri sebagai pijakan dalam opsi ini.
Mungkin yg benar adalah, ketika hp itu dihidupkan dan ditampilkan teks qur`ani tersebut maka tidak diperbolehkan membawanya ke tempat yang tidak terhormat.
Kalau hp-nya mati (teksnya tidak tertampil / file qur`an itu tidak di buka) maka membawa hp itu ke mana aja boleh karena gak ada hal yg perlu dihormati dalam keadaan seperti itu.
Hukumnya khilaf, sebagaimana rumusan hasil diskusi di Group FK :
Software dan aplikasi aur'an, apakah dihukumi sama seperti mushaf al qur'an?
Apakah Software dan aplikasi qur'an yang ada dikomputer, laptop atau hape dihukumi seperti al-qur'an sehingga kalau memegangnya harus suci dari hadats?
( Dari : El Muhdy, Ahmed Machfudh, Muhammad Afif Al-habsyi dan Je M'appelle Aniez )
Berdasarkan hasil keputusan kajian bahtsul masa'il dan fatwa ulama' kontemporer, Software dan aplikasi Al Qur'an yang ada didalam komputer atau hape tidak dikategorikan mushaf, karena tulisan yang berupa ayat-ayat al qur'an yang nampak pada layar adalah pancaran sinar yang sifatnya tidak tetap, bisa nampak dan hilang, sementara kriteria sesuatu benda dihukumi mushaf apabila tulisan yang ada disitu tujuannya untuk dirasah (belajar) dan berbentuk tulisan yang sifatnya tetap, selain itu pada umumnya komputer, laptop atau hape berisi bermacam-macam file, sedangkan software atau aplikasi qur'an filenya tidak terlalu besar, jadi software atau aplikasi tersebut hanyalah bagian kecil dari file-file, software-software dan aplikasi yang ada pada komputer, laptop atau hape.
Pendapat berbeda dikemukakan oleh Syekh Ahmad Asy-Syatiri dalam kitab beliau "Syarah Al-Yaqutun Nafis", dalam pembahasan hukum membawa kaset yang berisi rekaman bacaan al qur'an beliau menyatakanbahwa kaset tersebut dihukumi seperti mushaf al qur'an, alasannya meskipun itu hanya berisi suara yang tujuannya untuk didengar, bukan untuk dibaca tapi intinya sama dengan al qur'an, dan menurut beliau pendapat ini adalah pendapat yang ahwath (lebih berhgati-hati) Pemahaman yang diambil dari keterangan beliau, jika kaset yang hanya berisi bacaan al qur'an saja dihukumi mushaf apalagi software atau aplikasi yang ada tulisannya dan memang ditujukan untuk dibaca.
Kesimpulannya, berdasarkan keputusan bahtsul masa'il software dan aplikasi qur'an tidak dihukumi mushaf, sedangkan menurut Syekh Ahmad Syathiri dihukumi mushaf. Jadi apabila kita mengikuti pendapat yang menyatakan bahwa software dan aplikasi tersebut tidak dihukumi mushaf maka bagi orang yang sedang berhadats diperbolehkan memegang dan membawa laptop atau hape yang sudah diinstal software atau aplikasi qur'an didalamnya tanpa diharuskan wudhu atau mandi besar terlebih dahulu.
( Dijawab oleh : Danial Al Marqo, Mazz Rofii, Muhammad FatkhuroziRozi, Muh KHolili Aby Fitry, Kudhung Kanthil Harsandi Muhammad, Siroj Munir dan Farid Muzakki )
Referensi :1. Nihayatuz Zain, Hal : 322. Al Bujairami Alal Khotib, Juz : 3 Hal : 4983. Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 1244. Al Islam Su'al Wal jawab Syarah Al Yaqutun Nafis, Hal : 82-83
Ibarot :Nihayatuz Zain, Hal : 32
ورابعها مس المصحف ولو بحائل ثخين حيث عد ماسا له عرفا والمراد بالمصحف كل ما كتب فيه شيء من القرآن بقصد الدراسة كلوح أو عمود أو جدار كتب عليه شيء من القرآن للدراسة فيحرم مسه مع الحدث حينئذ سواء
Al-Bujairamiy ‘alâ al-Khathib, Juz : 3 Hal : 498
وقوله " كتابة " وضابط المكتوب عليه كل ما ثبت عليه الخط كرق وثوب سواء كتب بحبر أو نحوه ونقر صور الأحرف في حجر أو خشب أو خطها على الأرض، فلو رسم صورتها في هواء أو ماء فليس كتابة في المذهب كما قاله الزيادي
Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 124
وليس من الكتابة ما يقص بالمقص على صورة حرف القرآن من ورق أو قماش فلا يحرم مسه، وينبغي أن يكون بحيث يعد لوحا للقرآن عرفا، فلو كبر جدا كباب عظيم فالوجه عدم حرمة مس الخالي منه عن القرآن، ويحتمل أن حمله كحمل المصحف في أمتعة
Al Islam Su'al Wal Jawab, Fatwa no. 106961
قراءة القرآن من الجوال هل يشترط لها الطهارة؟
السُّؤَالُ
يوجد في بعض الجوالات برامج للقرآن تستطيع أن تتصفح منها القرآن في أي وقت على شاشة الجوال، فهل يلزم قبل القراءة من الجوال الطهارة ؟
الْجَوَابُ
