Minggu, 24 September 2017

Kajian Kitab Safiinah An Najah BAB: Niat

Kajian Kitab Safiinah An Najah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
BAB: Niat

Lafadz Arob

(فَصْلٌ) النِّيَةُ ثَلَاثُ دَرَجَاتٍ  : إِنْ كَانَتِ الصَّلَاةُ فَرْضًا وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ وَ التَّعْيِيْنُ وَ الْفَرْضِيَةُ وَ إِنْ كَانَتْ نَافِلَةً مُؤَقَّتَةً كَرَاتِبَةٍ اَوْ ذَاتِ سَبَبٍ وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ وَ التَّعْيِيْنُ ، وَ اِنْ كَانَتْ نَافِلَةً مُطْلَقَةً وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ فَقَطْ .
الفعل :أصلي والتعيين: ظهرا أو عصرا و الفرضية : فرضا.

Lafadz Latin

Anniyyatu Tsalaatsu Darojaatin , In Kaanatishsolaatu Fardhon Wajaba Qoshdul Fi'li Watta'yiinu Wal Fardhiyyatu , Wain Kaanat Naafilatan Muaqqotatan Aw Dzata Sababin Wajaba Qoshdul Fi'li Watta'yiinu , Wain Kaanat Naafilatan Muthlaqon Wajaba Qoshdul Fi'li Faqoth .
Al-Fi'lu Usholli , Watta'yiinu Zhuhron Aw 'Ashron , Wal Fardhiyyatu Fardhon .

Terjemahan

Niat ada 3 urutan :
1. Dalam shalat fardhu maka wajib bermaksud mengerjakan, menentukan jenis shalat dan menerangkan kefardhuannya
2. Dalam shalat sunnah yang terbatas waktu seperti shalat rawatib atau shalat sunnah yang terikat sebab maka wajib bermaksud/menyengaja mengerjakan dan menentukan shalat
3. Dalam shalat sunnah mutlak, maka hanya wajib bermaksud/menyengaja mengerjakannya (saja).
Adapun Al-Fi’lu (bermaksud/menyegaja) yaitu kalimat Ushalli (Aku shalat), dan ta’yin (menentukan jenis shalat) yaitu kalimat Dzuhur atau ‘Ashar, dan fardhiyah yaitu kalimat Fardhon.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Keterangan :

Tingkatan niat dalam shalat

Dalam shalat wajib untuk berniat. Tidak sah shalat seseorang tanpa niat. Untuk masing-masing shalat memiliki tingkatan niat yang berbeda. Adapun tingkatan niat dalam shalat dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Jika yang akan dikerjakan adalah shalat fardhu, seperti shalat wajib 5 waktu, shalat yang dinadzari, shalat fardhu kifayah, mengqodho shalat fardhu atau mengulangi shalat, maka niat yang wajib dikerjakan adalah menyengaja untuk mengerjakan shalat tersebut, menentukan shalat yang akan dikerjakan dan menggunakan lafadz fardhu.
Contoh: ketika seorang hendak melaksanakan shalat dhuhur, misalnya, maka niat yang wajib dikerjakan adalah “saya shalat fardhu dhuhu (أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِ)”. Dalam niat tersebut telah mencakup tiga hal diatas; menyengaja mengerjakan shalat yaitu pada kalimat أصلي , menentukan salat yang akan dikerjakan الظهر dan menggunakan kata fardhu فرض.

2. Jika yang akan dikerjakan adalah shalat sunnah yang memiliki waktu tertentu, seperti shalat sunnah rawatib, shalat dhuha, shalat witir dll, atau shalat sunnah yang dikerjakan karena suatu sebab, seperti shalat istisqo (shalat minta hujan), shalat gerhana dll, maka niat yang wajib dikerjakan adalah menyengaja untuk mengerjakan shalat tersebut dan menentukan shalat yang akan dikerjakan
Contoh: seorang hendak mengerjakan shalat dhuha, witir atau shalat gerhana maka niat yang wajib dikerjakan adalah “saya shalat sunnah dhuha (أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى), saya shalat sunnah witir (أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ) atau saya shalat sunnah gerhana (أُصَلِّي سُنَّةَ الْكُسُوْفِ)”.

3. Jika yang akan dikerjakan adalah shalat sunnah mutlak yaitu shalat sunnah yang tidak terikat dengan waktu dan sebab tertentu, maka niat yang wajib dikerjakan adalah menyengaja untuk mengerjakan shalat tersebut saja.
Contoh: seorang hendak mengerjakan shalat sunnah mutlak, maka niat yang harus dikerjakan adalah “saya shalat (أُصَلِّي)”.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Rekapan Pertanyaan & Jawaban
KAJIAN KITAB SAFIINAH AN NAJAH

Bab: Niat
KELAS WGSI D
==========================
01). Pertanyaan:
Kebanyakan org niat dg membaca lafad dg bhs arab spt yg diajarkan gurunya.. sedangkan dia waktu niat bersamaan takbir tdk menghayati arti niat tsb.. bolehkah kita sholat hanya membaca niat dg bahasa arab tanpa tau artinya.

Jawaban 01:
~Kalau di lisan, itu nama nya talafudz = melafadzkan. sunnah melafadzkan niat sblum takbir. adapun yg dinamakan niat, itu sdh ada dlam pembahasan kajian safinah sebelum nyapa, bahwa niat bersamaan dgn awal pekerjaan. 
~Ketika sholat, pertama ialah takbir maka niat bersamaan dgn takbir.
~Ketika wudu, awal gerakan wajib ialah basuh wajah, maka niat wudu ketika basuh wajah.

#Kesimpulan : niat itu dalam hati, niat : saya mau sholat fardu dzuhur.
trserah pke bhsa apapun, arab, inggris, jawa, sunda. asal di dalam hati n bersamaan dgn takbir.

wallohu a'lam.

Jawaban 02:
~Kalo niatnya di dalam hati yah sah" aja sholatnyaa meskipun tidak tau artinya...

02). Pertanyaan:
Kalo gk tau artinya apakah bisa dikatakan niat?

Jawaban:
~Bisa aja kang kan kalo emg kita udah niatnya itu mau sholat yah meskipun gak tau artinya yah sah sholatnya seperti misalnya kita tilawah quran meskipun gak tau artinya tetep aja kan kita dapet pahala.

03). Pertanyaan:
Apakah sah, ada makmun udah niat jadi makmuk masbuk setelah selesai iman sholat makmun masbuk tadi mau menggenapi sholat yg ketinggalan, lalu ada seseorang yg nepuk dari belakang mau jadi makmun lah, yg saya tanya kan Apakah syah niatnya yg diawal jadi makmun masbuk lalu berubah jadi iman karena di tepuk dari belakang yg mau jadi makmun?

Jawaban:
~ Yg ditepuk jangan merubah niat.. dia tetap mjd makmum dr imam pertama.. biarkan yg belakang niat jdi makmum agar mdpt pahala jamaah

~ Tapi kalo disejak awal dia niat sholat sendiri kemudian ditepuk dri belakang krna ada yg makmum.. maka ketika dia tdk merubah niat dri sholat sendiri mjd imam.. maka yg mendapat pahala jamaah hanya makmum.. tapi kalo yg ditepuk mengubah niat mjd imam.. maka keduanya mdtp pahala jamaah.

( WG SANTRI INDONESIA )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar