Senin, 10 April 2017

Kajian Safiinah An Najah BAB Membatalkan Wudhu'

Kajian Safiinah An Najah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Senin, 10 April 2017
⏰ 20:00 WIB - 23:00 WIB
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
▶ BAB : Membatalkan Wudhu'◀

Lafadz Arob

(فَصْلٌ) نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِاَرْبَعَةُ اَشْيَاء
اَلْأَوَّلُ : الْخَارِجُ مِنْ اَحَدِالسَّبِيْلَيْنِ مِنْ قُبُلٍ اَوْدُبُرٍ رِيْحٌ اَوْغَيْرُهُ اِلاَّ الْمَنِيِّ
اَلثَّانِيْ : زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ اَوْغَيْرِهِ اِلاَّ نَوْمَ قَاعدٍ مُمْكِنٍ مَقْعَدَهُ مِنَ الْأَرْضِ
اَلثَّالِثُ : اِلْتِقَاءُ بَشَرَتِيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍكَبِيْرَيْنِ اَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْرٍ حَاءِلٍ
ٍ اَلرَّابِعُ : مَسُّ قُبُلِ الْاَدَمِيِّ اَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ اَوْبُطُوْنِ الْأَصَابِعِ.

Lafadz Latin

Nawaaqidul Wudhuui Arba'atu Asyyaa-a : Al-Awwalu Al Khooriju Min Ihdassabilaini Minal Qubuli Wadduuri Riihun Aw Ghoyruhu Illal Maniyya , Ats-Tsaani Zawaalul 'Aqli Binaumin Aw Ghoyrihi Illaa Nauma Qoo'idin Mumakkanin Maq'adahu Minal Ardhi , Ats-Tsaalitsu Iltiqoou Basyarotai Rojulin Wamroatin Kabiiroini Ajnabiyyaini Min Ghoyri Haailin , Ar-Roobi'u Massu Qubulil Aadamiyyi Aw Halqoti Duburihi Bibathnil Kaffi Aw Buthuunil Ashoobi'i.

Terjemah :

Hal yang membatalkan wudhu' ada empat,  yaitu:

1⃣ Apabila keluar sesuatu dari salah satu dua lubang (kemaluan atau qubul) seperti angin dan lainnya, kecuali air mani.
2⃣ Hilang akal seperti tidur dan lain lain, kecuali tidur dalam keadaan duduk rapat bagian punggung dan pantatnya dengan tempat duduknya (sehingga yakin tidak keluar angin sewaktu tidur tersebut).
3⃣ Bersentuhan antara kulit laki–laki dengan kulit perempuan yang bukan muhram baginya dan tidak ada penghalang.
4⃣ Menyentuh kemaluan orang lain atau dirinya sendiri atau menyentuh tempat pelipis dubur (kerucut sekeliling) dengan telapak tangan atau telapak jarinya.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Kumpulan PERTANYAAN dan JAWABAN

WAG SANINDO A
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Hal yang Membatalkan Wudhu'

mengapa air mani dalam pengecualian ?

💠Air Mani (sperma) Suci Atau Najis?
Yang lebih kuat dari pendapat ulama bahwa mani adalah suci.
Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasanya 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata :

وَلَقَدْ رَأَيْتُنِى أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَرْكًا فَيُصَلِّى فِيهِ

"ٍSungguh aku dahulu menggosoknya (mengeriknya) dari baju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau shalat dengannya" (HR. Muslim)
Kalau mani itu najis maka tidak cukup hanya menggosoknya, akan tetapi harus dengan membersihkan semuanya dengan air. 
Berkata Syeikhul Islam rahimahullahu: 

الأصل وجوب تطهير الثياب من الأنجاس قليلها وكثيرها فإذا ثبت جواز حمل قليله في الصلاة ثبت ذلك في كثيره فإن القياس لا يفرق بينهما

"Pada asalnya wajib membersihkan pakaian dari semua najis sedikitnya dan banyaknya, maka apabila diperbolehkan yang sedikit di dalam shalat maka diperbolehkan juga banyaknya, karena qiyas tidak membedakan antara keduanya" (Majmu Al-Fatawa 21/589) 
Namun yang lebih utama adalah membersihkan air mani dengan air karena meski suci mani adalah sesuatu yang menjijikkan, seperti halnya dahak. 
Sebagaimana ucapan Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma: 

إِنَّمَا هُوَ بِمَنْزِلَةِ النُّخَام وَالْبُزَاقِ أَمِطْهُ عَنْكَ بِإِذْخِرَةٍ .

"Dia (mani) itu seperti dahak dan ludah, hilangkanlah dengan idzkhirah (sejenis rumput yang harum baunya)" (Dikeluarkan oleh Ad-Daruquthny di dalam As-Sunan 1/225 no:448 , cet. Mu'assasatur Risalah) 
Oleh karena itu terkadang 'Aisyah radhiyallahu 'anhaa membersihkan air mani tersebut dengan air, dari Sulaiman bin Yasaar rahimahullah beliau berkata:
 
سألت عائشة عن المني يصيب الثوب فقالت كنت أغسله من ثوب رسول الله صلى الله عليه و سلم فيخرج إلى الصلاة وأثر الغسل في ثوبه بقع الماء 

"Aku bertanya kepada 'Aisyah tentang air mani yang mengenai pakaian, maka beliau menjawab: Dahulu aku mencucinya dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau pergi shalat dan bekas cucian di pakaiannya berupa noda air" (Muttafaqun 'alaihi). 
Berkata Ibnu 'Abbaas radhiyallahu 'anhuma: 

إذا احتلمت في ثوبك فأمطه بإذخرة أو خرقة ولا تغسله إن شئت إلا أن تقذر أو تكره أن يرى في ثوبك

"Apabila kamu mimpi basah dan air mani mengenai pakaianmu maka usaplah dengan idzkhirah (sejenis rumput) atau secarik kain dan jangan dicuci kalau kamu mau, kecuali kalau kamu merasa jijik dan kamu tidak suka kalau hal itu terlihat pada pakaianmu" (Dikeluarkan oleh Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf 1/368 no: 1438)
Berkata At-Tirmidzy rahimahullahu: 

وَحَدِيثُ عَائِشَةَ أَنَّهَا غَسَلَتْ مَنِيًّا مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - لَيْسَ بِمُخَالِفٍ لِحَدِيثِ الْفَرْكِ لأَنَّهُ وَإِنْ كَانَ الْفَرْكُ يُجْزِئُ فَقَدْ يُسْتَحَبُّ لِلرَّجُلِ أَنْ لاَ يُرَى عَلَى ثَوْبِهِ أَثَرُهُ 

"Dan hadist 'Aisyah dimana beliau mencuci mani dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak bertentangan dengan hadist yang menyatakan bahwa 'Aisyah menggosok mani tersebut, karena meskipun bila digosok sudah mencukupi akan tetapi dianjurkan untuk menghilangkan bekasnya" (Sunan At-Tirmidzy 1/201-202 ) 

أما المني فإنه طاهر لا يلزم غسل ما أصابه إلا على سبيل إزالة الأثر فقط

"Adapun mani maka dia suci, tidak wajib mencuci apa yang dikenainya kecuali hanya sekedar menghilangkan bekas saja" (Majmu' Fatawa wa Rasail  11/222 no:169 )
Wallahu a'lam.

Apakah batal memegang kemaluan hewan ?

💠إعانة الطالبين ١/٦١-٦٣
.وثالثها أى و ثالث نواقض الوضوء مس فرج آدمي أو محل قطعه ولو لميت أو صغير
وخرج بآدمي فرج البهيمة إذ لا يشتهى ومن ثم جاز النظر إليه أى إلى فرج البهيمة ومحله إن لم ينظر إليه بشهوة وإلا حرم كما هو ظاهر.

Secara simplenya memegang farji atau kemaluan binatang tidak membatalkan wudhu karena farji binatang pd umumnya tdk membuat syahwat

📌 Bagaimana jika membuat syahwat?

📌 Hukum yang diterapkan pada pandangan umum manusia. Karena farji binatang tidak disyahwati untuk istimta .
Jika ada yang syahwat maka haram . Khusus bagi dia

Bagaimana sholatnya seseorang ketika tidur dalam keadaan duduk, lalu sholat dan setelahnya baru ada yang memberi tahu bahwa tidurnya tadi kentut ?

💠Menurut pendapat saya, belum ada ibarohnya
Pertama kemantaban hati kita.
Kedua Allah mema'fu perkara yang tidak kita ketahui.
Ketiga ketika kita sudah tau, baiknya kita mengulang sholat agar lebih mantab lagi.

Apakah diwajibkan membaca bacaan setelah wudhu ?

💠Setau saya itu disunnahkan karena di dlm hadits dijelaskan bahwa pada hari kiamat wajah umat Nabi Muhammad itu berkilau kilau sebab bekas air wudhu, dan dianjurkan tidak mengusapnya.

وعن أبي هريرة قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول (إن أمتي يأتون يوم القيامة غرا محجلين ، من أثر الوضوء ، فمن استطاع منكم ان يطيل غرته فليفعل) *متفق عليه ، واللفظ لمسلم.

WAG Santri Indonesia E
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

1. Ada sebagian temen  ketika wudhu bagian membasuh kaki ia berbicara.itu gmn kak?*

♻ Imam al-Buhuti Al-Hambali dalam Kasyaful Qana’ mengatakan:

ولا يسن الكلام على الوضوء، بل يكره؛ قاله جماعة، قال في الفروع: والمراد بغير ذكر الله، كما صرح به جماعة، والمراد بالكراهية ترك الأولى…مع أن ابن الجوزي وغيره لم يذكروه فيما يكره

“Tidak dianjurkan untuk berbicara ketika berwudhu, bahkan dimakruhkan. Ini adalah pendapat sekelompok ulama. Maksud makruhnya berbicara di sini adalah berbicara yang isinya bukan dzikir kepada Allah, sebagaimana keterangan sekelompok ulama. Dan makna makruh dalam masalah ini adalah: kurang afdhal…

Sementara itu, Ibnul Jauzi dan beberapa ulama lainnya, menganggap berbicara ketika wudhu sebagai perbuatan yang tidak dimakruhkan. (Lihat  Kasyaful Qana’, 1:103)

♻ Namun perlu diketahui bahwa tidak ada satupun ulama yang mengharamkan berbicara ketika wudhu.

ولم يحرم الحديث أثناء الوضوء أحد، فهو جائز مع الكراهة وتركه أولى

“Tidak ada satupun ulama yang mengharamkan berbicara ketika wudhu. Karena itu, berbicara pada saat wudhu dibolehkan, hanya saja hukumnya makruh, kurang utama.”

(Fatawa Syabakah, no. 14793)

2. Maaf utk point nomor satu itu kok keluarnya air mani tidak membatalkan wudhu?

♻ Tidak membatalkan wudu tapi wajib mandi besar,,tidak membatalkan wudu dikarenakan air mani itu suci..

(التقريرات االسديدة في المسائل المفيدة ص 115-116)

المني يوجب الغسل ولا ينقض الوضوء وهو طاهر

(Mani mewajibkan mandi dan tidak membatalkan wudlu dan dia suci)

♻ Dalam kitab Kasyifatus saja disebutkan bahwa :

👉 Secara khusus tidak membatalkan krn ia  mewajibkan hal yg lbh besar yaitu mandi hadats atau wajib...

👉 Namun secara umum merupakan hal mewajibkan wudlu..krn termasuk  keluar dr anu 👇

(كاشفة السجا شرح سفينة النجا)
(إلا المني) أي الموجب للغسل فلا نقض به كأن أمني بمجرد نظره وهو التأمل برؤية العين لأنه أوجب أعظم الأمرين وهو الغسل بخصوص كونه منياً فلا يوجب أدونهما وهو الوضوء بعموم كونه خارجاً.

NB:
Memang kitab satau dengan kitab yg lainy berbeda...dan setiap kitab ada tujuanya👇

Dalam (Mukhtashor Fikhil Islami)  disebutkan semua hal yg menyebabkan mandi wajib adalah pembatal wudlu...

3. Mau nanya nomor 3 boleh, yang kategori mahrom itu siapa saja ? Apa suami/istri termasuk mahrom ?

♻ Mahram itu semua orang yg haram dinikahi, saudara, bapak, paman, dll

4. Lha kalo yg ini kak..ada nenek yg cara wudhunya salah kaprah.ketika dibenarkan beliaunya malah menyalah yg membenarkan.beliau mengatakan orang terdahulu mengajarinya spt itu..

♻ Kewajiban kita hanya menyampaikan dan mengingatkan.

♻ Istilahnya kita hanya bs membatu hidayatul irsyad sedangkan hidayatut taufiq sepenuhnya milik Allah SWT...akan diberikan kepada hamba yang Dia kehendaki.

So jika dia tidak menerima nasehat kita sedangkan dia masih sehat akal pikiran...fahisabuhy alallahu,  maka urusanya dengan Allah SWT.

📚 Referensi :

📕 Taqrirus Sadidah 115-156
📙 Fatawa Syabakah, no 14793
📒 Kasyifatus Saja
📘 Mukhtasharu Fiqhil Islami

WAG SANINDO K

Ini mbak / kang / neng ..nomor 1 bisaa lebih dii jelaska lagii ?

