Sabtu, 11 April 2020

TEMPAT TINGGAL JIN DI TUBUH KITA

TEMPAT TINGGAL JIN DI TUBUH KITA
Oleh : Kiai Agus Salim AB

Sebenarnya setan atau jin bisa tinggal di tubuh kita. Tujuan nya tidak lain adalah untuk senantiasa menggoda manusia agar menjauh dari perintah Allah SWT.

Seperti dalam penjelasan yang lain tentang Jin Qorin pendamping kita sejak lahir yang di tugaskan untuk menggoda manusia agar tersesat dan melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Sebenarnya setan atau jin itu hidup berdampingan dengan kita, tetapi manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Jin. Padahal Jin ada dimana-mana, bahkan di tubuh kita.

Berdasarkan hadits Rasulullah, ada beberapa anggota tubuh manusia yang bisa dijadikan Tempat Tinggal Jin Di Tubuh Kita. Berikut tempat tersebut:

=> Pertama
 Aliran darah

“Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam melalui peredaran darah dalam tubuhnya.” (H.R. Muslim)

Penting merutinkan diri untuk berbekam mengeluarkan darah kotor setiap bulannya, terutama yang temperamental, mudah emosional. Sebaiknya ruqyah diri sendiri setiap malam sebelum tidur dengan membaca beberapa ayat qur’an dan diniatkan untuk mengusir gangguan jin yang ada di tubuh kita.

=> Kedua
Lubang mulut

“Apabila seseorang dari kalian menguap, letakkanlah tangannya pada mulutnya (tutuplah), karena setan akan masuk bersama dengan orang yang menguap (yang mulutnya tidak ditutup)” (HR. Muslim)

Setiap akan menguap, tutuplah mulut dengan punggung tangan agar syetan tidak ikut masuk ke lubang mulut kita, demikianlah etikanya.

=> Ketiga
Kuku tangan dan kaki

“Potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang.” (HR. Ahmad)

Jadi pastikan kuku selalu dipotong maksimal dalam waktu 40 hari.

=> Keempat
Lubang hidung

“Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, hendaklah mengeluarkan air dari hidungnya (istintsar) tiga kali, karena setan itu menginap di batang hidungnya.” (H.R. Muslim).

=> Kelima
Lubang telinga

Sebagaimana diceritakan dari Abdullah bahwa di sisi Nabi bahwa ada seorang laki-laki yang selalu tidur sampai pagi tanpa mengerjakan shalat (malam). Lalu beliau bersabda, “Setan telah kencing di telinganya”. (H.R. Muslim).

Karenanya sebagai hamba Allah SWT, kita harus senantiasa meminta perlindungan dari syaitan, jin maupun iblis. Terlebih Jin akan selalu menggoda agar kita melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Semoga bermanfaat..

Sabtu, 04 April 2020

SHALAT DAIM

SHALAT DAIM
Oleh : Kiai Agus Salim AB

Shalat dalam tinjauan tasawuf ada 2 (dua) macam, yang pertama yaitu sholat yang bersifat syariat yaitu sholat lima waktu (shalat wajib dan sunnah), sedangkan yang kedua adalah sholat Daim.

Adapun daim berarti kekal atau tetap, Sholat daim berarti doa atau dzikir yang kekal dan tetap.

Sholat daim, seperti diungkapkan dalam firman Allah :

ٱلَّذينَ هُمْ عَلى صَلاتِهِمْ دائِمُونَ

"Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya secara terus-menerus". (Qs. al-Ma’arij ayat 23).

Ketika Ruh masih dalam kondisi yang ruhani, Sebelum diberi badan jasmani dan dibentuk oleh Allah. Pada hakekatnya Ruh sudah dibimbing agar selalu ingat (Dzikir) kepada Allah.

وَ إِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَني آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ أَشْهَدَهُمْ عَلى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قالُوا بَلى شَهِدْنا 

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”." (Qs. Al-A‘raf:172).

Tidak seperti shalat lima waktu dan shalat sunah (nawafil), shalat daim tidak terikat dengan waktu, tanpa rukuk, dan tanpa sujud. Sholat Daim adalah Ibadah hati. Hatinya selalu Eling Allah (Mengingat Allah swt).

Sholat daim tersebut menurut mereka merupakan bentuk pengembaraan ahli kerohanian dalam mencari Tuhan. Untuk menemui Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Suci, dan Maha Sempurna, maka dalam pencarian itu seseorang harus suci secara lahir dan batin. 

Karena itu ia harus menghidupkan hati dan perasaannya untuk selalu ingat dan berdzikir kepada Allah. Hal ini bisa dicapai dengan cara shalat daim dalam arti tasawuf, yaitu “ingat dan zikir yang terus-menerus”.