الحمد لله هذه الجوالات التي وضع فيها القرآن كتابة أو تسجيلا، لا تأخذ حكم المصحف، فيجوز لمسها من غير طهارة، ويجوز دخول الخلاء بها، وذلك لأن كتابة القرآن في الجوال ليس ككتابته في المصاحف، فهي ذبذبات تعرض ثم تزول وليست حروفا ثابتة، والجوال مشتمل على القرآن وغيره
Syarah Al Yaqutun Nafis, Hal : 82-83
حكم حمل المصحف المسجل على الأشرطة
ظهر حديثا فى الأسواق أشرطة تسجيل مسجل فيها القرآن الكريم بأكملة يكون المصحف من عشرين شريطا تقريبا فهل حكم هذا المصحف كحكم المصحف المكتوب ؟ الذي أرى أن التسجيل على الشريط يحصل بأحرف منقوشة تثبت على الشريط وعلى هذا فيكون له حكم المصحف وقد قامت بعض الجمعيات فى مصر بتسجيل هذا المصحف بقرآات مجودة وأصوات جميلة علي أسطوانات خاصة وعلى أشرطة كاسيت وتسمى مصحفا وأعتقد أن له حكم المصحف والأحوط للمسلم أن يحتاط فإن قيل إن التسجيل هذا إنما هو الصدى وقد سجل للسماع لا للقراءة ؟ إنه فعلا صدى ولكنا لو نظرنا الى القصد من الأذان حقيقة أليس هو الإعلام ؟ وقد حصل به ؟ ولبعض الفقهاء أقوال تعبروا عن أرائهم ومفاهيمهم وليس من الضرورى قبولها كقولهم لو نظر إنسان الى صورة امرأة فى مرآة فيجوز له النظر اليها إنما ينظر الى الصورة فى المرآة حتى ولو كانت عارية فمثل هذا الكلام نظر ومن الصعب على النفس تقلبه
hukum membaca Qur’an di handphone tanpa berwudhu. bagaimana kah hukumnya membaca quran tanpa berwudhu sebelumnya, dan juga membaca quran melalui aplikasi di handphone yang saat ini sudah banyak dimiliki di setiap gadget, apakah boleh membacanya masih dengan kondisi berhadats kecil?
Mari kita simak bersama pembahasannya berikut:
Jika telah memiliki hafalan quran, orang yang berhadats kecil masih boleh membaca quran tanpa menyentuh mushaf. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari Ali Radhiyallahu 'Anhu:
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﺨَﻠَﺎﺀَ ﻓَﻴَﻘْﻀِﻲ ﺍﻟْﺤَﺎﺟَﺔَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻓَﻴَﺄْﻛُﻞُ ﻣَﻌَﻨَﺎ ﺍﻟْﺨُﺒْﺰَ ﻭَﺍﻟﻠَّﺤْﻢَ ﻭَﻳَﻘْﺮَﺃُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺤْﺠُﺒُﻪُ ﻭَﺭُﺑَّﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﻳَﺤْﺠُﺰُﻩُ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺷَﻲْﺀٌ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﺠَﻨَﺎﺑَﺔُ
“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam masuk ke kamar kecil lalu menyelesaikan hajatnya. Kemudian beliau keluar dan makan roti dan daging besama kami, beliau juga membaca Al-Qur'an. Tidak ada yang menghalanginya Shallallahu 'Alaihi Wasallam –boleh jadi berkata: tidak menghalanginya- dari membaca Al-Qur'an kecuali junub.” (HR. Ibnu Majah)
Sementara jika membaca quran sambil menyentuh mushaf, para ulama berbeda pendapat. Ada yang membolehkannya, ada juga yang mensyaratkan harus terbebas dari hadats besar dan hadats kecil.
Yakni sesuai dengan ayat al quran: "Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?" (QS. Al-Waqi'ah: 77-81)
Selain itu terdapat hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Tidak boleh menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci." Hadits ini lemah secara sanad, namun para sahabat Nabi memberikan fatwa demikian sebagai penghormatan terhadap Al-Qur'an dan bukti bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah.
Lalu bagaimana jika membaca quran dengan menggunakan tablet atau handphone? Perlukah berwudhu sebelumnya?
Sahabat Ummi, Hp dan peralatan semisalnya yang di dalamnya direkam Al-Qur’an tidak seperti hukumnya mushaf. Karena huruf Al-Qur’an yang terdapat di peralatan ini berbeda dengan keberadaan huruf di mushaf.
Maka sifat yang dibacanya tidak ada, yang ada adalah sifat gelombang yang terdiri dari huruf dengan gambarnya ketika diminta, barulah akan terlihat di layar dan akan hilang ketika dipindah ke yang lainnya.
Maka dari itu, pendapat yang paling kuat adalah dibolehkan menyentuh hp atau kaset yang di dalamnya ada rekaman dan dibolehkan membaca quran darinya, meskipun tanpa berswudhu sebelumnya.
Bacaan Al-Qur’an dari hp memudahkan bagi wanita haid, dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya. Atau di tempat yang sulit untuk berwudhu karena tidak disyaratkan bersuci dalam menyentuhnya. Wallahualam. Semoga bermanfaat.
( WG Santri Indonesia )