Keluarnya sesuatu dr salah 1 dr 2 jalan (qubul & dubur) itu membatalkan wudhu, kcuali mani.
Mani itu gak membatalkan wudhu, karena mewajibkan perkara yg lebih besar, yaitu mandi besar 🔮

Saya ingin bertanya.. Apakah perbedaan mani,mazi,dan wadi ?

💎Mani : cairan putih, kluarnya memancar sebab syahwat, dan merasa nikmat ketika kluar dan lemas stelah kluar (Hukum nya suci, tdk membatalkan tapi mewajibkan mandi besar)
💎Madzi : cairan putih agak bening, kluar karena syahwat yg tdk memuncak (Hukum nya najis, membatalkan wudhu dan tdk mewajibkan mandi besar)
💎Wadi : cairan putih keruh sprti lendir, biasanya kluar stelah kencing sbab kecapek an jg (Hukum nya najis, membatalkan wudhu dan tdk mewajibkan mandi besar) 🔮

Saya mau tanya, tanah yang menempel ke kaki yang basah itu najis apa dima'fu? Kan ketika kita wudhu & kaki mnmpel dii tanah itu gimana?

Jika tdk yakin ada najis di tanah tersebut, maka hukum nya suci karena kembali ke hkum asli tanah 🔮

Nah kalau pegang hewan gimana..? Mislanya anjing, tp gak sengaja ?

Hukum nya tdk mmbatalkan wudhu, dan tangan qta tdk menjadi najis apabila sama sama kering nya antara anjing n tangan, jadi gk perlu mensucikan tgn sperti mensucikan najis anjing dan babi 🔮

Menyentuh kulit tp dengan kuku apakah batal wudhunya ?

Bersentuhan yg tdk menbatalkan wudhu : menyentuh kuku, rambut, gigi, kelopak mata 🔮

Assalamualaikum, Saya pernah dengar kalo sblm tidur itu di sunnah kan wudhu dulu. Itu supaya apa ya ? Kan kalo tidur wudhunya batal juga ?

Agar qta tdur dlm keadaan suci dan berjaga" boleh jadi qta meninggal ktika tdur, lebih jelas nya bisa di baca di bab adab tidur 🔮

Misal nya pas waktu ditanah harom kita melakukan thawaf.. Nah kan setahu saya pas akan memasuki jadwal waktu sholat wajib.. Itu kan shof sholatnya itu acak" an.. Maksudnya.. Cewek cowok itu campur...
Nah yg saya tanyakan.. Apabila bersentuhan kulit telapak tangan wanita dg telapak tangan laki" gimana ?
Itu pas posisi didepan atau deketnya ka'bah.. Itu jika batal kan wudhu lgi.. Nah tempat wudhunya juga jauh.. Males pergi wudhu nya.. Apa itu boleh dima'fu atau gimana atau batal sholatnya nggk sah 🙈🙈 Maaf kalo pertanyaannya bertele tele

Ketika di tanah suci, maka qta ikut cara nya madhab maliki, jadi jka qta tersentuh yg bukan mahrom tanpa sengaja, maka tdk batal wudhu nya (lebih jelasnya bisa dilihat di fiqih madhab maliki) 🔮

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

WAG Santri Indonesia G

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
PERTANYAAN
apakah murtad tidak membatalkan wudhu???
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
JAWABAN
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Murtad

Hanafiyah : Mereka berpendapat bahwa wudhu itu tidak batal disebabkan karena murtad. Walaupun murtad itu dapat menghapus semua amal keagamaan yang banyak dan menggugurkan semua perbuatan yang berbentuk pengorbanan harta dan sebagainya.

Syafi’iyah : Murtad itu tidak membatalkan wudhu bila orang itu murtad dalam keadaan sehat dari penyakit beser dan semacamnya. Sedangkan bila orang itu beser, maka wudhunya batal dengan sebab murtad, karena kesuciannya itu lemah.[19]

Melengkapi refrensi 👉 Abdurrahman Al-Jaziri, Al Fiqh ‘Ala Al Mazahib Al Arba’ah,

menurut pendapat mu’tamad dalam madzhab syafi’i
seorang yang murtad maka status tayammumnya batal seketika berbeda halnya dengan wudhu maka tidak batal wudhunya, karena kuatnya status wasilah wudhu dan lemahnya pengganti wudhu yaitu tayammum karena status tayammum ialah hanya istibahah shalat sedangkan itu sepi/tiada bila bersamaan murtad ,  bahwa tayammum tingkat keistimewannya berada di bawah wudhu, qorinah lemahnya tayammum itu batal sebab melihat air, dan tidak bisa melakukan dua fardhu sekaligus , dan tidak boleh tayammum sebelum masuknya waqtu shalat , mengenai batalnya tayammum itu berdasarkan firman allah :

 ﻭﻣﻦ ﻳﺮﺗﺪﺩ ﻣﻨﻜﻢ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻪ ﻓﻴﻤﺖ ﻭﻫﻮ ﻛﺎﻓﺮ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﺣﺒﻄﺖ ﺃﻋﻤﺎﻟﻬﻢ

barang siapa murtad diantara kamu dari agamanya ,lalu dia mati dalam kekafiran ,maka mereka itu sia-sia amalnya
( QS: Al Baqoroh :207)

kesimpulan : mengenai batalnya tayammum sebab murtad sedangkan wudhu tidak batal ialah karena lemah tayammum yang mana statusnya menjadi pengganti wudhu dan kuatnya status wudhu
wallahu a’lam (dijawab oleh : Kudung Khantil Harsandi Muhammad, Al Murtadho,Ubaid Bin Aziz Hasanan )
 referensi :

