SHALAT DAIM
Oleh : Kiai Agus Salim AB
Shalat dalam tinjauan tasawuf ada 2 (dua) macam, yang pertama yaitu sholat yang bersifat syariat yaitu sholat lima waktu (shalat wajib dan sunnah), sedangkan yang kedua adalah sholat Daim.
Adapun daim berarti kekal atau tetap, Sholat daim berarti doa atau dzikir yang kekal dan tetap.
ٱلَّذينَ هُمْ عَلى صَلاتِهِمْ دائِمُونَ
"Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya secara terus-menerus". (Qs. al-Ma’arij ayat 23).
Ketika Ruh masih dalam kondisi yang ruhani, Sebelum diberi badan jasmani dan dibentuk oleh Allah. Pada hakekatnya Ruh sudah dibimbing agar selalu ingat (Dzikir) kepada Allah.
وَ إِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَني آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ أَشْهَدَهُمْ عَلى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قالُوا بَلى شَهِدْنا
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”." (Qs. Al-A‘raf:172).
Tidak seperti shalat lima waktu dan shalat sunah (nawafil), shalat daim tidak terikat dengan waktu, tanpa rukuk, dan tanpa sujud. Sholat Daim adalah Ibadah hati. Hatinya selalu Eling Allah (Mengingat Allah swt).
Sholat daim tersebut menurut mereka merupakan bentuk pengembaraan ahli kerohanian dalam mencari Tuhan. Untuk menemui Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Suci, dan Maha Sempurna, maka dalam pencarian itu seseorang harus suci secara lahir dan batin.
Karena itu ia harus menghidupkan hati dan perasaannya untuk selalu ingat dan berdzikir kepada Allah. Hal ini bisa dicapai dengan cara shalat daim dalam arti tasawuf, yaitu “ingat dan zikir yang terus-menerus”.
Dengan demikian shalat daim ini tidak dalam arti shalat fardhu lima waktu dan shalat sunah, melainkan lebih sesuai jika diartikan Dzikir (ingat) kepada yang terus-menerus.
Al-Qur’an menganjurkan banyak berdzikir di luar shalat. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
فَإِذا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَ ابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللهِ وَ اذْكُرُوا اللهَ كَثيراً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.al-jumuah:10)
فَإِذا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِياماً وَ قُعُوداً وَ عَلى جُنُوبِكُمْ
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah pada waktu kamu berdiri, duduk, dan berbaring." (Qs. An-Nisa’: 103)
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. adalah contoh yang sempurna, beliau menjalankan shalat lima waktu dan shalat sunnah-sunnah lainnya, tetapi beliau juga menjalankan shalat daim dalam sehari-harinya.
عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يذكر اللَّه على كل أحيانه. رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala dalam segala keadaan”. (HR. Muslim.)
Sholat Daim bisa juga disebut sebagai Dzikir Nafas, yaitu Berdzikir dengan bilangan sebanyak jumlah nafas masuk dan keluar dalam satu harinya. Dzikirnya bersifat khofi (samar) karena dilakukan dalam hati. Dalam keadaan apapun hatinya selalu ingat kepada Allah swt. Inilah dzikirnya Ahli Haqiqot Wal Ma'rifat.
Nafas itu lebih mahal dari berlian.
Setiap tarikan nafas wajib ingat (eling) kepada Tuhan.
Ada sebagian faham menyimpang yang mengartikan Sholat Daim dengan pemahaman yang salah : "Tidak perlu Sholat Lima Waktu, yang penting hatinya Eling Allah". Inilah faham sesat dan menyesatkan, serta bisa membuat orang menjadi kufur karena mengingkari salah satu rukun Islam.
Sholat Daim tidaklah menggugurkan kewajiban Sholat Lima Waktu. Bahkan Sholat Daim adalah hasil dan ruh dari Sholat Lima Waktu dan Sholat Sunnah. Tidak mungkin bisa mencapai Sholat Daim tanpa menjalankan Sholat secara syariat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saja sebagai Insan Kamil (Manusia Paripurna) tidak pernah meninggalkan Sholat secara Syariat (Sholat Fardhu dan Sholat Nawafil). Apalagi kita ? Adakah manusia yang lebih Paripurna dari beliau ???
Semoga bermanfaat bagi kita di dunia dan akhirat.
وَاللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar