CERITA SINGKAT PAKAIAN PUTIH WALI PAIDI
Suatu ketika, ada seorang tamu yang hendak berkunjung ke rumah wali paidi,
Tamu : "Eh, wali paidi.. Kamu kenapa setiap sholat kok makai pakaian putih, lengkap dengan jubah sorbannya?"
Wali Paidi : "Aku belajar mengikuti perintahnya Kanjeng Nabi."
Tamu : "Bukankah, kita di Indonesia, harus mengikuti adat budaya setempat."
Wali Paidi : "Bukankah usai ibadah aku udah memakai pakaian sesuai adat budaya setempat."
Tamu : "Tapi kan, lebih bagus, bisa menyesuaikan, baik ibadah maupun bermasyarakat."
Wali Paidi : "Seandainya ada pakaian yang mampu mengalahkan pahala keutamaan dari pakaian putih, jubah, sorban, aku siap untuk melepaskan semua atribut ini, dan kalau bisa kasih referensi dan tendensi yang jelas, bersanad."
Tamu : "Gak tau 🥺, tapi kan kalau kamu makai pakaian seperti ini kamu di anggap asing."
Wali Paidi : "Akan ada zaman ketika melaksanakan tuntunan menjadi tontonan.. Tatkala menunaikan keta’atan kepada Allah SWT dianggap sebagai keanehan, manakala bersungguh-sungguh dalam memenuhi kewajiban agama dipandang sebagai perilaku berlebihan, dan bahkan melampaui batas. Akan datang suatu masa saat berpegang teguh kepada Dinul Islam ini dianggap ketidakwarasan. Mereka asing di mata manusia, dan manusia pun mengasingkannya. Teringatlah kita kepada sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam:
“بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ”
"Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana munculnya, Karena itu, beruntunglah orang-orang yang asing". (HR Muslim)
Jika telah tiba masanya, yang bersungguh-sungguh melaksanakan agama ini dianggap aneh. Amalan mereka tampak asing. Mereka melaksanakan amal shalih, Sunnah Rasul dan ‘ibadah berdasarkan tuntunan dari Rasulullah SAW, tapi manusia mengingkari. Orang-orang yang dianggap asing dan terasingkan itu sesungguhnya justru orang yang shalih di tengah-tengah kerusakan yang menimpa ummat. Tapi sebagian besar manusia mengingkari. Hanya sedikit sekali manusia yang mendengar kata-katanya dan mengikuti apa yang dinasehatkannya."
Tamu : "Masyaa Allah 😭"
MUTIARA NADZOM
SAYYIDI SYAIKHUNAL MUKARROM HABIBULLAH MAULANA HABIB UMAR BIN ISMA'IL BIN YAHYA PANGURAGAN - CIREBON
Laailaahaillallooh Al-Malikul Haqqul Mubin
Muhammadur Rosululloh Shodiqul Wa’dil Amiin
Gusti sinuhun nawuri sorban
Ngideri mesjid minangka hudan
Dipun beber Nyai Mas Ayu
Gandasari saking Dermayu
Duh Gusti sae temen
Sorban niki kangge sinten
Jawab Gusti sorban niki
Kangge umat Kanjeng Nabi
Umat ing kang purun sholat
Serta nurut perentah sunnat
Perentah Allah kang den pasti
Ora tinggal sampe mati
KEUTAMAAN SORBAN
عن جابر قال, قال رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم: رَكْعَتَانِ بِعَمَامةٍ خَيْرٌمِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِلاَ عِمَامَةٍ)
Dari Jabir ia berkata, Rasulullah Saw bersabda : "Shalat dua raka’at dengan memakai sorban, lebih baik/utama dari pada shalat tujuh puluh raka’at tanpa memakai sorban." HR.Ad-Dailami, lihat kitab Syarah jami’ ash-Shagir oleh Syekh al-Manawi juz 4 hadits no4468). Shalat adalah menghadap Sang Maha Raja, dan datang menghadap ke hadirat Sang Maha Raja, tanpa berhias adalah menyalahi adab! (Kitab Tanqih al-Qaul)