AL MAJMU’ SYARAH MUHADZAB JUZ 2 HAL 5

وَالثَّالِثُ الرِّدَّةُ (2) وَفِيهَا ثَلَاثَةُ أَوْجُهٍ أَصَحُّهَا أَنَّهَا تُبْطِلُ التَّيَمُّمَ دُونَ الْوُضُوءِ: وَالثَّانِي تُبْطِلُهُمَا وَالثَّالِثُ لَا تُبْطِلُ وَاحِدًا مِنْهُمَا حَكَاهَا الْبَنْدَنِيجِيُّ فِي آخِرِ بَابِ التَّيَمُّمِ وَآخَرُونَ وَمِمَّنْ ذَكَرَ مَسْأَلَةَ الْخُفِّ وَانْقِطَاعِ الْحَدَثِ الدَّائِمِ مِنْ النَّوَاقِضِ فِي هَذَا الْبَابِ الْمَحَامِلِيُّ فِي اللُّبَابِ وَلَعَلَّ الْأَصْحَابَ لَمْ يَذْكُرُوهُمَا هُنَا لِكَوْنِهِمَا مُوَضَّحَتَيْنِ فِي بَابَيْهِمَا: وَأَمَّا مَسْأَلَةُ الرِّدَّةِ فَالنَّقْضُ فِي الْوُضُوءِ وَجْهٌ ضَعِيفٌ لَمْ يَعْرُجُوا عَلَيْهِ هُنَا: وَقَدْ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ
بِبُطْلَانِ التَّيَمُّمِ بِالرِّدَّةِ ذَكَرَهُ فِي بَابِ التَّيَمُّمِ
* وَاحْتَجَّ لِإِبْطَالِ الْوُضُوءِ وَالتَّيَمُّمِ بِأَنَّ الطَّهَارَةَ عِبَادَةٌ لَا تَصِحُّ مَعَ الرِّدَّةِ ابْتِدَاءً فَلَا تَبْقَى مَعَهَا دَوَامًا كَالصَّلَاةِ إذَا ارْتَدَّ فِي أَثْنَائِهَا وَلِعَدَمِ الْإِبْطَالِ بِأَنَّهَا رِدَّةٌ بَعْدَ فَرَاغِ الْعِبَادَةِ فَلَمْ تُبْطِلْهَا كَالصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْهُمَا وَلِلْفَرْقِ بَيْنَ الْوُضُوءِ وَالتَّيَمُّمِ بِقُوَّةِ الوضوء  وَضَعْفِ التَّيَمُّمِ

Ta’liq majmu’  syarah muhadzab juz 2 hal 5
 (2) قال ابن كج في كتاب التيمم فرع قال الشافعي ولو تيمم ثم ارتد بطل تيممه قال وان توضأ ثم ارتد لم يبطل وضوءه قال ابن كج والجواب
* ان لافصل بينهما متى رجع عن قرب فيها وتأويل مسألة التيمم انه اقام في الردة طويلا فوجب عليه أن يحدث طلبا وتيمما مجددا لان سبيل التيمم ان يكون خلفه صلاة الفريضة ومن اصحابنا من قال بظاهر قول الشافعي وفصل بينهما بان التيمم قد اتخفضت مزيته عن مزية الوضوء الا ترى انه يبطل برؤية الماء ولا يجمع بين فرضين ولا يجوز قبل دخول الوقت اه اذرعى

Kasyifatus Sajaa hal. 38

وثانيها (الردة) ولو حكما كما لو حكى صبى الكفر فيبطل تيممه لأنه طهارة ضعيفة لأنه لاستباحة الصلاة وهى منتفية معها بخلاف الوضوء والغسل بالنسبة للسليم فلا يبطل بها ولو فى أثنائهما ولو توضأ أو اغتسل ثم ارتد فى أثنائه ثم عاد للإسلام كمله لكن يجدد النية لما بقى أما وضوء صاحب الضرورة وغسله فكالتيمم فيبطل بالردة على المعتمد

 Kifayatul Akhyar juz 1 hal. 62

واعلم أن قول الشيخ والردة يعني أن الردة تبطل التيمم وهذا هو الصحيح على المشهور وفيه مع الوضوء ثلاثة أوجه الصحيح يبطل تيممه دون وضوئه والفرق أن التيمم مبيح ولا إباحة مع الردة بخلاف الوضوء فإنه رافع فله قوة استدامة حكمه ولهذا لا يبطل غسله بالردة على المشهور وقيل هو كالوضوء والله أعلم

 al mughni ibnu qudamah juz 1 hal 168

 ﻣﺴﺄﻟﺔ ( ﻗﺎﻝ )ﻭﺍﻻﺭﺗﺪﺍﺩ ﻋﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ( ﻭﺟﻤﻠﺔ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﺩﺓ ﺗﻨﻘﺾ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻭﺗﺒﻄﻞ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻭﻫﺬﺍ ﻗﻮﻝ ﺍﻷﻭﺯﺍﻋﻲ ﻭﺃﺑﻲ ﺛﻮﺭ، ﻭﻫﻲ ﺍﻻﺗﻴﺎﻥ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺮﺝ ﺑﻪ ﻋﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺇﻣﺎ ﻧﻄﻘﺎ ﺃﻭ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﺍ ﺃﻭ ﺷﻜﺎ ﻳﻨﻘﻞ ﻋﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ، ﻓﻤﺘﻰ ﻋﺎﻭﺩ ﺍﺳﻼﻣﻪ ﻭﺭﺟﻊ ﺇﻟﻰ ﺩﻳﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﻮﺿﺄ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺘﻮﺿﺌﺎ ﻗﺒﻞ ﺭﺩﺗﻪ، ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻭﻣﺎﻟﻚ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻻ ﻳﺒﻄﻞ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﻟﻠﺸﺎﻓﻌﻲ ﻓﻲ ﺑﻄﻼﻥ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﺑﻪ ﻗﻮﻻﻥ ﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ )ﻭﻣﻦ ﻳﺮﺗﺪﺩ ﻣﻨﻜﻢ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻪ ﻓﻴﻤﺖ ﻭﻫﻮ ﻛﺎﻓﺮ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﺣﺒﻄﺖ ﺃﻋﻤﺎﻟﻬﻢ( ﻓﺸﺮﻁ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻭﻷﻧﻬﺎ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻓﻼ ﺗﺒﻄﻞ ﺑﺎﻟﺮﺩﺓ ﻛﺎﻟﻐﺴﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺎﺑﺔ . ﻭﻟﻨﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ )ﻟﺌﻦ ﺃﺷﺮﻛﺖ ﻟﻴﺤﺒﻄﻦ ﻋﻤﻠﻚ ( ﻭﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻋﻤﻞ ﻭﻫﻲ ﺑﺎﻗﻴﺔ ﺣﻜﻤﺎ ﺗﺒﻄﻞ ﺑﻤﺒﻄﻼﺗﻬﺎ ﻓﻴﺠﺐ ﺃﻥ ﺗﺤﺒﻂ ﺑﺎﻟﺸﺮﻙ ﻭﻷﻧﻬﺎ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻳﻔﺴﺪﻫﺎ ﺍﻟﺤﺪﺙ ﻓﺄﻓﺴﺪﻫﺎ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻛﺎﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻭﻻﻥ ﺍﻟﺮﺩﺓ ﺣﺪﺙ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺍﻟﺤﺪﺙ ﺣﺪﺛﺎﻥ ﺣﺪﺙ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻭﺣﺪﺙ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﻭﺃﺷﺪﻫﻤﺎ ﺣﺪﺙ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻭﺇﺫﺍ ﺃﺣﺪﺙ ﻟﻢ ﺗﻘﺒﻞ ﺻﻼﺗﻪ ﺑﻐﻴﺮ ﻭﺿﻮﺀ ﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ " ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻼﺓ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺪﺙ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﻮﺿﺄ " ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻣﺎ ﺫﻛﺮﻭﻩ ﺗﻤﺴﻚ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﺍﻟﻤﻨﻄﻮﻕ ﻣﻘﺪﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻷﻧﻪ ﺷﺮﻁ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻟﺠﻤﻴﻊ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻓﻲ ﺍﻵﻳﺔ ﻭﻫﻮ ﺣﺒﻮﻁ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻭﺍﻟﺨﻠﻮﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ، ﻭﺃﻣﺎ ﻏﺴﻞ ﺍﻟﺠﻨﺎﺑﺔ ﻓﻼ ﻳﺘﺼﻮﺭ ﻓﻴﻪ ﺍﻻﺑﻄﺎﻝ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﻐﺴﻞ ﺑﺴﺒﺐ ﺟﺪﻳﺪ ﻭﺟﺒﻪ ﻭﻫﻨﺎ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﻐﺴﻞ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻨﺪ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﺳﻠﻢ ﺍﻟﻐﺴﻞ