Dengan demikian shalat daim ini tidak dalam arti shalat fardhu lima waktu dan shalat sunah, melainkan lebih sesuai jika diartikan Dzikir (ingat) kepada yang terus-menerus.

Al-Qur’an menganjurkan banyak berdzikir di luar shalat. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:

فَإِذا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَ ابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللهِ وَ اذْكُرُوا اللهَ كَثيراً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.al-jumuah:10)

فَإِذا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِياماً وَ قُعُوداً وَ عَلى جُنُوبِكُمْ 

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah pada waktu kamu berdiri, duduk, dan berbaring." (Qs. An-Nisa’: 103)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. adalah contoh yang sempurna, beliau menjalankan shalat lima waktu dan shalat sunnah-sunnah lainnya, tetapi beliau juga menjalankan shalat daim dalam sehari-harinya.

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يذكر اللَّه على كل أحيانه. رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala dalam segala keadaan”. (HR. Muslim.)

Sholat Daim bisa juga disebut sebagai Dzikir Nafas, yaitu Berdzikir dengan bilangan sebanyak jumlah nafas masuk dan keluar dalam satu harinya. Dzikirnya bersifat khofi (samar) karena dilakukan dalam hati. Dalam keadaan apapun hatinya selalu ingat kepada Allah swt. Inilah dzikirnya Ahli Haqiqot Wal Ma'rifat.

Nafas itu lebih mahal dari berlian.
Setiap tarikan nafas wajib ingat (eling) kepada Tuhan.

Ada sebagian faham menyimpang yang mengartikan Sholat Daim dengan pemahaman yang salah : "Tidak perlu Sholat Lima Waktu, yang penting hatinya Eling Allah". Inilah faham sesat dan menyesatkan, serta bisa membuat orang menjadi kufur karena mengingkari salah satu rukun Islam.

Sholat Daim tidaklah menggugurkan kewajiban Sholat Lima Waktu. Bahkan Sholat Daim adalah hasil dan ruh dari Sholat Lima Waktu dan Sholat Sunnah. Tidak mungkin bisa mencapai Sholat Daim tanpa menjalankan Sholat secara syariat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saja sebagai Insan Kamil (Manusia Paripurna) tidak pernah meninggalkan Sholat secara Syariat (Sholat Fardhu dan Sholat Nawafil). Apalagi kita ? Adakah manusia yang lebih Paripurna dari beliau ???

Semoga bermanfaat bagi kita di dunia dan akhirat.

وَاللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Jumat, 03 April 2020

BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH SWT

BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH SWT

BEBERAPA AYAT ALQURAN menegaskan tentang kemestian manusia untuk berserah diri kepada Allah Swt.,

diantaranya:

وَمَنْ يَّرْغَبُ عَنْ مِّلَّةِ اِبْرٰهٖمَ اِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهٗ ۗ  وَلَقَدِ اصْطَفَيْنٰهُ فِى الدُّنْيَاۚ  وَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ

"Dan orang yang membenci agama Ibrahim, hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini. Dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh." (QS. Al-Baqarah[2]:130)

اِذْ قَالَ لَهٗ رَبُّهٗٓ اَسْلِمْۙ  قَالَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

"(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”" (QS. Al-Baqarah[2]:131)

وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ    

"Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”" (QS. Al-Baqarah[2]:132)

Ayat-ayat itu menyebutkan sikap berserah diri kepada Allah. Sehingga, kita bisa mengatakan bahwa berserah diri adalah keadaan dan tingkah yang agung. Sikap berserah diri meliputi aspek lahir dan batin. Lahirnya taat kepada Allah, dan batinnya tidak menentang-Nya.

Islam berarti ketundukan seluruh anggota tubuh, sedangkan sikap pasrah adalah ketundukan hati. Perumpamaannya, Islam adalah seperti rupa atau bentuk, sedangkan sikap pasrah adalah ruhnya. Islam adalah aspek lahir, sedangkan sikap pasrah adalah aspek batinnya.

Seorang muslim adalah yang menyerahkan dirinya kepada Allah. Lahirnya melaksanakan perintah Allah dan batinnya berserah diri pada ketentuan-Nya.

Maqam pasrah diraih ketika seorang hamba tidak menentang seluruh keputusan Allah dan berserah diri pada ketentuan-Nya. Siapa pun yang mengaku muslim, ia diniscayakan untuk berserah diri. Allah berfirman, "Katakan, "Tunjukkan buktinya jika kalian memang benar." 