fiqhul islam juz 1 hal 533  -  ﺍﻟﺮﺩﺓ: ﺗﺒﻄﻞ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ، ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﻟﻘﻮﺗﻪ، ﻭﺿﻌﻒ ﺑﺪﻟﻪ، ﻟﻜﻦ ﺗﺒﻄﻞ ﻧﻴﺔ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻓﻴﺠﺐ ﺗﺠﺪﻳﺪﻫﺎ، ﻭﻷﻥ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻻﺳﺘﺒﺎﺣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﻭﻫﻲ ﻣﻨﺘﻔﻴﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﺮﺩﺓ، ﻫﺬﺍ ﻭﺍﻟﺮﺩﺓ ﺗﺒﻄﻞ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﻭﻟﻮ ﺻﻮﺭﺓ ﻛﺎﻟﻮﺍﻗﻌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺒﻲ. ﻭﻻ ﻳﺒﻄﻞ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﺑﺎﻟﺮﺩﺓ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ، ﻓﻴﺼﻠﻲ ﺑﻪ ﺇﺫﺍ ﺃﺳﻠﻢ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﺤﺎﺻﻞ ﺑﺎﻟﺘﻴﻤﻢ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ، ﻭﺍﻟﻜﻔﺮ ﻻ ﻳﻨﺎﻓﻴﻬﺎ ﻛﺎﻟﻮﺿﻮﺀ، ﻭﻷﻥ ﺍﻟﺮﺩﺓ ﺗﺒﻄﻞ ﺛﻮﺍﺏ ﺍﻟﻌﻤﻞ، ﻻ ﺯﻭﺍﻝ ﺍﻟﺤﺪﺙ

 khasiyah al bujairomi ala khotib juz 1 hal 297 ( ﻭ ) ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺒﻄﻼﺕ ( ﺍﻟﺮﺩﺓ ) ﻭﺍﻟﻌﻴﺎﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻟﻘﻮﺗﻪ ﻭﺿﻌﻒ ﺑﺪﻟﻪ ، ﻟﻜﻦ ﺗﺒﻄﻞ ﻧﻴﺘﻪ ﻓﻴﺠﺐ ﺗﺠﺪﻳﺪ ﻧﻴﺔ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ

ﺍﻟﺸﺮﺡ ﻗﻮﻟﻪ : ( ﺍﻟﺮﺩﺓ ) ﻭﻟﻮ ﺻﻮﺭﺓ ﻛﺎﻟﻮﺍﻗﻌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺒﻲ ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺑﻄﻞ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﺑﺎﻟﺮﺩﺓ ﻷﻧﻪ ﻟﻼﺳﺘﺒﺎﺣﺔ ﻭﻫﻲ ﻣﻨﺘﻔﻴﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﺮﺩﺓ . ﻗﻮﻟﻪ : ( ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ) ﺃﻱ ﻭﺿﻮﺀ ﺍﻟﺴﻠﻴﻢ ﻭﻛﺬﺍ ﻏﺴﻠﻪ ، ﺃﻣﺎ ﻭﺿﻮﺀ ﻭﻏﺴﻞ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻓﻜﺎﻟﺘﻴﻤﻢ ﻓﻴﺒﻄﻼﻥ ﺑﺎﻟﺮﺩﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ . ﺍ ﻫـ . ﺯ ﻱ

PERTANYAAN
Ada sepasang suami istri selesai sholat lalu si istri mencium tangan sang suami. Yg saya tanyakan. Batalkah wudhu sang istri tersebut?

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰 JAWABAN 〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

setau q batal ya

Batal.

PERTANYAAN
Menginjak kotoran hewan apa kah trmasuk membatalkan  wudhu apa endak  kang ...
Mohon di jelasne ...?
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰 JAWABAN 〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Batalkah wudhu seseorang yang terkena kotoran hewan ?

Jawab :
Untuk menghukumi batal tidaknya wudlu’ dengan sebab terkena kotoran hewan, maka dijelaskan terlebih dahulu tentang najis tidaknya kotoran hewan tersebut sebagai berikut :
a. Hewan yang boleh dimakan dagingnya, seperti unta, sapi, kerbau, atau yang lain maka kotoran hewan tersebut tidak najis, hal tersebut berdasar pada dalil :
Dari Anas bin Malik : Sesungguhnya ada serombongan orang dari ukal (Urainah) yang datang ke Madinah, maka mereka terkena penyakit perut (mulas)
Lalu Rasulullah SAW memerintahkan untuk mencari unta yang memiliki susu , kemudian beliau memerintah mereka agar memeras (susu unta tersebut) serta meminum susu serta kencing unta tersebut (HR. Bukhari Muslim)
Imam Asy Syaukany berkata : dan sungguh hadits ini adalah dalil bahwa kencing binatang ynag dimakan dagingnya adalah suci, dan ini adalah pendapat dari Al Utroh, An Nakh’iyi, Al Auzaiy, Az Zuhry, Imam Malik, Ahmad, Muhammad, Zafar, dan sekelompok salaf serta disepakati oleh para pengikut Imam Syafi’iy diantaranya adalah Ibnu Kuzaimah, Ibnul Mundzir, Ibnu Hibbah, Al Ishthohry dan Ar Ruyany, adapun tentang unta maka sudah ada nashnya sedang yang lain yang dagingnya boleh dimakan maka diqiyaskan dengan unta. (lihat Nailul Author 1/59-60)
b. Hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya, seperti babi dan juga kototran manusia, maka ini adalah najis, hal ini berdasar pada dalil berikut :
Dari Anas dia berkata : kami tertimpa (makan) daging kel;edai yaitu pada hari khibar, maka penyeru Rasulullah menyerukan bahwa Allah dan RasulNya telah melarang kalian (makan) daging keledai, maka keledai itu sesungguhnya najis. (HR. Bukhori Muslim)
Dari keterangan hadits di atas dapatlah kita jawab pertanyaan tersebut, bahwa bila terkena kotoran hewan yang boleh dimakan dagingnya maka tidak membatalkan wudlu’, cukup dengan membersihkannya, tetapi bila terkena kotoran manusia atau hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya maka batallah wudlu’nya. (lihat Nailul Author 1/59-60,76-77)
Maroji’ :
Nailul Author 1/59-60,76-77, Nailul Author 1/59-60.

Jawaban nya tetap
Tidak batal

Yg membatalkan wudu'
Yo cuman 4 tadi yg udah diterangkan admin tadi

Selain 4 tadi tidak membatalkan wudu'

sepakat kang..
Jdi kena ktoran dinosaurus pun tetap gk membtalkan wudhu,cuma wajib mengilangkan najisnya.😂

WAG SANTRI INDONESIA J

Kalo misalkan kuku yang ter pegang apakah batal juga?

Jawab :
persentuhan laki2 dan wanita dewasa yg mmbatalkan wudhu adalah persentuhan kulit.
jadi tidak batal kalo yg di sentuh kuku.....

Itu air mani koq kecuali .... setiap kita mengeluarkan air mani kan di wajibkan mandi jinabah ....tpi di sini kenapa air mani koq tidak menjadi perkara yg membatalkan wudzu .?

Jawab :
☝. Air mani itu kan suci dan tidak membatalkan wudzu tp dwajibkan mandi wajib
#mohon koreksi jika kliru

✌ Air mani malah mewajibkan mandi mb.. Scra otomatis btal wudhu 😊

👌 Keluar mani tidak membatalkan wudu...
Insya'allah ngoten niku☺

👌☝ Kalau pas duduk2 tiba2 keluar air mani tp dngan sarat tetap dalam kondisi sadar itu masih trgolong tidak membatalkan wudhu tp harus mandi wajib
Dan jika pas mndi itu tidak ketut, mnyentuh kemaluan, atau tidak ada sesuatu yg keluar dari dubur atau kubul dan tidak melakukan ssuatu yg membatalkan wudhu maka orng tsb msih dlam keadan yg suci atau wudhunya tdak batal
Tetapi alangkah baiknya tetapi berwudhu untuk lebih meyakinkan dan agar tidak ragu2 jika mau sholat atau membaca al quran
#mohon koreksi jika ada yg salah

WAG santri indobesia F

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Pertanyaan :
Bagmna klaw setelah kita wudhu kita tidak dengan sengaja menginjak kotoran hewan seperti kotoran cicak atau ayam apakah itu membatalkan wudhu??

Jawab :
Tidak,jika kotoran tersebut dalam keadaan kering
karena jika kedua permukaan benda yg sling bergesekan (kulit kita dgn benda najis) dalam keadaan kering, maka tetap suci"
dan juga, terkena najis bukan hal yg membatalkan wudhu
dengan pengertian :

Hadast : perkara yg berhubungan langsunh dgn raga. Dpat membatalkan wudhu dan menjadikan hal yg harus dibersihkan.

Najis : perkara yg berasal dari benda yg mati,tdk membatalkan wudhu maupun solat. Tetapi harus dihilangkan.

Sedangkan hal hal yang membatalkan wudhu:

(فصل) والذي ينقض الوضوء ستة أشياء ما خرج من السبيلين والنوم على غير هيئة المتمكن وزوال العقل بسكر أو مرض ولمس الرجل المرأة الأجنبية من غير حائل ومس فرج الآدمي بباطن الكف ومس حلقة دبره على الجديد.

Artinya:
Perkara yang membatalkan wudhu ada 6 (enam): sesuatu yang keluar dari dua jalan (depan belakang), tidur dalam keadaan tidak tetap, hilang akal karena mabuk atau sakit, sentuhan laki-laki pada wanita bukan mahram tanpa penghalang, menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan bagian dalam, menyentuh kawasan sekitar anus (dubur) menurut qaul jadid.[1]
Kitab Fathul qorib    
                  
Pertanyaan :
Point ke dua tentang Hilang akal seperti tidur dan lain lain, kecuali tidur dalam keadaan duduk rapat bagian punggung dan pantatnya dengan tempat duduknya (sehingga yakin tidak keluar angin sewaktu tidur tersebut).Bolh dijelaskan?

Jawab :
Hilangnya akal (kesadaran) disebabkan karena tidur atau yang lainnya, kecuali tidurnya seseorang dalam posisi duduk, yang menetapkan tempat duduknya di bumi.
Seorang yang kesadarannya hilang dengan sebab apapun (tidur, pingsan, gila dll) maka menyebabkan batal wudhunya.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْعَيْنَانِ وِكَاءُ السَّهِ فَمَنْ نَامَ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Kedua mata adalah pengikat lubang anus. Barangsiapa yang tidur maka hendaknya ia berwudhu.”

Artinya kesadaran adalah pengikat atau kunci dubur. Ketika seorang dalam keadaan sadar maka ia bisa menahan atau mengeluarkan segala sesuatu yang akan keluar dari dubur. Sehingga ketika tidak dalam keadaan sadar lubang anus tidak terkunci. Hal inilah yang membatalkan wudhu.
Tetapi ketika kesadaran hilang disebabkan tidur dengan menempelkan pantat ke tempat duduk (seperti tidur dengan duduk bersila) maka wudhunya tidak batal.

Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari sahabat Anasradhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

كَانَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَنَامُوْنَ ثُمَّ يُصَلُّوْنَ وَ لَا يَتَوَضَّؤُوْنَ

“Sahabat-sahabat Rasulullah mereka tertidur kemudian mereka sholat tanpa berwudhu lagi.”

Dalam riwayat lain disebutkan:

يَنَامُوْنَ حَتَّى تَخْفِقُ رُؤُوْسُهُمُ الْأَرْضَ

“Mereka tertidur sehingga kepala mereka mengangguk-anggukan ke bumi.”

Kesimpulan

Tidur yang tidak membatalkan wudhu adalah tidur yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

🔸a. Menempelkan pantatnya ke tempat duduknya sekiranya tidak mungkin keluar angin ketika tidur.
🔸b. Tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus (ukuran orang pada umumnya).
🔸c. Bangun dari tidur masih dalam keadaan duduk pertama kali tidur. Jika keadaan tidurnya berubah maka wudhunya batal.
Jika bangun tidur kemudian bergoyang duduknya yang menyebabkan pantatnya terangkat maka wudhunya tidak batal, tetapi jika sebaliknya (bergoyang duduknya sehingga pantatnya terangkat kemudian baru bangun ) maka wudhunya batal.

Pertanyaan :
dalam hadist yang diriwayatkan oleh Tarmidzi  Rasulullah saw bersabda “Tidaklah batal wudhu seseorang kecuali keluar suara atau bau (dari aurat belakan) (HR at-Tirmidzi).