Bukankah ketika Ibrahim a.s. diperintah oleh Allah untuk berserah diri, ia berkata, "Aku telah berserah diri kepada Tuhan semesta alam."

Ketika ia diikat di manjanik (ketapel besar), para malaikat berdoa untuknya, "Tuhan, kekasih-Mu tengah mendapat ujian seperti yang Engkau ketahui"

Tuhan menjawab, "Jibril, temuilah Ibrahim. Jika ia meminta tolong kepadamu, tolonglah! Namun jika tidak, biarkanlah. Aku bersamanya"

Kemudian Jibril mendatanginya dan berkata, "Ada yang kau butuhkan?"

Ibrahim menjawab, "Kepadamu, aku tidak butuh apa-apa. Aku hanya membutuhkan kepada Allah" 

"Maka, mintalah kepada-Nya!"
"Cukuplah bagiku bahwa Dia mengetahui keadaanku."

Ibrahim tidak meminta pertolongan kepada selain Allah. Perhatiannya tidak tertuju kepada selain-Nya.

la senantiasa berserah diri kepada keputusan-Nya dan merasa cukup dengan pengaturan, pemeliharaan, dan
ilmu-Nya. la mengetahui bahwa Tuhan Maha Lembut kepadanya dalam segala keadaannya. Karena itu, Allah memujinya, "Dan Ibrahim yang menepati janji."

Dia juga menyelamatkannya, "Kami katakan, Wahai api, jadilah dingin dan selamat bagi Ibrahim."

Para ulama mengatakan bahwa seandainya Allah tidak berkata, "(dan jadilah) selamat" tentu dinginnya
api akan membinasakan Ibrahim. Namun, Allah menghendaki keselamatannya sehingga api itu pun padam. Mereka juga mengatakan bahwa, sebagaimana diterangkan oleh para nabi, ketika itu semua api di Timur
dan Barat padam karena mengira Tuhan memerintah mereka semua. Dan dikisahkan bahwa api itu hanya
membakar ikatan Ibrahim.

*Perlihatkan Rasa Butuh Hanya kepada Allah*

Perhatikanlah ucapan Ibrahim a.s. ketika Jibril bertanya, "Apa yang kaubutuhkan?" 

la menjawab, "Aku tidak butuh apa-apa darimu." la tidak mengatakan, "Aku tidak punya kebutuhan." Sebab, maqam kerasulan menuntut penghambaan yang sesungguhnya. Salah satu keniscayaan dari penghambaan adalah menampakkan rasa butuh hanya kepada Allah seraya berdiri di hadapan-Nya dengan sikap papa tanpa menambatkan harapan kepada selain Dia. Karena itu, Ibrahim a.s. berkata, "Kepadamu, aku tidak butuh apa-apa."

Artinya, aku hanya butuh kepada Allah, sedangkan kepadamu, aku tidak butuh. Ucapannya itu memadukan penampakan rasa butuh kepada Allah dan sikap tidak menambatkan harapan kepada selain Dia.

Dengan demikian, keliru jika ada yang mengatakan bahwa "Seseorang belum menjadi sufi sehingga ia tidak punya kebutuhan apa-apa kepada Allah"

Pendapat itu tidaklah tepat, apalagi jika dikatakan kepada orang yang baru mencoba meneladani dan menyempurnakan suluk. Mungkin ucapan itu bisa ditafsirkan bahwa seorang sufi semestinya menyadari bahwa Allah telah memenuhi semua kebutuhannya sebelum ia diciptakan.

Karena itu, ia tidak lagi memiliki kebutuhan kepada-Nya, sebab semuanya telah ditentukan di alam azali. Meniadakan kebutuhan sama dengan meniadakan rasa butuh. Atau, ucapan itu bisa ditafsirkan bahwa seorang sufi senantiasa menuju kepada Allah, dan tidak memerhatikan kebutuhan kepada-Nya. Tentu saja berbeda antara menuju kepada Allah dan meminta kepada Allah. Atau, ucapan itu bisa berarti bahwa seorang sufi mesti berserah diri kepada Allah. la tidak lagi punya keinginan selain apa yang Allah inginkan.

Catatan Penting!
Ketika Jibril berkata kepada Ibrahim, "Adakah yang kaubutuhkan?" Ibrahim menjawab, "Kepadamu, aku tidak butuh apa-apa. Aku hanya butuh kepada Allah." 

Jibril tahu bahwa Ibrahim tidak meminta pertolongan kepadanya dan hatinya hanya tertuju kepada Allah Swt. Karena itu, ia berkata, "Mintalah kepada-Nya!"

Artinya, jika kau tidak mau meminta kepadaku karena kau tidak mau ada perantara, mintalah kepada Tuhanmu. Dibanding aku, Dia lebih dekat kepadamu.

Kemudian Ibrahim menjawab, "Cukuplah bagiku bahwa Dia mengetahui keadaanku."

Maksudnya, aku melihat Dia lebih dekat kepadaku daripada permintaanku. Aku menyadari bahwa permintaanku adalah perantara. Aku tidak mau bersandar kepada sesuatu selain Dia. Aku sadar bahwa Allah Swt. Maha Mengetahui. Karenanya, Dia tidak perlu diminta dan Dia tidak akan mengabaikanku. Aku merasa cukup dengan ilmu Allah sehingga tidak perlu meminta. Aku mengetahui bahwa Dia pasti memerhatikanku dalam setiap keadaan. Inilah wujud sikap merasa cukup kepada Allah Swt, makna sejati hasbiyallah (cukuplah Allah bagiku).

Syekh Abu al-Abbas r.a. mengomentari firman Allah, "Dan Ibrahim yang menepati janji" dengan mengatakan, "la memenuhi keniscayaan ucapan hasbiyallah"

Ulama yang lain berpendapat, "Ibrahim telah menyerahkan makanannya untuk para tamu, anaknya untuk kurban, dan tubuhnya untuk api. Karena itu, Allah memujinya dengan berkata, 'Dan Ibrahim yang menepati janji."

Kisah Ibrahim a.s. di atas mengandung penjelasan bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan petunjuk bagi orang yang mau melihat, yaitu bahwa siapa pun yang berhenti mengatur dirinya, Allah Swt akan memberikan pengaturan terbaik untuknya. 

Buktinya, ketika Ibrahim a.s. tidak ikut mengatur dan tidak memedulikan dirinya, namun menyerahkannya kepada Allah dan bersandar kepada-Nya dalam setiap urusan, ia mendapatkan keselamatan, kemuliaan, dan sanjungan sepanjang masa. Allah Swt. memerintahkan kita untuk tidak keluar dari agamanya dan memelihara sebutan (muslim) yang dikatakan dalam firman-Nya, "Ikutilah agama orangtuamu, Ibrahim. Dia telah menamaimu sebagai muslim (yang berserah diri), dahulu dan dalam Al-Quran ini."

Karena itu, setiap pengikut Ibrahim harus berhenti mengatur untuk dirinya dan tidak menentang ketentuan Allah. "Tidak ada yang membenci agama lbrahim kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri." Ajaran agama Ibrahim adalah berserah diri kepada Allah dan menerima segala ketentuan-Nya. Tegasnya, kau harus menyerahkan dirimu pada keinginan
Allah Swt.

Referensi :
- Kitab At-Tanwir fi-Isqothi At-Tadbir Syaikh Ibnu ‘Atha’illah As-Sakandary ra.

Rabu, 01 April 2020

SETAN MINTA PENSIUN

SETAN MINTA PENSIUN
Oleh : Kata-kata Mutiara

Pada suatu ketika, Malaikat menghampiri setan, dan bertanya,

Malaikat : "Kenapa kamu wahai Setan, kok murung seperti stress dan putus asa gitu, ada apa?"

Setan : "Wahai Malaikat, sampaikan kepada Tuhan, saya mau mengajukan pensiun dini untuk menggoda manusia !"

Malaikat : "Lo lah, kenapa kamu minta pensiun? padahal kamu yang meminta untuk selalu menggoda manusia sampai hari Kiamat, pie toh?"

Setan : "Wahai Malaikat.. Amit-amit sekarang kelakuan manusia sudah melebihi setan.. Saya kuatir justru saya yang tergoda oleh manusia.. Makanya saya minta pensiun dini untuk menggoda manusia."

Coba Bayangin aja nih :

- Manusia berzina, yang enak dia, yang disalahkan setan.
- Manusia korupsi yang menikmati dia, katanya digoda setan.
- Manusia selingkuh dia keenakan, katanya dipengaruhi setan.
- Manusia ke diskotik dan karaoke disana bernyanyi-nyanyi, senggol sana-sini, katanya disuruh setan.
- Manusia yang berjudi, katanya ajakan setan. Padahal setan nggak bisa gunain duit.
- Manusia berbohong karena pengaruh setan, padahal untung ruginya gak ada buat setan.

Manusia sekarang bener-bener kebangetan sekali deh.. Pokoknya saya pengen pensiun dini untuk menggoda manusia.

Saya benar-benar tobat memikirkan Manusia.. Manusia memfitnah saya terus, dasar manusia nyuebueluin.."