Yang jadi pertanyaan klaw keluar dan tak berbunyi dan tak berbau hukum nya bagaimna

Jawab :
Kalau jelas" merasa ya batal, karna  had it's itu untuk orang yang ragu" dia membuang angin atau tidak,makanya dijelaskan  sama kanjeng nabi,, intinya gak batal wudhunya kalau orang ragu" membuang angin atau tidak tersebut, selama dia tidak mencium bau atau mendengar suara

Pertantayaan :
bersentuhan kulit dengan anak kecil ( belum baligh/belum disunat) ketika sholat( sama2 lk2 ) apakah batal??? Dengan alasan dya masih membawa najis selama belum disunat??

Jawab :
>> tidak batal.
Karena :
1. Sma2 laki2
2. Najis tidak mnjdi penyebab batalnya wudhu
3. Status sunat maupun blm, asalkan sesama laki2 tdk batal.

Wallahu'alam.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

DAFTAR PERTANYAAN KELAS C

1. Pengecualian keluarnya mani dlm hal membatalkan wudhu mksdnya gimana?

>>>  Karena keluarnya air mani merupakan hadats.... bukan najis... dan cara mensuciknnya harus mandi... jinabah. tidak cukup, jk dg wudhu

Bukankah yg membatalkan wudhu itu justru hadats?

>>>  hadats besar it jg membatalkan.... tapi kn nantiny cara  mensucikanny dg mandi... tdk cukup dg wudhu

2. Apakah orang yg berhadats besar itu masih punya wudhu?, Apakah yg sudah mandi tetap wajib wudhu?

>>>  tidak... klu sudh mndi... krna mandi menghilgkn hadats kecil n besar. Karena, kalo yg besar hilang mk yg kecil ikut hilang dan Tidak wajib wudhu dengan syarat tidak melakukan hal hal yg membatalkan wudhu seperti menyentuh kemaluan atau kentut

Air mani yg membatalkan wudhu itu yg keluar dari  farji wanita setelah mandi wajib lalu msh ada sisa dri suaminya mk dia tdk wajib mandi tpi wudhu aj krna katagorinya keluarnya sesuatu dri salah satu dua jalan wallahu a'lam.

3. Saya msh punya wudhu trus krn terangsang mk keluar mani, apa daya msh punya wudhu?

>>> Wudhu msh tp tdk bisa berfungsi karna terhalang hadas besar klo sdh mndi dia tdk.btl wudunya mk tdk wajib berwudhu lagi

4. Bagian mana yg bila tersentuh dgn telapak tangan membatalkan wudhu? & Batas menyentuh kemaluan yg membatalkan wudhu, mohon penjelasan kang?

>>>  Klo kemaluan lk" ya batange kui, Klo prmpn yo kuine. Kalo farji ya bibir nya yg membatalkan wudhu
klo rambutny brarti g btal kg? Seluruh batangnya atau hnya kepalanya? Ini penting krn terkuat dgn batlnya wudhu

>>>  Gak... Seluruh batangnya dan kepalanya. Qoshobah. Alias batas penis dr ujung sampe pangkal.

5. Fungsi wudhu sblm mandi wajib itu apa ya..? Sy prnh baca keterangan sunah wudhu sblm mandi wajib mhn di jawab..

>>>  sunnah ... biar nmbh phala kang

6. Kn misalnya kita tdur nih dlm keadaan dduk seperti yg di tetapkan dsni ssdh itu sholat nah kmudian stlh sholat tmenny ngingetin klo dy itu td kentut Itu bagaimana.

>>> ya berarti batal karna udah ada saksinya dia hrs percaya sma yg tdk tidur.

7. Kalo ke pegang kemaluan hewan jg batal kah?

>>>  Dalil menyentuh kemaluan membatalkan wudhu sabda nabi:

من مس فرجه فليتوضأ

Tidak batal krna di hadis yg disebut farji manusia. Tapi najis mk wajib cuci tanganya

Contoh nabi prnh di tanya tntng hukum air laut beliau jawab:

هو الطهور ماؤه الحل ميتته

8. misal kalau kita tdur, rapat bagian punggung dan pantat dg tempat duduknya, masalah kentut, gatau krn tdur dan akalnya hilang tapi... apakah masih punya wudhu?

>>> Menurut mazhab syafii selagi posisi duduknya tidak brbh tdk batal akhi

9. Batalkah wudhu jika bersentuhan dengan orang non muslim baik sesama laki-laki maupun perempuan ?

>>>  klau sesama jenis, nggak batal kang. Bersentuhan yg membatalkan wudhu itu hanya dengan lawan jenis yg sudah sama"  balig tanpa ada penghalang

10. Koq nmr 3 kalau bukan muhrim.. berarti kalau muhrim boleh y... alesan apa ya. & inih... kata temenku kalau muhrim tali istri/suaminya, batall.. tapi kalau sekandung ngga batal.. misal kakak adik bner apa gak kang?

>>>  Yg membatalkan sama" sdh balig klo blm balig tidak membatalkan. Mnrt syafii istri itu jg membatalkan krna dia asalnya bukan mahrom tp dihalalkan dengan pernikahan.

11. Bojo ne dewe ora batalne wudhu tapi megang kemaluan sendiri koq batal.. ngone dewe lo kui.. nempel..jangan2 megang pupune bojo yo ra batal.. kiro2 ngunu iso ndak tadz..

>>>  Sebab gk batalnya karna mahrom itu mas. Soalnya saudara sepupu itu kn saudara jg tapi kita bersentuhan batal karna apa sepupu itu blh dinikahi wallahu a'lam

12. Kalau pingsan, gimana?

>>>  pingsan kan akalnya hilang.. jadinya, wudhunya batal

13. Kalau menyentuh mayat lawan jenis gimana?
>>>  Walaupun mayat ttp membatalkan wudhu. Karena dia kan ttp manusia jg mk hkm menyentuhnya ttp msh berlaku

Klo ada suami jimak sm istri yg sdh meninggal ttp wajib mandi kn suami tadin krna sdh dukhul sm halnya dngn menyentuh tadi

14. Kalau kita lewat lantai yang najis, gimana?

>>>  Nggak batal. Tapi, nanti dibasuh lagi kakinya biar tdk najis

REFERENSI

نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج – (ج 1 / ص 355)

( الثَّالِثُ : الْتِقَاءُ بَشَرَتَيْ الرَّجُلِ وَالْمَرْأَةِ ) أَيْ الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَلَوْ بِلَا شَهْوَةٍ وَلَوْ مَعَ نِسْيَانٍ أَوْ إكْرَاهٍ سَوَاءٌ أَكَانَ الْعُضْوُ زَائِدًا أَمْ أَصْلِيًّا سَلِيمًا أَمْ أَشَلَّ لِقَوْلِهِ تَعَالَى { أَوْ لَامَسْتُمْ النِّسَاءَ } أَيْ لَمَسْتُمْ كَمَا قُرِئَ بِهِ وَهُوَ الْجَسُّ بِالْيَدِ كَمَا فَسَّرَهُ ابْنُ عُمَرَ لَا جَامَعْتُمْ ؛ لِأَنَّهُ خِلَافُ الظَّاهِرِ ، وَقَدْ عُطِفَ اللَّمْسُ عَلَى الْمَجِيءِ مِنْ الْغَائِطِ وَرَتَّبَ عَلَيْهِمَا الْأَمْرَ بِالتَّيَمُّمِ عِنْدَ فَقْدِ الْمَاءِ فَدَلَّ عَلَى كَوْنِهِ حَدَثًا كَالْمَجِيءِ مِنْ الْغَائِطِ ، وَالْمَعْنَى فِيهِ أَنَّهُ مَظِنَّةُ ثَوَرَانِ الشَّهْوَةِ ، وَسَوَاءٌ أَكَانَ الذَّكَرُ فَحْلًا أَمْ عِنِّينًا أَمْ مَجْبُوبًا أُمّ خَصِيًّا أَمْ مَمْسُوحًا ، وَسَوَاءٌ كَانَتْ الْأُنْثَى عَجُوزًا هِمًّا لَا تُشْتَهَى غَالِبًا أَمْ لَا ، إذْ مَا مِنْ سَاقِطَةٍ إلَّا وَلَهَا لَاقِطَةٌ ، وَسَوَاءٌ أَكَانَ اللَّمْسُ بِالْيَدِ أَمْ غَيْرِهَا . وَالْبَشَرَةُ مَا لَيْسَ بِشَعْرٍ وَلَا سِنٍّ وَلَا ظُفْرٍ ، فَشَمِلَ مَا لَوْ وَضَحَ عَظْمَ الْأُنْثَى وَلَمَسَهُ : أَيْ فَإِنَّهُ يَنْقُضُ كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى ، وَيَدُلُّ لَهُ عِبَارَةُ الْأَنْوَارِ ، وَشَمِلَ اللَّحْمُ لَحْمَ الْأَسْنَانِ وَاللِّثَةِ وَاللِّسَانِ وَبَاطِنِ الْعَيْنِ وَمَحَلَّ ذَلِكَ حَيْثُ لَا حَائِلَ وَإِلَّا فَلَا نَقْضَ وَلَوْ رَقِيقًا لَا يَمْنَعُ إدْرَاكَهَا وَخَرَجَ بِمَا ذَكَرَهُ الذَّكَرَانِ وَلَوْ أَمْرَدَ حَسَنًا وَالْأُنْثَيَانِ وَالْخُنْثَيَانِ وَالْخُنْثَى وَالذَّكَرُ أَوْ الْأُنْثَى وَالْعُضْوُ الْمُبَانُ لِانْتِفَاءِ مَظِنَّةِ الشَّهْوَةِ ، وَشَمِلَ إطْلَاقُ الْمُصَنِّفِ وَغَيْرِهِ النَّقْضَ بِلَمْسِ الْمَجُوسِيَّةِ وَالْوَثَنِيَّةِ وَالْمُرْتَدَّةِ ، وَبِهِ صَرَّحَ فِي الْأَنْوَارِ اكْتِفَاءً بِأَنَّهُ يُمْكِنُ أَنْ تَحِلَّ لَهُ فِي وَقْتٍ ، وَالْفَرْقُ بَيْنَ النَّقْضِ بِنَحْوِ الْمَجُوسِيَّةِ وَجَعْلَهَا كَالذَّكَرِ فِي جَوَازِ تَمَلُّكِ الرَّجُلِ لَهَا فِي بَابِ اللُّقَطَةِ ظَاهِرٌ ، وَهُوَ أَنَّ اللَّمْسَ أَشَدُّ تَأْثِيرًا لِإِثَارَةِ الشَّهْوَةِ حَالًا مِنْ الْمِلْكِ وَلَا يَلْزَمُ مِنْهُ اللَّمْسُ أَصْلًا ، لَا سِيَّمَا وَالْآيَةُ شَمِلَتْ ذَلِكَ كُلَّهُ ، وَشَمِلَ كَلَامُهُ وُضُوءَ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ فَيُنْتَقَضُ وُضُوءُ الْحَيِّ ( إلَّا مَحْرَمًا فِي الْأَظْهَرِ ) فَلَا يَنْقُضُ لَمْسُهَا ؛ لِأَنَّهَا لَيْسَتْ مَحَلًّا لِلشَّهْوَةِ . وَالثَّانِي يَنْقُضُ لِعُمُومِ النِّسَاءِ فِي الْآيَةِ ، وَالْأَوَّلُ اسْتَنْبَطَ مِنْهَا مَعْنًى خَصَّصَهَا .

وَالْمَحْرَمُ مَنْ حَرُمَ نِكَاحُهَا بِنَسَبٍ أَوْ رَضَاعٍ أَوْ مُصَاهَرَةٍ عَلَى التَّأْبِيدِ بِسَبَبٍ مُبَاحٍ لِحُرْمَتِهَا ، وَاحْتَرَزَ بِالتَّأْبِيدِ عَمَّنْ يَحْرُمُ جَمْعُهَا مَعَ الزَّوْجَةِ كَأُخْتِهَا ، وَبِالْمُبَاحِ عَنْ أُمِّ الْمَوْطُوءَةِ بِشُبْهَةٍ وَبِنْتِهَا فَإِنَّهُمَا يَحْرُمَانِ عَلَى التَّأْبِيدِ وَلَيْسَتَا بِمَحْرَمٍ لَهُ لِعَدَمِ إبَاحَةِ السَّبَبِ ، إذْ وَطْءُ الشُّبْهَةِ لَا يُوصَفُ بِإِبَاحَةٍ وَلَا تَحْرِيمٍ . وَلَا يَرِدُ عَلَى الضَّابِطِ زَوْجَاتُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْحَدَّ صَادِقٌ عَلَيْهِنَّ وَلَسْنَ بِمَحَارِمَ ؛ لِأَنَّ التَّحْرِيمَ لِحُرْمَتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا لِحُرْمَتِهِنَّ ، وَلَا الْمَوْطُوءَةُ فِي نَحْوِ حَيْضٍ ؛ لِأَنَّ حُرْمَتَهَا لِعَارِضٍ يَزُولُ ، وَلَوْ شَكَّ فِي الْمَحْرَمِيَّةِ لَمْ يُنْتَقَضْ ، ذَكَرَهُ الدَّارِمِيُّ عَمَلًا بِأَصْلِ بَقَاءِ الطَّهَارَةِ

( WAG Santri Indonesia )

3 komentar: